Noa
|yaka
|maaf ya sayang, aku ga bisa jemput
hari ini
|aku ada urusan mendadakgapapa noa|
tapi tetep masuk sekolah kan?||iya
|mungkin habis istirahatokee|
|sorry babe :(
|ngga boleh genit selain ke akuiya noaa|
|😣💗
readDi karenakan Noa tidak sekolah, jadi Ayaka akan berangkat dengan transportasi umum. Ia pergi ke halte yang tak jauh dari apartemennya lalu duduk sambil menunggu bus dan berangkat ke sekolah. untuk menghilangkan bosan, ia memilih bermain handphonenya dengan beberapa orang lain yang bertujuan sama dengannya.
"Tumben pake bus? Biasanya dijemput." Celetuk seorang laki-laki yang berjalan kearahnya.
Ayaka menoleh dari handphone, laki-laki itu adalah Kaito Haru. Masih ingat temannya yang hendak dibunuh Noa karena cemburu? Itu adalah dia Haru. Dia juga satu apartemen dengannya namun beda lantai. Ia juga yang membantu Ayaka saat tak tau harus kemana saat itu, Haru dan keluarganya berbaik hati membantunya dalam mengatasi trauma, dan memberikan rasa kehangatan keluarga yang tak pernah ia rasakan lagi sesudah ibunya meninggal.
"Kenapa ga bilang udah punya pacar?" ucap nya lagi setelah duduk di samping Ayaka.
Ayaka merasa bersalah. "Maaf, aku bahkan hampir lupa, dia cemburuan banget sampe aku nggak dibolehin deket deket cowo," ucap Ayaka menjelaskan segalanya agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Termasuk aku ya?" ujarnya sembari menunjuk dirinya sendiri.
Ayaka mengangguk canggung. "Maaf ya." Apalagi Haru akan dibunuh Noa saat itu, jadi ia tidak punya pilihan untuk menjauhinya agar sahabatnya selamat.
"Gakpapa, cowo emang gitu kok. Maklum," jawab Haru seolah ia memaklumi hal wajar, namun hal itu justru aneh untuk Ayaka.
Wajar saja, karna Noa adalah pacar pertama nya jadi ia masih bingung dalam hal seperti ini.
Ayaka berfikir sejenak. "Kamu bakal kaya gitu juga ke pacar mu nanti gak?" tanya Ayaka.
Haru menghela nafasnya pelan saat ia berfikir. "Mungkin? Tapi bukan ngelarang dia temenan sama cowo juga, lebih ke jaga jarak tepatnya. Kalo udah kelewat deket aku bakal minta dia nggak deket deket sama cowo itu."
"Karena cemburu?" tebak Ayaka.
"Iya."
Ayaka mengangguk paham, rupanya perasaan para laki laki memang tak jauh beda kepada pacarnya. Mereka cemburu, dan maka dari itu mereka menjadi posesif. Tapi jika seperti Noa yang hendak menembak Haru, sepertinya lebih cocok disebut gila dari pada posesif, atau... obsesi?
Lama berpikir tentang Noa, bus menuju sekolah pun datang. Haru melangkahkan kakinya masuk sebelum Ayaka. Lalu keduanya duduk bersama di belakang.
"Traumanya masih suka muncul? Soalnya kamu udah nggak pernah telfon aku belakangan ini, jadi sedikit khawatir," tanya Haru, membuka obrolan.
"Enggak, aku gakpapa kok." Ayaka meyakinkan Haru kalau ia baik-baik saja selama ini.
Karna dari semua ketakutan karna trauma yang ia rasakan, pada awalnya Noa adalah yang paling menakutkan setelah akhirnya menjadi penangkal rasa takutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOA'S OBSESSION [1] REVISI
Fanfiction(sedang di revisi sampai waktu yang belum di tentukan) Nyatanya disukai laki laki populer, tampan, keren itu tidak seperti yang dibayangkan para perempuan di sekolah. Entah bagaimana Ayaka malah terlibat dengan Noa si cowo populer seperti kriteria...