17

2.8K 341 10
                                    

"Kuro" panggil Kenma ketika ia sudah sampai di mulut pintu ruang tempat dimana sang pangeran vampire dan para tetua membicarakan sesuatu.

"oh Kenma, kemari dan antar Shin-kun ke tempat kalian" ucap Kuro lengkap dengan senyum di bibirnya sembari menunjuk ke arah satu orang asing yang terus memeluk Atsumu seolah tak mau lepas.

"Shin-kun?" tanya Kenma mencoba mengulang nama yang di sebut oleh Kuro sembari menaikkan alisnya dengan tatapan aneh yang tidak di mengerti.

Seolah namanya terpanggil, pemuda tadi yang terus memeluk Atsumu lantas menyembulkan kepalanya keluar dari dada bidang milik vampire blonde tersebut. Menoleh ke arah Kenma dengan wajah polos.

"hm hm Kita Shinsuke, pengantinnya Atsumu" ucap Kuro mengerti dengan kebingungan dari pengantinnya.

"bukankah mereka ada masalah, tapi apa ini?" tanya Kenma sembari menunjuk ke arah KitaShin yang masih menatapnya polos dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Atsumu.

"ceritanya panjang" jawab Atsumu dengan tawa kecil sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"aku Kozume Kenma, kau bisa memanggilku Kenma. Ayo ikut aku" ucap Kenma tak mau mempertanyakan lagi pasal kenapa bisa dua pasangan yang sebelumnya ada masalah bisa tiba-tiba lengket seperti tidak mau berpisah.

"gak mau" ucap KitaShin lirih sembari menggelengkan kepalanya dan kembali membenamkan kepalanya ke dada bidang Atsumu.

"tidak apa, di sana ada Rin" ucap Atsumu sembari menyisir surai putih hitam milik KitaShin dengan lembut, membuat sang empu mendongak.

"ada Rin?" tanyanya dengan nada lemah.

"ada" jawab Kenma tidak sabaran. Ia mengigil dengan tatapan sang pangeran vampire yang seperti ingin mengulitinya hidup-hidup. Well, tidak ada yang akan lepas dari pendengarannya. Artinya, Sakusa mendengar semua yang Kenma ucapkan tadi kepada Shouyo.

Mendengar jawaban dari Kenma, KitaShin lantas melepaskan pelukannya. Kakinya melangkah mendekati Kenma yang seperti sudah tak sabaran untuk pergi menjauh dari ruangan itu. Lalu saat dua pengantin itu pergi meninggalkan ruangan, Oikawa lantas mengutarakan pertanyaan yang sedari tadi ia tahan.

"kenapa dia bisa jadi sangat lengket gitu?"

"emm itu" Atsumu memulai dengan canggung, sementara kembarannya hanya diam, diam-diam menertawakan Atsumu yang diinterogasi dengan mata merah darah yang menuntut.

"saat aku mengatakan bahwa aku tidak ada makan selama seratus tahun lebih, dia tiba-tiba jadi seperti itu" jawab Atsumu sembari tersenyum kecil.

"pfftt-- hahahaha!" tiba-tiba Oikawa, Kuro, dan Bokuto tertawa keras yang malah membuat Atsumu memerah malu karena tau kenapa ia di tertawakan.

"itu artinya dia merasa kasihan padamu?" tanya Ushijima dengan nada polos yang malah mengundang tawa ketiganya makin keras.

~♥~

"Rin" suara lemah KitaShin membuat Suna mendongak. Dan melihat pengantin dari Atsumu berdiri malu-malu di depan pintu padahal Kenma sudah duduk.

"kemari" ucap Suna sembari melambaikan tangannya membuat gestur untuk pemuda mungil itu mendekat. KitaShin lantas mendekat, ia makin malu di bawah tatapan penasaran dari pemuda jingga yang belum di kenalnya.

"Shouyo jangan menatapnya seperti itu, kau membuatnya takut" ucap Suna sembari membiarkan KitaShin duduk di pangkuannya dengan tangannya memeluk pinggang Suna dan kepalanya di benamkan ke ceruk leher milik Suna. Tapi Suna seolah sudah biasa hanya membiarkannya.

"hehehe maaf, siapa namanya?" tanya Shouyo di tengah tawa kecilnya.

Suna menunduk menatap KitaShin yang juga menatapnya, dari isyarat mata Suna seolah menyuruh KitaShin memperkenalkan dirinya sendiri.

"Kita Shinsuke" jawab KitaShin dengan suara lirih.

"oh aku Hinata Shouyo" ucap Shouyo memperkenalkan dirinya dengan senyum lebar yang terpampang dengan cantiknya di wajah mungil tersebut -sepertinya dia sudah melupakan tentang apa yang Kenma bicarakan tadi pasal bentuk tato klaimnya-

"hm" gumam KitaShin sembari menatap Shouyo, ia merasa tidak perlu takut lagi.

"dimana tato klaimmu?" tanya Shouyo dengan semangat, sepertinya ia masih suka membicarakan hal tersebut.

"disini" jawab KitaShin sembari menunjukkan jari manisnya yang menampakkan sebuah tato klaim yang sangat mirip dengan milik Suna.

"sama?" tanya heran Shouyo.

"vampire kami kembar lagi pula" jawab Suna dengan santai sembari kembali sibuk dengan ponselnya, dengan KitaShin yang kini juga mulai menatap apa yang di lihat Suna.

Shouyo ber-oh ria ketika mendengarnya, ia lantas beralih ke arah Kenma karena masih ada banyak pertanyaan yang ingin dia utarakan. "Kenma, kau belum memberitahuku bagaimana bisa kita yang manusia bisa hidup hingga beratus-ratus tahun?"

Kenma mendongak menatap Shouyo, "yaa seperti yang sudah di bilang Akaashi tadi kalau kau akan mati jika vampire-mu mati, ini seperti perjanjian darah, kau tau" ucapnya sembari menyelipkan surainya yang jatuh menutupi matanya.

"oh! Seperti Komori-san?" tanya Shouyo setelah ber-oh ria, ketika mengingat ucapan Sakusa bulan lalu tentang perbedaan perjanjian darah antara Shouyo -yang menjadi pengantin- dengan Komori -yang menjdi pelayan-

"yaa, Komori bahkan lebih tua dari tetua vampire yang lain" ucap Akaashi tiba-tiba mengundang tatapan horror dari Shouyo kembali tampil di mata madunya.

"uh huh lalu, apa aja yang terjadi selama hidupmu Kenma?" Shouyo tau pertanyaan itu privasi, tapi ia ingin mengalihkan ke hal lain selain umur dari Motoya Komori sang pelayan sekaligus tangan kanan si pangeran vampire.

Mendengar pertanyaan Shouyo, Kenma lantas mulai berpikir dan bibirnya membulat berbentuk O ketika ia mengingatnya, lalu dengan wajah datar tanpa ekspresi ia berkata "tidak ada yang terlalu penting, hanya blood moon---"

~♥~
TBC

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang