Butiran salju turun dari langit memenuhi jalanan, atap rumah, pohon bahkan air sungai yang tak lagi mengalir karena dinginnya. Beberapa orang mencintai musim dingin, berharap bahwa cintanya abadi karena melihat salju pertama bersama orang terkasih. Namun, beberapa orang juga membencinya, menganggap hawa dingin semakin menyakiti kesepian hidupnya. Itulah hal yang dipikirkan Kang Seulgi, gadis monolid menawan yang membenci musim dingin. Namun perasaan itu tak pernah lagi hinggap di hatinya, musim dingin bukanlah suatu masalah baginya semenjak Seulgi bertemu dengan gadis cantik asal daegu di perpustakaan kampus. Tak masalah jika dirinya harus hidup setaun penuh di musim salju, asalkan ada Joohyun sebagai sumber kehangatannya.
Rumah besar kediaman Kang dipenuhi dengan suara bising dari para gadis di depan garasi, berceloteh tentang dinginnya cuaca hari ini. Salah satu dari mereka berteriak tak sabar sembari mengetukkan kakinya ke tanah dengan kasar.
"Hey bisakah kau lebih cepat Joy? Atau lupakan saja dompetmu itu. Aku sudah hampir membeku disini" Yeri berteriak kesal, kedua kakinya gemetar menahan dingin.
"Sudah kutemukan hahahaha" Joy berteriak kesenangan sembari mengacungkan dompet besar hitamnya ke atas, tertawa histeris dan meninggalkan Yeri di tempatnya. Yeri semakin dibuat kesal karena sikapnya, sebuah ide nakal terlintas di kepalanya. Kemudian Yeri berlari kencang melewati Joy dan menarik keras rambutnya dari belakang. Tak memedulikan pekikan kesakitan Joy dan terus berlari masuk ke ruang televisi.
"Hey bedebah!! Kemari kau atau kutanam tubuh pendekmu ke dalam tanah" Joy mengancam Yeri dan berlarian di rumah Seulgi tanpa memedulikan sekitarnya seolah-olah rumah ini adalah miliknya sendiri.
"Joyy Yeriii, bisakah kau tidak berteriak dan berlarian di rumahku?" Suara Seulgi tiba-tiba muncul dari balik sofa besar yang menenggelamkan dirinya.
"maaf hehe" Yeri hanya tersenyum dengan muka polos tak berdosanya. "By the way, where is Joohyun? Apa dia sudah pulang?" Yeri mengalihkan topik pembicaraan agar dirinya tidak dimarahi oleh Seulgi, walaupun itu adalah hal yang sangat jarang terjadi. Seulgi tidak pernah marah meskipun sering dijahili oleh Yeri, tidak pernah marah ketika barang-barangnya suka dipinjam lalu dihilangkan oleh Joy. Seulgi jarang menunjukkan emosinya seperti marah atau menangis entah apa alasannya.
"Joohyun is here" Seulgi menjawab dengan membuka sedikit selimut yang sedari tadi menutupi kaki hingga dadanya. Terlihat Joohyun yang sedang tertidur pulas di pangkuannya seperti balita. Seulgi duduk di sofa besar dengan Joohyun yang duduk di pangkuannya, tangannya melingkar lemah di leher Seulgi, hembusan napas teraturnya sesekali menyapu leher Seulgi hingga membuatnya bergidik geli.
"what the fuck!! Apa yang dia lakukan?" Joy terkaget-kaget hingga bola matanya membulat, pikiran kotor hinggap di benaknya dan tangannya menutup mulut dengan dramatisir.
"Joohyun sedang tidur, oleh sebab itu jangan berteriak yaa?" Seulgi berucap lembut kepada Joy, tak lupa senyuman khasnya sebagai penutup kalimat. Joy dan Yeri hanya mengangguk patuh dan mendaratkan tubuhnya di sofa panjang abu-abu.
"Mengapa tak tidur di kamar? Letakkan saja dia di kasur"
"Joohyun memilih seperti ini, baiklah aku akan membawanya ke kamar sekarang" Seulgi beranjak bangun dari duduknya dan membawa serta Joohyun dalam dekapannya. "Huh bahkan dia terlihat sangat cantik dan imut saat tertidur" Seulgi bergumam sendiri, posisi mereka saat ini membuatnya berdebar tak karuan, merasa panas dan bahagia di saat yang bersamaan.
# # # # # #
Jam hitam besar di dinding menunjukkan pukul 20.00 malam, rumah Seulgi semakin ramai dibuatnya karena kehadiran Jennie dan wendy yang membawa banyak makanan dan minuman. Mulai dari pizza, ayam goreng, carrot cake, kimbab, beer dan soju dan beberapa snack pedas kesukaan Wendy yang selalu dibelinya.