Pertemuan singkat

2 1 0
                                    

Kamis manis.
Hari kamis selalu menjadi hari favorit santri karena dari sore sampai jum'at siang semua santri dibebaskan tugas.
Kamis adalah hari terbaik mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari semua kesibukan penuh dihari-hari lain.

Dan dilongkang atas beratap langit,ada beberapa santri yang menyebar untuk memilih tempat ternyamannya mengulang sorogan yang selesai satu jam lalu.Ada juga yang memilih bergerombol untuk berghibah ria,bahkan ada juga yang berjamaah menghabiskan satu baskom mi instan kuah ala kadarnya.

"Mbak ra! Mbak khaira!"

Gadis berjilbab maroon itu menoleh.Mengalihkan fokus sesaat dari Alqur'an dan hafalannya.

"Dalem.Kenapa mbak sa."

"Sampean disambang bapake lho."
Teriak gadis pemilik suara nyaring sejagat raya dari ujung tangga.

Pemilik mata coklat itu melebarkan senyum.Memamerkan lesung dipipi kanannya.Dengan segera ia menutup Alqur'an dan berlari kecil ke kamar tamu dilantai bawah.
Disambang ,itu hal yang membahagiakan bagi santri ketika kerinduan dan sangu sudah ada dititik kritis.

"Mbak ra,jangan lupa oleh-olehnya!"
Teriakan circle mi instan yang hanya dijawab kibasan tangan khaira.

"Assalamualaikum pak!"

Khaira mencium punggung tangan pria paruh baya yang duduk bersila dengan segelas teh dihadapannya.

"Piye kabare?"

"Alhamdulillah sehat.Bapak kiambakan?"

"Iya.Iki mau malem jum'at to?sampean melu pulang sesok sore mbalik iso?"

Dengan cepat khaira mengangguk tanpa penolakan.

"Enten acara nopo pak?"

"Ora popo ,mbahmu kangen."

Meskipun aneh mendengar jawaban singkat bapaknya,khaira tetap mengiyakan.Pamit sebentar untuk berkemas dan mengurus surat izinnya dengan pengurus pondok.
Khaira tau,bapaknya tidak akan dengan mudah membawanya pulang tanpa alasan yang jelas.Dan apapun itu,khaira akan tau jawabannya dirumah.

___

"Nduk,unjukane dikeluarke sekarang ae."

Bisik ibu yang hanya dijawab anggukan kecil khaira.
Setelah merapikan jilbab sebentar,khaira membawa senampan teh hangat untuk tamu yang sedang berbincang asyik dengan bapaknya.

"Lha ini ragilku.Sekarang masih mondok di Tulungagung."
Merasa diperkenalkan,khaira membungkuk sopan dengan senyuman.Menyatukan dua telapak tangan didada untuk salam,karena semua tamu-tamu bapaknya adalah laki-laki yang bukan mahrom.

"Uayu saiki kamu ra.Dulu Tpq kamu masih SD ya.Sudah selesai hafalan sekarang?"
Ustadz lukman.Guru Tpq yang masih selalu humoris dan paling sabar.

"Pangestune ustadz."
Sesopan mungkin khaira kembali undur diri karena canggung dengan tatapan semua pasang mata yang mengarah padanya.

"Gimana Az?Insya Allah dia cantik dan sholihah."
Ustadz lukman kembali bersuara setelah khaira menghilang dibalik gorden.

Pria yang duduk tepat dihadapan ustadz lukman itu mengambil nafas dalam-dalam.Berusaha meyakinkan hati dan akan mempertanggung jawabkan atas pilihan yang akan ia tetapkan.

"Insya Allah saya siap ustadz."
Jawabnya lugas.

Bapak tersenyum tipis,mempersilahkan tamunya untuk menikmati jamuan yang disiapkan.

"Ndak usah dijawab buru-buru,saya sebagai orang tua menghargai pilihan khaira.Karena dia yang akan menjalani tanpa ikut campur saya.Wong juga khaira belum rampung sorogannya."

Ustadz lukman membenarkan ucapan bapak.Namun juga menghapuskan kekhawatiran yang tercetak diwajahnya.

"Mboten terburu-buru,saya juga akan memberi waktu pada jawaban hati faaz yang sesungguhnya.Saya kesini lebih awal karena takutnya khaira sudah keduluan.Saya hanya memberi faaz jalan."

Faaz menyatukan tangannya yang mendingin.Ia paham,pernikahan bukan hal gampangan.Ini melibatkan hidup banyak orang,menyatukan dua hati yang mungkin akan banyak perbedaan.

"Saya minta 3tahun lagi khaira nglanyahke qur'ane dulu.Saya ndak maksa kamu menunggu."

"Insya Allah saya siap menunggu pak.Jika memang berjodoh,saya akan membawa keluarga saya 3tahun lagi.Tapi tolong izinkan saya lebih mengenal khaira tanpa keluar batasan."
Jawab faaz mantap.Khaira tulang rusuknya,dan itu yang kini sedang diyakininya.

"Boleh hanya untuk lebih mengenal.Tapi bapak ndak ridho nak sampean ngajak pacaran."

"Baik pak,tolong percaya pada saya."

Bapak mengangguk tanpa kata.
Dalam hati sedikit terkesan pada laki-laki tampan yang sedang mempertanyakan putrinya.Beliau percaya faaz adalah pria yang bisa dipercaya dari setiap jawaban lugasnya.Pria sholih yang bisa menjaga khaira dan yang mengingatkannya ketika lupa.

___






Bismillah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang