BUMI'z only

119 32 15
                                    


Hanya Cerita Ringan

💛Happy reading 💛

Segala yang ku berikan kepadamu itu salah. Namun, apa yang kau berikan untukku itu benar. Mungkin selama ini aku bisa beranggapan sedemikian. Aku tahu perasaanku untuk siapa, tapi lebih tau lagi jika semua ini usai sampai di sini. Aku mengambil langkah yang salah. Sebaiknya aku berjalan lurus tanpa harus berhenti sejenak hanya karena melihat mu memanggilku dan berikan ku cinta tulus. Tapi mengapa aku tak pernah merasakannya? Padahal jauh hari telah ku harapkan benih-benih ketulusan kasih sayang bukan cinta yang sekedar datang lalu pergi tanpa pamit. Kini semua nampak nyaris sempurna. Dan aku tetap pada pendirian ku. Aku tak akan biarkan ini lebih lama. Karena aku tak cinta lebih - lebih sayang dia. Perasaanku tetap kamu, aku mau kamu selamanya walaupun kini kau telah berdua.

Sekilas mengenai perasaan ku. Sudah dua Minggu ini aku tak mendapatinya. Sebenarnya aku mau ungkapkan sesuatu sewajarnya. Bila ia salah menafsirkan pasti ia menganggap ini lebih menyakitkan dari pada seribu makian.

Senja ini aku masih berbaring di atas ranjang. Menikmati sisa-sisa letih di sekujur tubuh. Bayangkan seorang cewek harus melakukan push up sebanyak 50 kali tiap terlambat datang ke sekolah. Meski aku coba untuk slalu bangun lebih pagi tapi hasilnya masih saja nihil ah .... Lupakan emang udah tradisi. Tak terasa terdengar gema alunan adzan magrib, tanda seorang muslim wajib menjalankan sholat. BECAUSE ISLAM IS MY WAY. Aku pun segera beranjak menuju kamar mandi. Setelah itu bergegas untuk mendekatkan diri kepada sang Khaliq.

Waktu menunjukkan pukul 19:00 aku teringat akan tugas FISIKA ku , segera aku membukanya dan mencoba untuk memecahkan beberapa soal. Ku pikir lama- lama stres juga karena tak satupun soal yang dapat ku jawab. Buat apa dibikin susah. Langsung saja ku biarkan buku berserakan. So enjoy this moment.

Lama ku termenung di sudut jendela. Membayangkan betapa indahnya satu detik yang lalu. Bisa tertawa bersama seakan - akan begitu damai bila ku di dekatnya. Sayang aku sungguh tak menginginkannya untuk jadi milikku. Sahabat bagiku sudah cukup. Setiap kali, aku ingin cepat - cepat berganti hari agar esok bisa berjumpa dia lagi. Nggak tau kenapa dia ko' jadi penyemangat skul aku ya?!

<^-^>

Malam tlah usai. Hari ini begitu cerah. Tapi, tak secerah hatiku yang berbicara, kalau aku suka dia. So sweet 🙃

Dari jauh sekolah ku lihat kalau pintu gerbang tlah tertutup rapat. Itu tandanya kalau aku.... Udah tau sendiri kan. Aku langsung lari, dan segera memanggil satpam yang memang ditugaskan untuk menjaga pintu tersebut. Ku akui dia satpam yang baik. Karena slalu iba jika melihatku memelas dan memohon agar pintu itu segera di buka. Lirih langkah ku berdetak menuju kelas. Didepan kelas ku ketok pintu pelan - pelan sampai menunggu jawaban dari dalam.

"Masuk"

Ku buka pintu itu pelan. Aku berjalan pelan pula sambil menunduk. Sangking seringnya terlambat aku pun punya julukan "Pelanggan Sejati". Pak Irwan juga memanggil ku seperti itu. Hampir seisi kelas menertawai ku. Aku sih cuek aja. Lalu pelajaran kembali normal seperti biasa.

Jam istirahat tiba. Cacing perutku mulai menjerit - jerit, wajar saja aku kan belum sarapan. Ku ajak Inez untuk ke kantin. Dia sih mau aja, soalnya kita berdua maniak banget sama makanan. Setelah kenyang aku berniat menuju ke kelas tapi di lantai dua, aku melihat nya jelas. Dia bergandeng tangan. Siapa lagi kalau bukan Si Bumi, masa laluku. Padahal Sudah setahun aku putus tapi masih saja hatiku terasa membatu. Dulu aku sangat menginginkannya seperti itu. Sosok cowok pengertian, perhatian dan setia. Kenapa tak dia berikan nya dulu padaku? Andai saja kau mampu pahami bahwa cinta tak butuh keegoisan. Saat ini ku putuskan saja untuk bersahabat dengan rasa sakit yang menyiksa batinku.

#TentangRasa (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang