Prolog

2 1 0
                                    

"Apa Ayah peduli dengan keluargamu?"

"Jaga sikapmu," jawab Hutomo secara tegas sambil menatap tajam ke arah putrinya.

"Akulah yang membesarkanmu." dia melanjutkan.

Elena sudah tidak tahan lagi, sifat Ayahnya yang selalu egois dan mementingkan diri sendiri. Salahkah jika kita membela diri dari orang tua?

Elena berteriak histeris, "Aku tidak akan membiarkan Ayah membesarkanku jika tahu sejak awal!"

"ANAK KURANG AJAR!" kata Hutomo dengan sangat marah, langsung menampar Elena.

PLAK

"Arghhh..." Elena memegangi pipinya terasa panas. Meskipun ujung bibirnya terluka, itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang dia rasakan.

"KELUAR! SEBELUM AYAH MENAMPARMU LAGI."

Elena berjalan sempoyongan sambil memegang dadanya yang terasa sesak.

Ketika potensi yang kita miliki tak sesuai dengan apa yang orang tua harapkan seringkali ucapan merekalah yang membunuh mimpi kita bahkan sebelum kita memulainya.

"Aku berhasil terbiasa melihat anak-anak bersama Ayahnya, namun aku gagal menahan rasa iri ini."

|~~~~~|

Terima kasih yang sudah mau membaca cerita ini🙏🏼

Maaf, jika ada kesalahan kata.

Jangan lupa vote ya🥺

NEXT —>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sick (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang