suspicion

460 61 4
                                    

:)

.

Jeongguk menguap beberapa kali dalam diam nya dengan sesekali mata bulat namun tajamnya menghadap keluar jendela mobil yg menampakkan jalanan Seoul berhias lampu di malam hari.

Hari ini sangat melelahkan. Dimana musuh bebuyutannya lagi lagi secara membabi buta ingin menghabisinya beserta anak buahnya.

Jeongguk yakin, sangat yakin. Jika dalam kelompok nya terdapat penghianat entah itu satu orang atau lebih, yg sialnya Jeongguk tidak bisa melacaknya sampai saat ini.

Ia tidak bisa mempercayai siapapun dalam kelompoknya bahkan Hana. Terlalu berisiko jika memang benar penghianatnya salah satu di antara mereka.

Pelukan di lengan kirinya sontak mengalihkan pikirannya, menemukan Hana yg saat ini sudah memeluk lengan kekarnya dengan manja.

"Ada apa sayang?". Hana setia mengelus lengan  Jeongguk tanpa melepas tatapannya pada manik bulat sekelam malam milik tuannya itu.

" Hanya lelah, mungkin." Sembari mengeddikkan bahunya acuh. Mata kelamnya masih enggan untuk berpaling dari kerlapnya lampu malam di pinggir jalan.

Hana tak lagi bicara namun tangannya masih setia mengusap bahu sang tuan dengan lembut, menghantarkan rasa nyaman bagi sangat pemuda.

Hana adalah candu bagi Jeongguk. Sebab dia bisa menjadi sosok ibu, kekasih, bawahan bahkan jalang untuk Jeongguk.

Paket komplit.


Mobil hitam sudah sampai di pekarangan Mansion megah yg terletak di tengah hutan disusul mobil mobil lain yg berkonvoi di belakangnya. Melindungi sang Tuan tentu saja.


Jeongguk keluar dari pintu penumpang masih dengan Hana yg bergelayut manja di lengannya. Tak menghiraukan mata para maid dan pengawal yg setia memandang takjub bahkan iri pada mereka, atau lebih tepatnya para maid yg memiliki tatapan iri pada Hana.

Ketika hendak melangkah ke pintu mansion, Hana menarik tangan kekar Jeongguk dan langsung memeluknya.

"Pakai aku malam ini, kita sudah lama tak bersenggama sejak terakhir kali aku sakit. Aku rindu padamu, dan juga dia. "

Hana mengelus gundukan yg tertutup celana hitam tuannya dengan sensual. Mengikis jarak dari bibir tipis yg selalu menjadi favoritnya, Hana menghisap benda kenyal tersebut dengan lihai masih dengan tangan yg saat ini meremas dengan gemas penis dalam celana yg saat ini sudah sedikit menggembung.

Jeongguk menarik tengkuk sang lawan untuk memperdalam ciuman mereka. Meraba dua gundukan kencang dibalik korset berwarna merah yg dipakai hana sesekali mencubit puting coklat dari luar pakaiannya dengan gemas.

"Anghh, mmhh—".

Bibir berbeda bentuk tersebut saling bertukar saliva. Mengecup, menjilat dan menghisap kuat dengan saling berperang lidah. Dua kepala tersebut sibuk menelengkan kepala ke kanan dan ke kiri untuk saling menggerus kenikmatan.

Hana mendorong tubuh sang tuan untuk bersandar pada kap mobil masih dengan ciuman dan tangan yg masih sibuk meraba satu sama lain, saling memanjakan.

Pekarangan sudah sepi ketika Hana sudah mencium sang tuan tadi. Hana tak peduli jika pun ada yg melihat, toh Hana memang spesial untuk tuannya. Biar mereka yg iri semakin iri, begitu pikirnya.

Menggesekkan vitalnya pada gundukan yg sesak milik Jeongguk dengan mata yg mengerling menggoda.

Jeongguk yg kepalang nafsu lantas melepas ciuman mereka dan langsung menjambak rambut tergerai milik Hana.

Mellifluous - [ Kookv ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang