Prolog

529 54 9
                                    


"Definisi dewasa menurut abang itu gimana?" Di dalam kamar yang terang, dan dinginnya hujan di luar, Adzka yang saat itu masih berusia 10 tahun, ia bertanya kepada Aru--kakak laki-lakinya tentang arti dewasa menurut Dafa, yang dimana saat itu Aru masih berusia 11 tahun.

"Dewasa itu bukan cuma di lihat dari umur ataupun sikap aja. Tapi tentang gimana rasa tanggung jawab kita yang semakin lama semakin besar. Jadi dewasa gak seenak yang kamu bayangin, Ka. Ya pokoknya nikmatin aja masa kecil kamu, sebelum dunia di mana kamu udah dewasa menghancurkan segalanya. Siapin diri kamu mulai sekarang aja, oke?" jawab Aru sembari menyelesaikan PR dari sekolahnya.

"Abang sok tahu. Emang abang sudah dewasa? Kok sudah bisa menyimpulkan bagaimana dunia dewasa?" Adzka yang tadinya duduk di tepi ranjang kini mulai berjalan mendekat ke meja belajar Aru.

Abang emang belum dewasa, tapi keadaan menuntut abang buat jadi dewasa sebelum waktunya, Ka. Haha, Aru membatin sembari tersenyum getir. Netranya menatap lekat kedua bola mata adiknya itu.

"Adzka? Kamu masih kuat?" tanya Aru tiba tiba, yang membuat Adzka mengerutkan keningnya karena tidak paham.

"Kamu kuat?" tanya Aru, lagi.

"Kuat lah. Kan aku laki-laki." Adzka mengangkat kedua tangannya, seakan menunjukkan otot-ototnya bak atlet angkat besi terkenal yang memiliki otot besar.

Tuhan. Biar aku saja yang akan merasakan kejamnya dunia untuk kedepannya, adikku jangan. Ary mengusap lembut surai adiknya yang saat ini tengah memakan coklat dengan belepotan. Lalu dengan gerak lembut dan penuh sayang, Aru mengusap bibir dan pipi Adzka yang belepotan dengan coklat.

Walaupun umur keduanya tidak jauh beda, mereka jarang sekali bertengkar, bahkan nyaris tidak pernah. Karena sikap Aru yang selalu mengalah kepada Aru, dan sikap penyayangnya yang sangat besar. Bagi Aru, Adzka adalah segalanya. Adzka adalah separuh nyawanya. Aru tidak pernah mengatakan tidak untuk Adzka, semua ia lakukan untuk membuat adik semata wayangnya bahagia.

Namun segalanya berubah. Yang dulu sedekat nadi, kini menjadi jauh bagai bumi dan matahari, bahkan terlihat seperti orang tidak kenal, seperti orang asing. Satu atap namum tidak pernah lagi bersama. Mereka, sepasang adik kakak yang saling sayang, kini menjadi saling membenci satu sama lain.

Menjadi dewasa memang semenyakitkan ini.

_____

Hai semuanya, cerita ini mungkin sempat aku publish bulan desember lalu. Dan saat ini, dengan keputusan yang sudah bulat, aku kembali mumpublishnya. Semoga kalian suka ya..

Cerita ini tidak lain dan tidak bukan adalah tentang brothership. Tentang dua saudara yang melewati lika-liku kehidupan tanpa bisa saling memahami. Keadaan membuat keduanya menjadi dua orang yang tidak saling kenal. Membuat rumah yang dulunya seperti surga kini menjadi neraka bagi mereka.

Sembagi Arutala-Aru-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembagi Arutala
-Aru-

Sembagi Nasaka-Adzka-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembagi Nasaka
-Adzka-

Si Sulung Bercerita | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang