0. MENYELINAP

5 2 0
                                    

Naiya menghela napas untuk ketiga kalinya, entah sampai kapan ia harus membaca buku sampai otaknya benar-benar paham. Gadis itu menengok tempat tidur Clara yang kosong, kemana lagi temannya satu itu. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Sudah seharusnya Clara berada di tempat tidurnya.

Memang Clara tidak ada duanya dalam kegiatan menyelinap, bahkan Naiya sudah berhasil mengikuti trik Clara dan ada puluhan kali ia berhasil keluar dari asrama sekolahnya.

Naiya melanjutkan kegiatan membaca buku pelajarannya. Kali ini ia tidak boleh gagal lagi di ulangan biologi.

TING

Naiya tolongin gue

Send maps loc

What's wrong?

Hey, you okay?

Someone wants to kill me

Naiya panik, matanya yang tadi mengantuk kini terbuka lebar. Gadis itu dengan tangan gemetar mencari nomor polisi yang berada di dekat daerah itu, gadis itu menelpon dengan cepat. Segera setelah melaporkan Clara dan mengirimkan lokasi yang dikirimkan temannya Naiya berganti baju serba hitam, lengkap dengan masker hitam dan topi hitamnya.

Setelah melompati tembok belakang, Naiya menuju lokasi Clara menggunakan ojek online. Gadis itu mengumpat karena ia harus menunggu 5 menit. Bagi Naiya, itu waktu yang lama dan bisa saja nyawa Clara sedang dalam bahaya.

"Sesuai maps ya, kak?"

"Iya cepet Mas, ngebut sampe full pokoknya. Nanti saya kasih dua kali lipat ongkosnya."

"Siap berangkaaat."

Naiya sampai 20 menit kemudian, gadis itu melengok jalanan yang sepi. Kemudian memberikan uang seratus ribuan kepada abang ojek.

"Kak, ini gak salah tempatnya? Kenapa malem-malem di sini?"

Naiya meletakkan jari telunjuk di depannya. Meminta abang ojek untuk diam. Gadis itu berdiri di belakang pohon. Angin dingin yang menerpa tidak ia hiraukan. Saat ini pikiran Naiya hanya tertuju pada Clara.

Abang ojek itu segera bergegas pergi. Naiya sendirian. Gadis itu berpikir kenapa pihak kepolisian begitu lambat? Naiya menelusuri jalanan dengan hati-hati, ia tidak mau ketahuan.

Setelah berjalan sekitar 100 m, Naiya menemukan jalan kecil dengan bekas sepatu yang baru. Ukuran sepatunya sekitar 43, ukuran pria dewasa. Tiba-tiba angin yang berhembus terasa begitu dingin. Naiya dengan tenang menyusuri jalanan.

Naiya tetap fokus, gadis itu was-was menatap sekitarnya. Naiya menemukan beberapa kuburan yang baru dibuat. Tidak boleh mundur, pikir gadis itu.

Naiya menemukan gubuk tua yang kumuh, ia berdiri di belakang pohon dekat dengan gubuk itu. Naiya mendengar jeritan dan tangisan sahabatnya, Clara. Ia juga mendengar suara laki-laki. Naiya memastikan ponselnya sudah dalam keadaan silent, jadi ia tidak perlu takut jika ada yang menelponnya dalam keadaan seperti ini.

"Gadis cantik sepertimu kenapa keluar malam-malam hm?" Tanya pria yang berbadan besar, ototnya bahkan tercetak jelas dikaus hitam yang dipakainya.

"Bangsat, kamu akan menyesal jika membunuhku malam ini." Suara Clara yang sangat tegas mengundang tawa dari pria di depannya.

Naiya menghubungi temannya, Arin. Namun, gadis itu tak menjawab. Ia mengirimi pesan untuk segera memanggil polisi karena Clara sedang diculik oleh pria aneh. Naiya mengirimi pesan abangnya, tapi tidak ada balasan. Semua orang sudah tertidur malam ini?

Naiya mendengar bagaimana Clara diperkosa dengan sadis oleh dua pria yang tidak dikenal. Naiya menahan napasnya, ia tidak bisa melawan mereka berdua sendirian. Ia akan mati konyol jika sekarang masuk. Tapi sahabatnya... Naiya memegangi dadanya yang terasa sesak, kepalanya pusing memikirkan solusi apa yang bisa ia lakukan. Ia bahkan tidak bisa menghubungi wali kelasnya.

Naiya mendengar bagaimana robekan baju dan suara kecipak serta desahan pria sialan yang memperkosa sahabatnya. Gadis itu merekamnya, ia memutuskan untuk merekamnya. Sambil menahan tangis dan meminta maaf kepada Clara dalam hati. Naiya berharap sahabatnya tetap hidup.

Suara Clara tidak terdengar setelah tusukan demi tusukan. Naiya menangis. Gadis itu menahan suara tangisannya. Malangnya nasib sahabatnya.

"Lebih baik dimutilasi atau disimpan? Gadis ini cantik sekali, coba kamu lihat bulu matanya yang lebat, alisnya yang tebal." Tanya si otot besar.

"Kita tinggal saja, lagipula siapa yang akan menemukannya dalam waktu cepat. Paling cepat 2 sampe 3 hari mayatnya baru ditemukan." Sahut si suara bass.

"Kenapa wanita cantik suka sekali keluar malam, sayang mereka harusnya tetap di rumah. Aku kasian dengan mereka, mereka jadi berakhir menyedihkan." Si pria berotot, membersihkan seluruh area yang terkena darah. Pria itu begitu rapi dalam membunuh. Sementara si suara bass, membereskan barang-barangnya.

"Mari kita pulang dengan senang."

Naiya mengeratkan tangannya. Dua laki-laki bejat yang memperkosa dan membunuh sahabatnya tidak akan pernah ia maafkan. Tidak selama ia masih hidup, Naiya bersumpah akan membunuhnya dengan tangannya sendiri.

"Kenapa perasaanku tidak enak ya? Seperti ada yang sedang menonton kita haha," si pria berotot tertawa. Pria satunya menatapnya aneh, "Kau terlalu banyak berhalusinasi, bodoh."

Suara kedua laki-laki itu mulai menjauh dan Naiya bisa bernapas lega. Gadis itu merosot jatuh, air matanya tidak berhenti turun.

Wali kelasnya membalas pesannya.

Ibu guru sedang dalam perjalanan bersama pihak kepolisian. Kamu yang tenang, jangan gegabah apalagi sampai tertangkap penjahat itu.

Terlambat, kenapa baru sekarang?

Naiya memukul dadanya keras-keras, kenapa rasa sakitnya tidak kunjung hilang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang