Malam kelabu, Purnama sempurna menghiasai langit berteman titik-titik bintang.
Kedatangan malam terbilang tidak menguntungkan, sepanjang jalan ini Chanyeol belum menemukan satupun penghinapan atau bar setempat. Padahal bulan kokoh membawah rasa lelah yang kadang jarang ditemui siang hari. Karena hal tersebut Chanyeol memilih bermalam di dalam mobil saja malam ini. Akan tetapi, Baekhyun menyarankan mereka beristirahat di luar saja sambil berteman suasana malam yang jarang mereka nikmati.
Chanyeol tidak menolak usulan Baekhyun. Bermodalkan keterampilan dasar ketika sekolah Chanyeol berniat membuat api unggun. Ia mengumpulkan ranting dan batang kayu kering seukuran lengannya yang bisa ia temukan di sekitar mereka. Menyusun berdiri menjadi satu kesatuan membentuk kerucut ke atas bak gunung kayu kecil. Lupa mengambil pemantik api Chanyeol kembali ke mobilnya yang terpakir enam langkah dari letak api unggunnya. Membuka pintu mobil dan mengambil pemantik yang berada di dalam dashboard mobil. Malam kelabu tak memperjelas penglihatan Chanyeol, namun gesitnya ia bisa menemukan banyak helai rambut tercecer di atas kursi yang Baekhyun gunakan. Ia mengambil beberapa helai rambut tersebut, meraba setiap helai tipis dan memikirkan lima hari perjalanan ini tidak begitu mengherankan Baekhyun semakin memburuk.
"Chanyeol cepat!" panggilan Baekhyun yang berdiri tak jauh dari tumpukan kayunya.
"Iya, sebentar." Tidak lupa mengambil jaket kulitnya yang tertinggal dan segera ia kembali menyalakan tumpukan kayu.
Sebelum itu tak lupa Chanyeol mengumpulkan batu berukuran kepalan tangan dan menyusunnya melingkari api unggun, berjaga-jaga agar bara kayunya tak menyebar. Nyala api perlahan-lahan terlihat. Setelahnya jaket kulitnya ia letakkan di atas tanah berdekatan dengan kap mobil depan.
"Baek kesinilah, duduk di sini," kata Chanyeol.
Baekhyun menuju tempat yang Chanyeol tunjukkan. Ia sendiri masih menjaga nyala api agar tak mati. Menambahkan dedaunan kering agar mempercepat tingkat nyala api.
Begitu jangkauan api melebar sesuai keinginan, melahap dingin disekitar Chanyeol bergerak di sebelah Baekhyun. Ikut mendudukkan diri bersandar pada bagian depan mobil.
Baekhyun menatap api unggun, bibirnya sedikit pucat dan kadang matanya menutup rapat dengan kerutan di dahi lalu membukanya lebar-lebar dengan ekspresi kurang nyaman.
Chanyeol menyaksikan tindakan Baekhyun itu bertanya, "Baekhyun, ada apa?" ia menyentuh pundak Baekhyun.
"Entahlah pandanganku sedikit memburuk, kepalaku juga sakit. Ini tidak nyaman sekali." Jelasnya.
"Kemari.''
Chanyeol menggeserkan diri merapat dengan Baekhyun. Dengan satu gerakan ia mengangkat tubuh kurus Baekhyun seolah tanpa usaha berlebih dan menempatkan Baekhyun di antara kedua kakinya. Menarik Baekhyun bersandar pada dada bidangnya. Tangan kiri pria besar itu memijat-mijat pelan kepala Baekhyun. Sedangkan tangan kanannya bertautan erat-erat dengan tangan lentik Baekhyun.
"Apa begini sedikit lebih baik?" tanya Chanyeol dengan suara rendah.
Baekhyun mengangguk samar. "Mendingan." Karena pijatan tangan keras Chanyeol yang bergerak halus, Baekhyun tak bisa tak memejamkan mata menikmati perlakuan Chanyeol tersebut.
"Baekhyun," panggil Chanyeol masih mempertahankan rendah suaranya tak mengganggu ketenangan Baekhyun.
"Hm?"
"Sebenarnya, Yixing hyung pernah menghubungiku."
Tidak seperti dugaan Chanyeol bahwa Baekhyun akan memberikan respon berlebih, lelaki manis itu malah bertanya lembut.
"Apa yang dia katakan?"
"Tidak banyak, hanya beberapa tapi dia tahu kalau kau pergi denganku. Dia juga berpesan agar kau bisa baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Till The End [CHANBAEK]
FanfictionSeandainya saja mereka bisa bertemu lebih awal, mungkin rasa sakit tak akan seberapa pilunya. ▪▪▪▪▪▪ ● REBORN 2022 ● Chanbaek Fanfiction ● Original Story By @Dalbich_Dap ● RE-PUBLISH ● CERITA PENDEK ● END