Rumah Ujung Kematian

30 12 1
                                    

"Brakk..." 

Bunyi pintu yang terbuka dengan kencang. Pagi hari ini menjadi pagi yang mengejutkan untuk Renata. Karena ia terlambat bangung, untuk berangkat ke sekolah. Di pagi hari itu Renata langsung beranjak dari kasurnya, terburu-buru memakai seragam sekolah dan meninggalkan sarapan yang dibuat oleh ibunya. 

Di perjalanan menuju sekolah Renata bertemu teman-temannya, Tiffany, Amara, Yuna, dan Dita. Pagi itu, mereka pergi menuju sekolah bersama.

Di sela perjalanan Tiffany berbicara, "Temen-temen sebentar lagi kan hari libur, enak nya kita pergi kemana ya?."

"Wah betul juga ya, kita kan juga udah selesai ulangan, lumayan lah kita bisa pergi bareng santai...," kata Yuna.

"Bener juga sih, sekali-kali lah kita pergi untuk refreshing otak kita nih, rasanya udah mau meledak banget sama ulangan kemaren," cetus Amara. 

"Eh, kayaknya gw punya ide deh buat kita iseng-iseng main ke rumah angker, gimana?," ucap Renata

"Hah, rumah angker?! Ah itu mah udah biasa banget, udah sering gw ke rumah angker. Menurut gw biasa aja tuh ngga ada serem-serem nya." kata Dita.

"Aduh Dit, yang gw maksud tuh bukan ke rumah hantu yang bohongan gitu. Kalau itu mah gw juga biasa aja. Tapi yang gw maksud tuh, kita ke rumah angker beneran yang real, yang beneran udah ngga berpenghuni dan ngga dirawat selama bertahun-tahun," ucap Renata.

"Hah?! Lo yakin Ren?! Lu ngga salah ngomong kan?!," kata Tiffany dengan muka panik nya.

"Lo beneran yakin ren? Emang lu ngga takut kalau ada sesuatu terjadi sama kita?," ucap Yuna dengan serius, untuk memastikan hal ini.

"Aduh kalian kenapa takut banget sih, padahal kan rasanya pasti sama aja kayak yang di tempat rumah angker bohongan itu, ngga ada apa-apa juga kok," jawab Renata dengan sangat yakin.

Tiffany, Amara, Yuna, dan Dita sangat ragu untuk menyetujui ajakan dari Renata, walaupun mereka sudah pernah ke rumah angker di taman bermain, rasanya masih ragu dan aneh untuk mereka. 

"Aduh, sebenernya gw masih ragu banget nih...," kata Tiffany.

"Gw juga sama sih, tapi kalau dipikir-pikir kayaknya seru juga deh, lumayan kan bisa dapet experience baru yang menantang gitu," kata Dita.

"Kalau dipikir-pikir sih iya juga ya... Udahlah yuk kita gas aja, ulangan juga udah selesai gini kok, bisa bebas...," kata Amara.

Tetapi karena mereka ingin pergi beramai-ramai, akhirnya Tiffany, Amara, Yuna, dan Dita setuju untuk ikut ke rumah angker tersebut, bersama Renata. Sebenarnya mereka ikut hanya untuk mendapat pengalaman yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

"Kring... kring... kring...," suara alarm sekolah berbunyi.

Renata, Tiffany, Amara, Yuna, dan Dita akhirnya tiba di sekolah dengan tepat waktu. Obrolan tadi membuat mereka tidak terasa sudah melewati perjalanan ke sekolah yang cukup panjang, dan membuat percakapan itu terasa singkat. 

Suasana di kelas sangat sunyi dengan pemandangan semua siswa yang fokus terhadap penjelasan dari guru. 

"Kring... kring... kring....," suara alarm sekolah untuk memberi tanda waktu istirahat telah tiba.

Di pertengahan pelajaran tersebut bel kembali berbunyi, untuk menandakan jam istirahat untuk para siswa. Renata, Tiffany, Amara, Yuna, dan Dita bertemu kembali di kantin.

"Eh ngomongin rencana kita nih, gw kok jadi ngga sabar banget ya? Hahaha. Gw ngga sabar, excited gitu, tapi takut.... Gimana dong?," ucap Yuna dengan perasaan takut nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah Ujung KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang