25 November 1998
Bocah itu berlari melintasi jalanan beraspal yang basah nan licin, dengan sekuat tenaga ia mempercepat langkah seribunya agar bisa sampai ke rumah lebih awal. Pagi ini pukul 05:35 KST ia menyempatkan diri untuk pergi ke pasar.
Membeli beberapa obat yang sangat ia perlukan untuk membantu ibunya di rumah.
Napasnya tak karuan, sesekali ia menghentikan langkahnya hanya sekadar menghirup udara sebanyak mungkin untuk amunisi melanjutkan larinya menemui sang ibu.
"Ibu!!! Ibu, Soo Min sudah membawakan ibu obat dan sarapan untuk ibu. Aku membelinya tadi di tempat yang biasanya kita kunjungi, Bu."
Ujar bocah lelaki bermata cokelat itu, tidak ia tunjukkan keadaan dirinya sedang terengah-engah untuk mengatur napasnya, ia ingin ibunya kembali sehat seperti sedia kala.
Wanita berumur empat puluh tahun itu terbaring lemah di atas ranjang yang terbuat dari kayu yang agak reyot.
Dengan kaki tanpa alas kaki, telapak kakinya yang polos itu telah tegores bersama kerasnya tanah kehidupan. Toh, ia pun tidak menghiraukannya. Yang dipikirkannya hanya ibu.
Wanita itu menoleh pelan, tersenyum ke arah Soo Min, wajah bulat dengan bibirnya yang ranum itu terlihat tak tahu apa-apa, ibunya telah menderita komplikasi.
Lebih dari dua kali penyakit yang berbeda telah dideritanya. Menghembuskan nafas terakhir merupakan bagian dari keinginan wanita itu tapi bukan berarti Soo Min harus mengetahuinya.
"Ayo, ibu! Kita makan bersama!!" Namun Soo Min tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, makanan yang ia bawa hanya untuk ibunya seorang.
Seakan hidup dan matinya bergantung pada keberadaan ibunya.
Kedua tangannya sibuk
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day With You (LEEZ)
FanfictionBeberapa kisah tentang Lee Soo Min, hidup seadanya dengan apapun yang ia miliki, siapapun yang mengenalnya pasti akan menganggap bahwa dirinya ialah orang yang bahagia.