Hari hari cerah seperti biasa menerangi pusat kota perdagangan Windfall yang tak pernah sepi akan hiruk pikuk penduduk kerajaan, tidak hanya penduduk kerjaaan, para pengelana dan petualang dari luar kerajaan datang untuk menjual hasil buruan mereka di kota ini, karena sesuai namanya, kota Windfall ini adalah pusat nya perdagangan kerajaan yang terletak di timur benua Arfelt.
"Selalu sepi seperti biasa, sangat membosankan"
Terdengar keluh kesah seorang pria dari dalam rumah yang terbuat dari batu disudut kota.
"Kalau begini terus kita tidak akan sanggup membayar biaya pajak toko ini ayah .."
Ucap seorang lelaki kecil yang baru saja masuk kedalam rumah itu, badan nya kecil dengan pakaian yang tampak lusuh, memegang sebuah karung kecil yang berisikan sisa tepung dari toko roti sebelah.
"Kau mencuri nya lagi nak? Sudah berapa kali ayah bilang untuk berhenti melakukan itu, shesh"
"Lagipula ayah tidak berusaha seperti yang lain, lihatlah diluar banyak petualang membawa hasil buruan mereka, lalu makan dengan kenyang setiap hari nya, sedangkan ayah!?"
"Nak, ayah sudah cukup tua untuk melakukan itu, ayah tidak memiliki tenaga, lebih baik kita menjaga toko tua ini, menunggu pelanggan datang dan hidup tenang didalam kota"
"Tch! Dasar ayah pengecut!"
*Brakk*
Terdengar bantingan pintu kayu dengan kencang, lelaki kecil itu lari pergi meninggalkan toko ayahnya dan berlari sampai akhirnya dia sampai ke salah satu bangunan tua yang terletak di perujung kota, dia pun penasaran dan memasuki bangunan itu berharap ada benda berharga yang bisa ia bawa pulang lalu menjual nya di toko sekitar.
Bangunan yang luas dengan 2 lantai itu dia susuri sampai mata nya tertuju kepada salah satu cermin di pojok suatu ruangan, cermin itu menarik perhatian nya karena terlihat mahal, dia pun mencoba mengangkat nya untuk membawa dan memasukan nya kedalam karung untuk akhirnya dibawa ketoko, namun hal mengejutkan terjadi pada saat ia menggeserkan kaca itu.
*Krak krak krak*
Tiba tiba salah satu bagian lantai yang terbuat dari batu bergeser dengan sendiri nya, anak kecil itu penasaran lalu mendekati celah dari lantai yang bergeser tadi, sepertinya itu adalah tempat tersembunyi, dia menyusuri tangga itu jauh kebawah kedalam tanah, sampai akhirnya tiba disuatu ruangan besar, namun diruangan itu terdapat pencahayaan dari Mana Sphere, dia terkejut karena bangunan yang terbengkalai, yang sudah lama tidak berpenghuni dan tidak terawat seperti ini, terdapat Mana Sphere yang masih aktif.
("Ruangan apa ini?") Gumam nya dalam hati.
Dia menyusuri ruangan itu selama beberapa menit, sampai tiba di salah satu sudut ruangan, samar samar terlihat cahaya ungu kegelapan, dia menghampiri cahaya tersebut.
"Sepertinya benda ini terlihat mahal"
Dia mengambil sebuah permata kristal berwarna ungu kegelapan disalah satu meja disudut ruangan, permata itu lah yang memancarkan cahaya terang berwarna keunguan tadi, dia menyimpan nya kedalam saku celana yang compang camping itu, tak lama kemudian suara gemuruh terdengar
*Krak krak krak*
"Gawat!"
Ternyata lantai batu yang bergeser terbuka tadi, kembali bergeser menutup, anak kecil itu terjebak didalam bawah tanah bangunan tua itu.
"Sial! Bagaimana aku bisa keluar dari sini"
Tiba tiba cahaya dari Mana Sphere padam total.
"Sial! Sekarang apa lagi ini .."
("Kutitipkan semuanya padamu sekarang anak muda, kuharap kau adalah pemuda yang bijak walau sifatmu terlihat sembrono, berhati-hatilah")
Terdengar suara didalam kepala anak kecil itu, lalu ia merasakan pusing yang amat dahsyat.
"Akh! Siapa kau? A-aku t-tidak menge.."
Seketika tubuhnya mati rasa, perlahan ia pun kehilangan kesadaran sampai akhirnya pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Keeper
FantasySetelah perang besar yang memperebutkan Soul crystal menghancurkan sebagian benua bagian barat di tahun 550 kalender Athena, dunia damai seketika karena Soul crystal yang diperebutkan disegel oleh ke-7 keturunan Ancient dengan mengorbankan diri mere...