Riang, seorang gadis berusia 17 tahun yang duduk di bangku 3 SMA kini sedang berdiri tepat di pintu rumah bernomor 24. Ia membaca alamatnya lagi tamat tamat, takut salah alamat. Ketika sudah yakin, Riang menarik napasnya, entah kenapa ia menjadi gugup.
"Tok, tok, tok, tok!" Riang mulai mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban.
Tangannya terangkat ingin mengetuk lagi, sebelum akhirnya pintu itu terbuka. Menampilkan sosok laki-laki dengan tinggi kurang lebih 183 cm dengan alis tebal, rahang membentuk huruf V dan wajah yang sempurna. Riang tertegun. laki-laki ini, seperti malaikat. Bahkan Riang sempat berpikir laki-laki ini bukan manusia, tapi setelah Riang melihat kakinya menapak, Riang tersenyum kecil, ternyata laki-laki ini memang Manusia.
"Masuk." Ucap Sehun dingin.
Ya, laki-laki itu namanya Oh Sehun. Laki-laki yang sedang dijodohkan oleh Riang. Awalnya, Riang menolak keras perjodohan ini. Tapi, setelah banyak pertimbangan, dan pilihan untuk saling mengenal Sehun terlebih dahulu selama 3 bulan dari orangtuanya, akhirnya Riang bersedia mengikuti kemauan orang tua Sehun dan Orang tuanya untuk mencoba hidup bersama Sehun selama 3 bulan.
3 bulan itu adalah masa percobaan mereka, jika mereka cocok akan segera lanjut ke tahap pernikahan setelah mereka lulus. Tapi, jika tidak, mereka bisa menolak,
Dan mungkin hanya menjadi teman.Riang mengikuti langkah Sehun untuk masuk kedalam rumah Sehun.
Sehun membawa Riang keruang tamunya dan mempersilahkan Riang untuk duduk. Riang mengedarkan pandangannya mengamati rumah Sehun yang tertata rapih.
Padahal dari keterangan orangtua Riang dan orang tua Sehub, Sehun hidup sendiri karna orangtuanya sibuk bekerja diluar negeri. Tapi, untuk seorang laki-laki yang hanya tinggal sendiri, rumah ini memang benar-benar rapih. Barang-barang dan hiasannya tertata bagus dan pas.
Riang tersenyum, membayangkan hari-hari yang akan dilalui oleh Riang dan Sehun bersama dirumah ini. Sementara Sehun yang melihat itu, menatap Riang dengan tatapan ngeri melihat perempuan di depannya ini tersenyum sendiri.
"Bentar, gua ambilin minum dulu." Sehun mulai berdiri dari duduknya
Saat ingin beranjak, Riang berkata, "gausah repot-repot, kalo ada, gua mau es lemon tea ya, gulanya dikit aja. guanya udah manis soalnya." Riang tersenyum.
Sehun menatap Riang tidak percaya.
Ah, Riang memang seperti itu.
Sehun menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian kembali berjalan kearah dapur.
Setelah beberapa menit, Sehun kembali dengan dua es lemon tea dan cemilan, kemudian menaruhnya di meja.
Sehun kembali duduk lalu mempersilahkan Riang untuk meminumnya.
Sehun menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung ingin memulai obrolannya darimana.
"Nama lu, siapa?" tanya Sehun
"Riang. Lu bisa manggil gua Yang." Ucap Riang kemudian cengar-cengir membuat Sehun menghela napasnya.
Belum apa-apa sepertinya Sehun ingin menyerah saja.
Tapi, memang benar Riang kerap disapa dan dipanggil dengan 'Yang"
"Jadi, kenapa lu akhirnya menyetujui perjodohan kita?"
Riang memasang ekspresi berpikir "tadinya gua mau nolak, tapi ngga jadi deh."
"Kenapa?"
"Ya mana bisa nolak kalo yang dijodohin gua, gantengnya kayak lu. Masa rezeki ditolak." Ucap Riang kemudian menyeruput es lemon tea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggal
Random"nanti, semua keputusannya ada di lu. ingin gua tetap tinggal, atau malah mengucapkan selamat tinggal." -Riang to Sehun. Cover by Pinterest.