CHAPTER 1

139 10 1
                                    

Thanks banget yang udah mampir kesini... Mohon bantuannya yaaa. Semoga aku bisa tamatin ini

Happy Reading guys!

•••••

"Khanza!."

Gadis yang dipanggil Khanza menoleh. Ternyata sahabatnya yang memanggil. "Apa?."

Freya memilin bibirnya sebal. "Lo gue chat ga bales, gue panggil ga denger. Napa lo?."

"Lo chat kapan? Perasaan lo ga nge-chat gue." heran Khanza.

"Malem jam 11."

"Ya gue udah tidur lah dodol!." kesal Khanza.

"Yaa lo online jam setengah 11. Gue kira masi maen hp."

"Kebanyakan baca gue, capek."

"Halah... Baca apaan. Baca novel aja." Freya memutar bola matanya.

"Ada manfaatnya tau ga baca novel?."

Freya hanya melirik. "Apaan?."

"Menghalu."

"BYEE!."

"Tunggu gue nyet!."

Dengan napas tak beraturan karena lari, Khanza masuk ke kelas 12 ips 2 dan duduk dibangkunya.

"Haah..." Khanza menghela napas lelah.

"Napa lo? Dikejar setan lo?." sembur Nisa.

Khanza menoleh. "Iya njim. Noh marah-marah gara-gara gue baca novel." adunya tak masuk akal.

Keyla yang duduk samping Nisa ikut nimbrung. "Wih jangan-jangan hantu rumah lo. Kesel kali gara-gara lo kacangin dia."

"Njir! Gue aja ga tau ada setan dirumah gue." Khanza mengipasi dirinya dengan buku. Bahkan hingga lecek saking kencangnya.

"Setannya ngumpet. Takut ketauan sama lo."

"Malu kali ya. Karena gue cantik membahana."

Puk!

"Yang ada setannya ilfeel sama lo. Lo kan gila Za." ucap Keyla sehabis memukul muka Khanza dengan bukunya.

Lalu Freya ikut nimbrung dan duduk disamping Khanza. "Lo lari kaya lomba lari estafet aja."

Khanza mengibas rambutnya bangga. "Ya mungkin gue calon lari tercepat nanti."

Nisa yang kena rambut Khanza pun memukul jidat Khanza. "Tercepat mbah mu. Lari nanti jatoh nangis lo."

Kejam.

"Hahaha." tawa Freya dan Keyla lepas sudah. Khanza diam-diam mengumpat menyebut nama binatang.

Nisa berdiri. Menarik perhatian ketiga sahabatnya.

Khanza mengangkat alis sebelah. "Mau kemana?."

"Lapangan." singkat. Sudah biasa. Karena Nisa orangnya pendiam, tapi pintar.

"Lah ngapain kelapangan?." tanya Khanza lagi.

Kini giliran Freya memukul Khanza. "Ucapara dodol, hari senin ini."

Khanza menggeram kesal. "Gua bukan samsak sialan! Heh lo bertiga!."

Tak menjawab. Itu berarti ketiga sahabatnya sudah pergi.

"GUE KUTUK LO!."

•••••

Pak Bundi yang sedang berpidato dengan lancar. Tidak mendengarkan kekesalan para murid yang kepanasan.

KINAAN [ARISTER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang