BAB 1. PERASAAN MENG THEBEST KAN

28 3 4
                                    

"AAISH..... udah 30 menit Gue matung disini,kalo gini caranya kapan gue nyampe kesana diliatin mulu juga ga buat gue pindah tempat.Oke-oke relaks ambil langkah pertama lu ALLETHA.HAH"teriak gagah

30 menit lagi kemudian......

Mulai terbangun dari jongkok sambil memegang pinggang nya yang encok karena kelamaan jongkok "okeeyy Alletha yang cuantikk ini gakk mau basa-basi lagi,ga akan menunda waktu.AMBIL LANGKAH PERTAMA LU ALLETHA,HAH.." re-ulang perkataannya (lah 1 jam berlalu ngapain aja mbakk)

Alletha berjalan tercacat kaki nya mengeram karena kelamaan jongkok tadi,memang salahnya ingin berlebihan bergaya dengan memakai heels tinggi dan gaun hitam sependek lutut.

Huh tak bisa membedakan style party or dirty.

"Ini nanti kgak ada yang kesereman liat gue kan,sumpah gue kayak mau ngelayat serba item tinggal ditambah payung item perfact.PERFACT APAANSIH GILA."

Jalan yang terjal serta curam membuat Alletha berfikir apakah ada orang yang mau dan betah untuk tinggal disini.bila memang ada pasti mereka sangat terpaksa untuk tinggal di sini dan sangat mendambakan tempat yang layak.

Langkah kecil Alletha tentu saja membuat ia makin tidak sampai-sampai ke tempat tujuannya.Desa terpencil di bawah kaki gunung dengan jalanan terjal nan curam membuat perjalanan Alletha semakin lama//bisa di adu dengan siput.

"My Angel save me.Wah gue MENDENGAR sebuah mukjizat"

Alletha mengambil ancang-ancang berdiri ditengah jalan, kemudian "pakkkkk....pakkkk...numpanggg naikkk mobil nya.pakkkk plisss kaki Alletha udah membuntung" meloncat dan melambaikan kedua tangan nya berharap mobil pick up itu akan berhenti.

Dan yang diharapkan pun jadi nyata, sopir mobil pick up itu membolehkan Alletha naik mobilnya.

"Gak papa ya neng naik dibelakang soalnya bini bapak galak,kalo bapak sampai desa terus bini bapak lihat Neneng duduk di depan bisa di kubur hidup-hidup saya neng" ucap sang sopir dengan lembut dalam hatinya menggigil

"Ga papa pak,saya sudah dikasih tumpang gratis aja udh seneng daripada jalan kaki kan ya pak.btw gratis kan pak hehe" Alletha mencopot heels nya dan melemparkannya ke kebelakang mobil sebelum ia naik, bentuk kekesalan pada heels nya yang membuat kaki Alletha lecet akibat berjalan di tempat terjal padahal belum jalan sampe 10 menit.

Semakin dekat dengan tujuan,semakin indah pemandangan yang terlihat.tidak seperti yang Alletha lihat sebelumnya pohon besar dan tumbuhan liar membabi buta tempat itu ternyata di buat sedemikian rupa oleh para warga hanya dengan menambah sedikit kreasi menjadikan tempat tersebut semakin indah dan menutup fakta ini adalah tempat horor.

Tetapi sepanjang jalan Alletha hanya merenung, merenungkan apa yang telah dia perbuat tadi.
" NGADANG MOBIL, TERIAK GA JELAS DAN LOMPAT-LOMPAT terus nanti apalagi. Gue curiga badan gue ditinggalin dua nyawa?? Amazing woww gue seperti bunglon bisa beradaptasi dengan lingkungan" Ngoceh lama ujung-ujungnya Diem lagi.

"Huaaaa...cukup ini yang terakhir gue kayak gitu,sumpah memalukan ngadang mobil di tengah jalan.nekat amat gue yaakk.Huaaa "

Akhirnya sampai ditempat tujuan.Alletha bergegas turun sebelum memasuki Desa karena malu bertemu dengan banyak orang yang belum ia kenal ditambah pakaian yang ia kenakan akan membuat ia terlalu menarik perhatian para warga.

"Okee Alletha yang cuantikk back to misi.tapi kenapa misi gue harus nyari ularrr segala sih,nanti kalo gue dipatok ulalarr gimana.belum juga dapat jodoh jangan kan jodoh lulus aja belum " tepplakk menepuk angin berhenti menghalu.

Setelah memasuki desa,ia sangat senang melihat interaksi warga di sana.Pohon besar dan tanaman liar jauh dari kawasan Desa ini dan udara nya begitu menyejukkan dimata Alletha kesederhanaan adalah kebahagiaan mereka,tapi di otaknya ini hanya memikirkan makanan hidung Alletha yang super tajam dan matanya gesit sekilas langsung bisa menemukan dimana letak warung berada.

"Haha" tawa nya karena merasa bangga,itulah kelebihan nya sejujurnya hanya itu yang Alletha bisa selain dari itu ya tidak ada lagi.

Alletha tancap gas duduk di warung meskipun tak begitu menyukai keramaian tapi demi makanan hanya perasaan lapar saja yg Alletha rasakan.

"Hmm.. kenapa gue merasakan hal aneh yang datang, kehadirannya benar-benar sangat kuat.Apakah dia juga mencium kehadiran gue?.."

Alletha membalikkan badan yang sedang duduk karena penasaran dengan perasaannya. benar saja perasaan ini memang men thebest kan,tau-tau saja bila ada cowok ganteng sedang lewat.Felling Hapgirl

"Dan itu nyadarin gue buat kembali ke misi,maaf buk gak jadi pesen tiba-tiba udah ngerasa kenyang aja".

Alletha tak mau menunda misi dan tak mau berlama-lama menghabiskan waktu di sini

"Baik arah mana dulu yang harus gue jelajahi,okeh di mulai dari ngintilin cowok ganteng tadi let's go".

Makin lama Alletha makin penasaran dengan nya tapi berhenti mengikuti nya dan mengarah ke sebuah rumah tua tepat seperti gudang yang agak jauh dari pemukiman.

Alletha melihat hal lain yang tak semesti dilihatnya dan membawa Alletha ke sini serta bisa mendengar bisikan ular itu memanggil Alletha.

"Walaupun gue diberi misi bukan berarti gue mau diem tanpa komplen, kenapa Bunda nyuruh gue buat lepasin ini ular yang jelas-jelas udah matok warga.Kalo dilepasin apa dia ga akan balik lagi buat mangsa warga".

Sudah terduga ular ini bukan sembarang ular biasa.

"Dasar uler cerewet banyak ngeluh,awas aja kalo udah dilepasin malah balik matok warga lagi.gue cincang kau uler kadut"protesnya.

Setelah lama mengomel dengan diri sendiri,gue baru sadar bahwa gue manusia biasa yg cuantikk dan tidak punya kekuatan.Dan bagaimana caranya masuk ke dalam gudang.

"Berhenti ngomel nah sekarang tinggal mikirin gimana caranya buat masuk ke dalam sana"mondar-mandir berharap dapat ide cemerlang.

Memang sudah seharusnya ular berbisa di letakkan di tempat yang aman dan jauh dari warga.

"Bersyukur lu ular masih bisa hidup dan tidak dibunuh oleh warga dan sebentar lagi akan bebas.Enaknya hidup seperti lu" batin Alletha

Makin lama Alletha makin merasa tempat ini suram, apakah perasaannya saja atau memang fakta bahwa Desa ini juga bukan sembarang desa biasa dan sangat kebetulan sekali kenapa mereka tak langsung membunuh ular ini.

Alletha bersembunyi di belakang pohon besar karena mengetahui kedatangan seseorang, sekelompok warga masuk ke gudang dan sialnya Alletha tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Kretek...."

Suara seseorang yang menginjak rating pohon, membuat setengah tubuh Alletha mati rasa karena terlalu fokus melihat warga yang masuk gudang.

Belum sempat Alletha menengok kebelakang untuk melihat siapa yang datang, jantung Alletha berhenti berdetak setelah sebelumnya DAG-DIG-DUG surr karena ada sesuatu yang menempel di pundak Alletha.Sontak tanpa berfikir panjang bahwa tempat itu ramai orang Alletha pun menjerit sangat keras hingga pita suaranya ingin putus saking paniknya.

"Ularrr.....aaaaarhhhhhh....... Pergi,pergiiiiiiiiiiii hussh pergiiii jauh... Jauhhh.." teriak Alletha sambil meloncat ke sana kemari tanpa henti.

-L-.f



Terimakasih Sudah menyempatkan waktu berharganya untuk membaca BAB ini.

Jadilah reader kami yang setia.

Luvv Sekebon Duren❤️

Semoga yang VOTE dapat Kouta nyasar.Aamin, Btw author juga pengen Kouta nyasar)

LEAVE LENYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang