KEBERADAAN YANG CEPAT MEMUDAR

6 1 0
                                    

***

 

Pesan teks whatsapp

Agam                      Zia                                         
Hari ini pulang jam berapa?

Aku pulang jam 7 malem

Pulang sendiri gapapa ya? Aku ada lembur

Iya gapaa, ini juga udah pesen ojek online

            
   Jalanan yang becek sisa hujan membuat sepatu zia basah dan kotor. Zia menunggu ojek online yang ia pesan dipinggir jalan sambil melihat ke sekeliling jalanan yang masih ramai dengan kendaraan beroda 2 maupun roda 4. Tidak sampai 5 menit, ojek online yang dipesan zia pun datang.

   ‘cettek’

   Zia menghidupkan lampu ruang tengah rumahnya. Suasana hening sudah biasa zia rasakan. Terlebih karena ia hanya tinggal berdua saja dengan kakaknya yang bernama agam. Rumah yang mereka tempati sekarang adalah rumah bekas neneknya yang sudah meninggal lama, dan kakeknya sedang dirawat dirumah sakit sekitar 2 bulanan ini.

   Agam yang bekerja disalah satu perusahaan sebagai arsitek, lebih sering lembur dan jarang ada dirumah. Sedangkan zia baru saja bekerja dirumah sakit sebagai perawat. Zia baru saja pindah kerumah itu sekitar satu bulan yang lalu, berbeda dengan agam yang sudah tinggal dirumah itu sekitar satu tahun.

   Bisa dibilang sekarang zia adalah anak rantauan dari surabaya ke jakarta. Ibu zia, sartika memiliki sebuah butik disurabaya, sehingga ia bisa lebih fokus merawat kakek sua, rusman, ayah dari suaminya bernama surya.

   Setelah selesai membersihkan diri, zia berjalan menuruni tangga rumah menuju dapur. Ia melihat kedalam kulkasnya yang hanya berisi air minum dan beberapa bungkus mie instan. Dengan malas, zia mengambil 2 mie instan goreng lalu memasaknya.

   Sambil menunggu mienya matang, ia memutarkan musik dan memainkan handphonenya.

‘Kresek kresek’

   Suara itu mengalihkan perhatian zia dari handphonenya. Zia Mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan.

   “agam ih disuruh beli obat tikus juga” gumam zia.

   Lalu segera mengangkat mienya. 2 porsi mie malam itu cukup membuat zia kekenyangan. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun agam masih belum juga pulang.

   Setelah selesai makan, zia masuk kedalam kamarnya. Seperti biasa, sejak zia pindah ke rumah ini, suasana hening lebih sering zia rasakan. Pulang bekerja, makan mie instan, mengunci diri didalam kamar, dan memutar musik bervolume tinggi adalah hal yang zia lakukan setiap harinya.

   Sebagai perawat baru dirumah sakit, zia masih belum bisa beradaptasi dengan orang-orang baru. Sehingga ia selalu sendiri. Setelah memutar musik dengan volume tinggi, tiba-tiba handphonenya lowbat. Karena waktu pun sudah mulai larut, zia segera tidur.

   Tepat jam dua malam, zia terbangun karena suara ketukan pintu yang begitu keras. Tanpa pikir panjang zia langsung berjalan ke pintu depan dengan masih mengantuk. Yang ada dipikirannya adalah pasti agam baru pulang.

   Setelah pintu terbuka, terlihat agam sudah berdiri tepat didepan pintu.

   “tumben lama buka pintunya” ucapnya datar lalu masuk kedalam rumah.

   “aku udah tidur” ucap zia sambil memicingkan matanya, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

   “bikinin aku mie instan, lapar” ucap agam lalu duduk di meja makan.

   “aku ngantuk, bikin sendiri”

   “kamu nggak akan bisa tidur kalo nggak bikinin aku mie sekarang, cepet” ucap agam dengan nada biacara yang datar.

   Zia hanya menurut, karena kakaknya ini akan sangat rewel jika zia tidak menurutinya. Lalu zia segera membuat mie instan dan menghidangkannya. Setelah itu kembali ke kamar dan tertidur.

   “padahal dia juga punya kunci rumah, malah ganggu orang tidur” gumam zia sebelum tertidur.

...

   Jarum jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Setelah mandi dan siap-siap untuk berangkat kerja, zia turun ke lantai bawah menuju dapur untuk mengisi botol air minum untuk ia bawa sambil mengecek handphone yang baru ia hidupkan setelah lowbat semalam.
Satu pesan whatsapp muncul yang membuat zia mengkerutkan keningnya, pesan dari agam jam 11 malam.

   Jangan sisain makan, aku nggak pulang hari ini, nanggung.

   Zia terdiam sesaat, melihat botol minumnya yang sudah penuh terisi air. Ia mengedarkan pandangan matanya keseluruh ruangan sambil berdiri mematung.

   “gam...” teriaknya yang menggema, namun hening, tidak ada jawaban.

   Zia semakin kaget ketika melihat satu mangkuk mie instan yang ia buat semalam masih untuh diatas meja makan tanpa tersentuh sedikitpun.

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

▪︎EVANESCENT▪︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang