It's Begin

624 97 7
                                    

Hi, this is yourbelovedbae.

"Nothing" is my first story ever that I publish on the internet,  so kindly give me comments and vote. 

Enjoy reading yall

Mentari pagi mulai menunjukkan sinarnya, orang-orang bersiap memakai senyum terbaik untuk melanjutkan harinya. Sudah dari pukul 5 pagi, gadis cantik bermata monolid itu terbangun dari bunga tidurnya dan bersiap-siap untuk pergi. Ia merasa sangat semangat dan bahagia hari ini, karena sebagian mimpinya akan datang dan bertemunya hari ini. Bukan pekerjaan atau harta benda yang diimpikannya, tetapi gadis yang telah mengisi hati dan pikirannya akhir-akhir ini. Mungkin kata "akhir-akhir ini" bukanlah kata yang tepat, karena sosok gadis itu sudah bersarang di hati selama 3 tahun lamanya.

Seulgi, gadis menawan bermata monolid itu saat ini sedang menggunakan syal di lehernya dan bercermin di depan kaca. "Aahh aku sangat merindukannya, bahkan aku tak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan hari ini". Senyumnya terus mengembang hanya dengan memikirkan hal tersebut. Biarlah orang berkata bahwa dirinya telah gila dalam rasa cintanya, karena memang itulah faktanya. Seulgi segera bergegas mengambil kunci mobil dan melajukannya ke bandara. Jalanan kota dipenuhi salju yang membuatnya semakin licin, tetapi hari ini suasana musim salju sedang sangat bersahabat. Entah mengapa jalanan kota dan orang-orang di jalanan terasa lebih menarik hari ini, tak hanya itu ranting-ranting pohon yang bertiup pelan juga terasa membahagiakan bagi dirinya.

"joohyun"

"joohyun"

Bibir tipisnya mengucapkan nama gadis tersebut layaknya mantra, jari jemarinya mengetuk pelan kemudi setir untuk mengusir kegugupan yang melanda hatinya. "Mengapa aku sangat gugup, ayolah seulgi dia bukanlah seorang presiden atau sosok yang baru pertama kali kau temui. Hentikan mengetuk jari dan menggigit bibirmu, bodoh" Seulgi merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Mobilnya meliuk-liuk lincah menuju bandara tempat Joohyun berada.

5 menit lagi, waktu yang dibutuhkan seulgi untuk bertemu dengan joohyun. Melepaskan semua rasa rindu yang membuncah di hatinya, semua cerita yang belum pernah terceritakan sebelumnya dan tentu saja kehadiran sosoknya yang selalu menghangatkan hatinya. Seulgi memasukkan kedua tangan di jaket tebalnya, mengatur napasnya dan menyunggingkan senyum terbaiknya sembari mata tajam monolid itu mencari kesana-kemari sosok cantik bernama Joohyun.

"Seulgiiiiii!!!!" Suara teriakan familiar  mengagetkan Seulgi dan membuatnya menoleh ke sisi kanannya, iris matanya bertemu dengan mata Joohyun kemudian sontak dia melambaikan tangan dan tersenyum lebar. " butuh 15 langkah lagi, agar aku bisa benar-benar merasakan kehadirannya" Batin Seulgi tak sabar. Kemudian, Joohyun berlari dengan menyeret kopernya asal tanpa memedulikan beberapa pasang mata yang memperhatikannya. Itu adalah hal yang biasa baginya, bahkan jika dia hanya berdiri dan bernapas saja, orang-orang akan tetap mencuri-curi pandang untuk melihatnya. Bagaimana tidak? Paras cantik dan senyumnya yang memikat akan menghangatkan semua orang yang melihatnya.

Joohyun langsung memeluk Seulgi erat, sangat erat hingga ia bisa merasakan degup jantung Seulgi yang tak beraturan. Sepasang tangannya melingkar di lengan Seulgi, bibirnya berucap lirih namun cukup untuk Seulgi dengar. " Aku merindukanmu" dua kata sederhana itu cukup membuat Seulgi semakin melebarkan senyumnya, mengeratkan pelukannya untuk menyalurkan kehangatan di musim dingin ini. Semuanya seolah berjalan begitu lambat bagi Seulgi, jika saja Tuhan memberikan tawaran kepadanya untuk dapat menghentikan waktu maka saat ini adalah waktu yang tepat. Ribuan kupu-kupu beterbangan di dalamnya perutnya, darah memompa jantungnya berdetak lebih cepat hingga menimbulkan semburat kemerahan di kedua pipinya. Seketika musim dingin tak menjadi dingin lagi karena kehangatan dari mimpinya, Joohyun.

" Aku juga joohyun" balas Seulgi singkat, ingin rasanya Ia mengucapkan ribuan kata untuk mendeskripsikan kerinduannya. Namun, tampaknya kerinduan itu sangat besar hingga membuatnya tidak dapat berkata-kata. Joohyun melepaskan pelukannya dan tersenyum cerah, kemudian menunjuk beanie berwarna hijau mint yang bertengger di kepalanya. "Aku membeli beanie ini di London kemarin, bagaimana menurutmu?", tanya Joohyun sumringah sembari menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Seulgi. Seulgi hanya diam menatap penampilan Joohyun saat ini, gadis itu menggunakan sweater hijau senada dengan beanie di kepalanya. Ditambah dengan long coat berwarna hitam dan sepatu boots yang membuatnya semakin tinggi. Rambut hitam panjangnya tergerai indah bahkan harum shampoonya saja sudah memabukkan Seulgi, matanya berbinar-binar menghiasi lengkungan senyumnya yang tak kunjung memudar. Tanpa sadar Seulgi menatapnya begitu lama

"cantik" jawab Seulgi sembari tersenyum manis, senyum lebar yang membuat matanya hilang dan membentuk bulan sabit. "sangat cantik Joohyun, sempurna dan selalu" tambah Seulgi dan membawa Joohyun kembali ke dalam dekapan untuk mengikis jarak di antara keduanya. Seulgi sangat ingin dekat dengan Joohyun, bahkan jika bisa dirinya akan melebur menjadi satu dengan gadis dalam dekapannya ini. Semburat rona merah menghiasi wajah Joohyun, indra penciumannya dipenuhi wangi tubuh Seulgi yang sangat familiar baginya. Usapan lembut tangan Seulgi di kepalanya semakin membuatnya nyaman, bahkan hingga membuatnya tertidur jika Joohyun tak ingat bahwa mereka masih berdiri dalam keramaian bandara.

"Thanks God", bisik Joohyun dalam pelukannya. Joohyun tak mengucapkan terimakasih kepada wanita yang memuji dan mendekapnya erat, melainkan Tuhan yang telah mempertemukan mereka kembali. Lebih tepatnya berterimakasih kepada Tuhan yang telah membawa sosok Seulgi dalam hidupnya. Hangat dan nyaman, sosok Seulgi seperti rumah baginya. Selalu dan tak pernah berubah. 

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang