{ t i g a }

42 7 1
                                    

Still With You - Jungkook

"Ji?" Namjoon membuyarkan lamunanku.

Seperti meniupkan sekantung besar oksigen di paru-paruku yang butuh napas ini.

"Ya?" Aku menengadah melihatnya.

Postur tubuh Namjoon yang kini jadi favoritnya terpampang nyata di depanku. Bodoh rasanya mengingat dua minggu yang lalu aku bersikukuh kalau dia tak mungkin jatuh cinta pada lelaki yang bukan tipeku.

Sedingin es, sehangat matahari, penuh warna tapi abu-abu. Beberapa waktu pertama aku ingin lompat saja dari lantai tiga tatkala putus asa menghadapi lelaki bertopi hitam yang kerap kali tak tahu apa kemauannya itu. Aku bisa gila.

"Ayo pergi... " Sapuan pada pipi meronaku dengan buku-buku jari Namjoon buat sekujur tubuhku begidik.

Ya, bukan berarti Namjoon belum pernah menyentuh yang lainnya. Tapi sekali dua kali sehari aku juga sudah kewalahan.

Kedai kopi dengan interior berwarna coklat, dan beberapa doodle warna putih memenuhi kaca depannya. Tempat Joon dan teman-temannya biasa duduk bersantai di sana.

Hari itu Namjoon memesan dua gelas iced coffee, untukku, dan untuknya. Tentu saja dia menghilang sejenak untuk berbincang dengan Jungkook, barista bertattoo yang sepertinya sudah akrab sekali dengannya.

Aku menyesap kopinya. Membayangkan betapa beruntung manusia sepertiku ini bisa menemukan Namjoon di antara berjuta—berpuluh-puluh tamu di coffee shop hari itu.

Tapi hantu Jae terkadang mengetuk pintuku saat malam. Saat Namjoon terlelap tak dapat dibangunkan, saat Namjoon sedang nyaman dengan dunianya, buku dan kesendiriannya di pojok apartemenku.

Saat itu hantu Jae bawa lagi sakit hati, mengingatkanku akan rasa perih, dan ancaman nasib yang akan berakhir sama.

Namjoon tak akan menyakitiku kan?
Namjoon tak akan jadi Jae yang kedua,

Ya kan?

GRIJS // Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang