Sejak hari itu, aku saling bertukar PIN BB dengan Reza. Meski jarang ketemu, kami sering berkomunikasi melalui BBM. Hingga pada suatu hari aku melihat Display Picturenya. Dia berdiri seperti diatas puncak gunung.
“Kapan kau mendaki?” Tanyaku.
“Foto sekitar dua tahun lalu itu waktu di Sorik Marapi.”
“Sorik marapi? Baru denger.”
“Iya. Di Mandailing Natal lokasinya. Jarang ada yang tau sih, gak kayak Sibayak sama Sinabung.”
“Ooh..”
“Ada lagi nih gunung baru. Sibuatan namanya, di Sidikalang. Bulan depan kami mendaki.”
“Wih keren... ikutan dong.”
“Yakin kau?”
“Ya Makanya dicoba, kan belom tau.”
“Yaudah terserah kau sih, kalo memang mau ikut nanti aku bilang sama sepupuku. Soalnya yang ikut ni cowok semua.” Katanya seolah menakuti. Bukannya ngeri, aku malah Makin excited. Jadi perempuan sendiri dalam pendakian itu rasanya bangga.
“Bah, bagus dong, entar aku jadi cowok yang paling cantik. Hehe”
“Iyelaa tu.”
“Tapi, ya aku juga mesti ijin sama Mak dulu. Kalo dikasi ane ikut yak.”
“Iya.”
Dan hari itu juga aku mengutarakan keinginanku untuk ikut mendaki. Mak kaget. Awalnya gak ngizinin, tapi karena ane terus merengek dan bilang kalo Reza yang akan bertanggung jawab Mak mulai mengiyakan keinginanku. Aseeek. Aku langsung ng-BM Reza.
“Aku udah dapat izin.” Laporku.
“Buset dah. Kayaknya kau kepingin banget yak.”
“Boring aku dirumah aja Za. Gak pernah kemana-mana. Sekali-kali mencoba sesuatu yang baru kan gak masalah sih.”
“Iya juga sih, oia, kata sepupuku boleh aja kau ikut asal jangan nyusahin.”
“Sip dah...”
Sebulan lagi, tapi rasanya aku sudah tak sabar menantikan petualangan itu. Aku sudah membeli semua perlengkapan mendaki, mulai dari baju hangat, syal, topi rajut, kaos kaki, sarung tangan, obat-obatan dan lain sebagainya. Aku juga mulai menjaga kesehatanku. Aku tidak minum kopi, aku tidak telat Makan, dan rajin minum vitamin.
Hingga akhirnya tanggal yang ku tunggu-tunggu itupun tiba. Syukur saja, aku sudah selesai PMS. Jadi aku tidak takut badanku ngedrop. Dan nanti disana gampang. Lagian katanya kalo pas PMS ga boleh mendaki. Karena badan wanita kalo pas PMS, mudah drop.
Jumat, jam dua siang kami berangkat ke Medan dengan sepeda motor. Butuh perjalanan empat jam ke sana. DI Tebing Tinggi kami sempat berhenti untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan. Disana aku sempat berbincang dengan ketua pendakian yang masih sepupuan dengan Reza.
“Udah mantab hati?” katanya.
“Insya Alloh.” Ucapku.
“Harus tahan ya, jangan nyusahin. Soalnya disini laki-laki semua.”cemoohnya.
“Haha iya..” sahutku sambil tersenyum paksa menahan jengkel. Kamvret ni cowok. Songong banget mentang-mentang ane cewek sendiri. Baiklah akan aku buktikan nanti.
Setelah cukup beristirahat kamipun melanjutkan perjalan ke Medan, untuk bermalam disana, mempersiapkan semua perlengkapan mendaki untuk tim kami. Ketika sampai di Medan kami juga sudah berbagi tugas. Aku bertugas di bagian konsumsi. Mulai dari belanja ke warung, dan masak. Sedangkan Sepupu Reza yang bernama Adi dan Ery, menyewa tenda ke UNIMED.

KAMU SEDANG MEMBACA
QUARTER LIFE CRISIS : Kapan Nikah?
RomanceKisah ini menceritakan tentang kegalauan seorang wanita yang hampir memasuki usia dua puluh lima tahun, di mana dia di cecar dengan pertanyaan: kapan nikah? Bahkan ibu dari wanita ini juga sudah menuntut anak semata wayangnya agar segera menikah. Na...