Bilik

5 2 0
                                    

Aku melihat mu dari celah bilik.
Langsung Berdetak kencang jantung ku.
Memompa darah ku menjadi merah.
Mulut ku mulai memuji matanya.

Aku mendengar mu di balik bilik.
Membuat nyaman nadi nadi ku.
Menjadi kan setiap tetes darah ku jadi uap.
Aku mulai menyanjung mulut nya.

Aku berjalan ke arah mu dari bilik.
Membalas senyum ku sambil melepas rambut mu.
Tubuhku membeku sempurna.
Aku mulai berbisik betapa indah rambut nya.

Aku duduk di samping mu.
Kamu menceritakan lelucon sambil tertawa lepas.
Mulut ku juga mulai merespon tawa mu.
Aku mulai terpikir bisakah aku memilikinya.

Aku masih duduk saat ku dengar  ada yang memanggil mu.
Kamu langsung lari ke arah suara itu.
tidak lupa melambaikan tangan sambil tersenyum padaku.
Aku mulai berpikir bisakah aku mengisi jari nya.

Hari ini kamu tak datang lagi.
Ah sialan, aku rindu mata nya.
Aku hampir lupa wajah nya.
Aku mulai mengambil pena dan kertas dan ku gambar wajahnya.

Ku putuskan aku akan mencarimu.
Aku pergi ke sungai tempatmu mencuci.
Aku menanyakan mu pada ibu tua.
Ia menjawab dengan dingin 'dia sudah dikuburkan, bukan?kamu juga tahu'.
Aku tersentak dada ku sesak kaki lemas aku tersungkur.

Aku terbangun di dalam bilik ku.
Mata ku terpejamkan aku melihat mu tersenyum.
Mata ku mencair mengingat semua tentang mu.
Aku mulai menyesal tak kusampaikan hati ku.

Hari ini aku pergi melihat mu.
Aku mendoakan kubur mu.
Air dalam mata ku mengalir lagi.
Dengan rintih aku ucapkan hati ku.
Aku mencintaimu
A..ku mencintai..mu
A..ku men..cintai..mu
A..k..u m..en..cinta..i..mu

Rezafrmnsyh.

19 juli 2021

puisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang