POISON || Sanzu x Reader

1.5K 119 21
                                    

Aku tidak begitu mengingatnya. Wanita itu beracun, aku tahu itu.

Tanpa aku sadari ternyata aku sudah terinfeksi olehnya.

Ah, sungguh luar biasa..

Ah, sungguh luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























































•••

Suara langkah kaki menggema ke seluruh penjuru ruangan. Gedung ini kosong dan sudah lama terbengkalai. Lantai yang kotor, dinding dipenuhi debu dan jaring laba-laba, kotak dan kardus berserakan dimana-mana, kursi dan meja tidak berada pada tempatnya.

Hembusan asap rokok keluar dari bibir pria berstelan jas nan rapi dengan potongan rambut tipe mullet yang berwarna merah muda.

Langkah kaki pria itu terhenti ketika telah menemukan sosok yang sedari tadi ia cari tengah duduk bersandar pada sofa kumal dengan sebuah pistol digenggaman.

Sosok itu adalah seorang wanita, berpenampilan tak kalah formalnya dengan si pria. Kemeja putih dilengkapi dasi serta bawahan rok mini lengkap dengan pantyhose dan heels penambah pemanis.

Wanita itu terlihat menyandarkan kepala pada sofa membuat surai hitam panjangnya menjuntai ke belakang. Ketika sadar seseorang sedang berdiri beberapa meter darinya, barulah ia mengangkat kepala seraya menyambut sosok itu diiringi seringaian tajam.

Sang pria tidak bergeming dan masih melanjutkan acara menghisap batangan nikotin yang terselip diantara kedua jarinya.

"Masih dengan pertanyaan yang sama? Kalau begitu jawabanku tidak berubah."

"Dan berniat untuk mengakhiri hidupmu? Menyedihkan."

Wanita itu berdecak. Ia merubah posisi lalu menyilangkan kaki.
Ruangan ini hanya diterangi oleh sinar bulan yang masuk melalui ventilasi dan jendela kaca yang sudah retak bahkan pecah.

Netra gelap si wanita memperhatikan wajah licik pria bersurai merah muda itu dengan lamat. Ia terlihat sedang berperang dengan pikirannya namun si pria hanya acuh tak acuh. Tak lama kemudian wanita itu menghela nafasnya kasar.

"Berapa bayaran yang akan aku dapatkan jika bergabung."

"Tergantung kerja kerasmu."

"Lebihkan."

"Bisa diatur. Ada lagi?"

Si wanita diam sejenak. Ia lalu berdiri dan mulai berjalan mendekati pria yang sedari tadi menjadi lawan bicaranya. Kini jarak diantara mereka berdua hanya beberapa senti.

POISON || Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang