3

120 9 0
                                    

di dalam ruangan sunyi berwarna dominan abu abu, seorang pria sedang merebahkan tubuhnya di kasur nya sambil menatap ponselnya yang menampilkan sebuah potret foto dari galery nya.

wonu sedang menunggu jadwal keberangkatannya sore nanti tapi sekarang masih terlalu siang untuk pergi ke Bandara dan lagi pula dia tidak punya hal husus yang harus dia kerjakan.

jadi yang bisa dia lakukan hanya menatap sebuah potret dari seseorang yang akan menjadi rekanya dia pameran besok dari balik layar ponsel.

soal foto yang menjadi sumber idenya dia sudah mendapatkan 5 hari lalu dan mengirim kan hasil tulisannya ke esoknya harinya, itu bukan hal yang sulit bagi wonu.

waktu itu wonu mendapat pesan dari panitia, yang menyatakan wonu dapat memilih foto yang dia mau tapi berhubung wonu agak terlambat mendaftar, jadi dia hanya bisa mendapat berapa pilihan foto terakhir dan itupun karna dari klub fotografi ada tambahan peserta.

wonu mendapat pilihan dari 3 orang yang mana masing-masing dari mereka punya dua foto, cukup memakan waktu bagi wonu untuk memilih gambar mana yang harus dia pilih, ya mau bagaimana semua foto itu bagus-bagus.

dan pada akhirnya wonu memutuskan untuk memilih foto dari seseorang dengan nama pena 'moon.J', wonu tidak tau dia siapa tapi pesan yang ada dalam jepretan orang itu sampai di hati wonu dengan sangat jelas.

di mata wonu gambar pertama memiliki makna penggambaran sebuah perpisahan. dan gambar ke dua yang menggambarkan sebuah penantian.

entah benar atau salah tapi setidaknya itu yang wonu tangkap dari dua foto hasil jepretan sang rekan.

wonu duduk dari posisi sebelumnya setelah merasa bosan dengan ponsel nya pria itu menatap seisi kamar apartemen nya sepi, kalau boleh jujur beberapa hari ini wonu sering merasa kesepian memang benar pada awal dia nyaman dengan kesendirian.

tapi satu sisi wonu rindu sosok yang dulu mengisi harinya, sosok yang sering membuatkan sarapan nasi goreng pedas dengan telur mata sapi di atasnya atau sebatas candaan renyahnya tentang kucing kesepian di ujung jalan.

dan karna ini lah wonu benci keheningan, karena saat dalam sunyi momen itu akan datang.


tit tiit tit titt

samar samar wonu mendengar seseorang sedang membuka pintu apartemen nya, wonu tau siapa orang itu tapi kalau boleh meminta untuk saat ini dia benar benar tidak ingin bertemu.

seorang wanita paruh baya masuk ke apartemen wonu dengan pakaian glamor nya tak lupa di lengannya menggantung tas dari brand ternama.

"won mama datang"

wonu tak menjawab dia hanya bangkit dari tempat tidurnya berjalan sambil menatap ibu kandungnya yang sekarang sedang sibuk mengeluarkan banyak makanan dari paper bag yang dia bawa.

ada banyak makanan tapi wonu tau semua itu bukan masakannya, karena wanita itu tidak pandai memasak. selama hidupnya wanita itu selalu di bantu oleh para pembantu, dan wonu yakin semua makanan itu dari restoran langganan nya.

"mama kemarin sudah pesan jas untuk acara nanti malam, sepertinya sebentar lagi akan sampai"

nyonya jeon melihat jam tangannya sekilas sambil mengeluarkan makanan yang dia bawa

"nanti kamu ke sana jangan telat, langsung ke restoran biasa aja"

"wonwoo sibuk"

jawab wonu dingin sambil bersandar di dinding dekat mamanya berdiri

nona jeon menghentikan aktivitas nya menoleh kearah wonu yang menatap kosong jendela.

"kau mau kemana" ketus nyonya jeon saat mendapati sebuah koper berukuran kecil yang sudah tertata rapih di dekat sofa ruang tau

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asa Gulana [ wonhui ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang