Setelah satu minggu melewati masa pengenalan lingkungan sekolah, Sherapina hari ini resmi menjadi murid SMA 02 TRISATYA. Dikarenakan MOS sudah dihapuskan dari beberapa sekolah termasuk sekolah nya Shera, maka dari itu hanya ada MPLS yang bertujuan mengenalkan lingkungan sekolah, fasilitas dan juga berserta ekskul yang ada didalamnya.
"bedehh cwapek poll" ucap Shera dengan mulut penuh mengunyah es batu.
Vinka memukul pelan kepala Shera dengan kipas lipat ditangannya.
"jorok dih"
Ucap Vinka dengan menunjukkan ekspresi seperti ingin muntah, tersangka yang dimaksud Vinka tadi hanya memunculkan deretan giginya sembari mengangkat kedua tangan menunjukan es batu di plastik.
"Kok malah nyengir si?!" Vinka melotot ke arah Shera.
"Lah"
"Jangan mulai deh" Jasmin menengahi mereka berdua yang akan memulai perdebatan tidak jelas itu.
Seperti biasanya Jasmin selalu menjadi penengah diantara Vinka dan Sherapina. Dalam kurun waktu seminggu Shera sudah akrab dengan gadis yang bernama Jasmin itu, dan ikut serta membawa Vinka teman semasa SMP-nya untuk ikut berteman dengan Jasmin, dari sekitar seminggu lalu Shera melihat Jasmin selalu berdiam diri sendirian, selain itu ia juga tidak terlalu berbaur dengan seisi kelas, mungkin karena sifatnya yang pendiam dan juga cuek, wajahnya juga mendukung opini seisi kelas bahwasannya Jasmin memang cuek atau bahkan ada yang lebih parah mengatakan dia ketus. Tetapi Shera tetap lah Shera yang ngeyel mendekati Jasmin walaupun pada awalnya dia tidak dapat respon, setelah satu minggu itu Shera mulai lah terlihat akrab dengan Jasmin, begitupun dengan Vinka, mereka menjadi teman berbeda karakter 180° dikelas itu.
"Dia yang mulai duluan, jass" tunjuk Shera ke arah Vinka.
Vinka memutar bola mata malas "Kalo lo enggak jorok kayak tadi, gue gabakal komen kali"
"Apa-apaan tu mata?! Mau gue colok?!"
"Nih colok" tunjuk Vinka pada matanya.
Sebelum Shera mengeluarkan ocehan tidak berguna nya kepada Vinka, Jasmin menyela dengan helaan nafasnya yang lelah.
Jasmin menghela nafas melihat perdebatan mereka. "Kalian gak cape ya? kan habis olahraga?"
"Cape lah"
"Cape"
Ucap Sherapina dan juga Vinka berbarengan.
"Yaudah" ucapan Jasmin membuat Shera melotot, ia kira Jasmin akan berbicara panjang, atau ikut serta berdebat dengan mereka berdua, ternyata masih sama acuh tak acuh.
"Gemes deh pengen cubit pankreasnya" celetukan Sherapina membuat Jasmin memutarkan bola matanya, dan membuat Vinka tertawa.
Setelah perdebatan yang mereka buat khususnya Shera dan Vinka, sekarang mereka sudah berada di kantin, untuk segera mengisi perutnya yang kelaparan sehabis olahraga barusan.
"Jadi kak Pascal itu abang lo?" Tanya Vinka
Shera membuang nafasnya, sebelum mengangguk mengiyakan ucapan Vinka barusan. "Iya"
"Kok lo gak bilang si sama gue?"
"Lo nya gak nanya, cimrin."
"Gue kira abang lo cuman Farras sama Jodie aja, soalnya lo gapernah tuh cerita tentang Pascal atau diantar jemput sama dia pas SMP." Jelas Vinka panjang lebar yang baru mengetahui kalo Shera masih mempunyai abang yang umurnya tidak beda jauh dengan dirinya, Shera memang jarang cerita tentang hal pribadi kepada Vinka. Pasalnya sewaktu SMP dulu ia hanya satu kelas sekali dengan Vinka itupun hanya sebatas interaksi teman sekelas tidak sedekat sekarang.
"Gue gak sedeket itu sama Pascal, makanya gak terlalu gue ceritain."
"Tapi abang lo ganteng, dia jadi salah satu cogan disini, aww." Kerlingan Vinka membuat Sherapina dan Jasmin bergidik ngeri.
"Kemarin lu bilang bang Farras yang ganteng." Ledek Sherapina
"Iya bang Farras juga ganteng lah, apalagi bang Jodie beh udah humoris manis lagi, bagi dong Sher satu abang lo buat gue."
"Boleh"
"Ser-
Belum sempat Vinka meneruskan ucapannya Shera sudah memotong "Kalo mereka mau punya adek modelan kayak lo hahaha" Sherapina tertawa melihat ekspresi Vinka yang menggebu-gebu menjadi murung.
Jasmin hanya tersenyum tipis mendengar cerita tentang Pascal sosok ketus dan juga cuek, bahkan Sherapina beranggapan Pascal membencinya karena dia tidak pernah lembut seperti Farras. Mungkin Vinka tidak begitu menyadari ekspresi Jasmin yang kagum saat mendengar cerita Pascal, tetapi Shera jelas peka terhadap reaksi Jasmin.
"Jass lo jadi masuk ekskul PMR?" Tanya Shera.
"Jadi, hari ini kan pertama perkumpulan setiap ekskul" jawab Jasmin.
"Gue pengen kayak lu mading gitu, itu kayaknya lebih mirip organisasi OSIS gitu ya, cuma terfokus diberita-berita aja, cuman gua gapunya basic ngerangkai kata dan desainnya. keluh Vinka.
"Disitu kan diajarin gimana cara membuat perkata dan juga desain-desain yang memang khusus untuk mading, bahkan kalo bisa puisi atau sajak juga, nanti semisal lo udah tau cara pembuatan yang betul, lo bisa ikut lomba puisi se-kota antar sekolah Vin, enggak cuma lomba mading loh tapi sama lomba puisi juga" jelas Shera "lagian kalo lo masuk situ lumayan gue ada temen nya hehe" Shera nyengir menunjukan deretan giginya.
"Gue mau ikut OSIS aja" ucap Vinka diakhiri dengan cengiran bangganya.
"Hah?"
"Serius?"
Vinka mengangguk mantap mengiyakan pertanyaan mereka.
"Tapi ekskul tu kan memang tetep harus diikutin" jelas Jasmin memberitahu Vinka, Sherapina mengangguk.
"Nah."
"SMP juga gue gitu disuruh ikut ekskul ternyata enggak terlalu penting si, mending gue jadi perwakilan OSIS dari IPS aja, gue bisa dapet nilai plus dari guru"
"Iya si, tapi lo beneran mau ikut OSIS Vin?" Tanya Shera memastikan.
"Yapss" Vinka mengangguk "lagian ekskul juga enggak ada yang gue minat in."
Jasmin mengangguk "Bagus jadi OSIS, mengabdi ke sekolah juga kan."
"Babu, bukan abdi" celetuk Shera yang dibalas umpatan oleh Vinka.
"Sialan lo."
"Loh kan emang bener" jawab Shera acuh.
Sebelum Vinka membalas ucapan Shera, Jasmin terlebih dahulu memotong "diem, bentar lagi bel masuk, cepet abisin, jangan debat terus."
"Hih, iya-iya"
"Apa lo?!" Sewot Shera
"Lo yang apa." Balas Vinka.
Jasmin menghela nafas lelah, kemudian tak berapa lama bel masuk pun berbunyi dan mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan beberapa pelajaran berikutnya sebelum bel pulang berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad 2 See U Go
Teen FictionSherapina, gadis ceria dan ceroboh yang mungkin tidak banyak orang tau dibalik keceria-an gadis itu tersimpan banyak perasaan yang sulit diungkapkan. Sherapina memiliki tiga orang kakak laki-laki yang selalu menjadi sosok pengganti ayah atau bahkan...