Part 11

265 19 3
                                    

Beberapa menit setelah mereka kembali ke kamar , handphone Erik berbunyi dan ia pun memutuskan untuk pulang duluan . Katanya ada urusan .

Selang tigapuluh menit setelah kepulangan Erik , mereka telah menyelesaikan tugas . Vienna pun bergegas pulang . Lain dengan  Kelvin , ia tak mau pulang , alasannya ia masih ingin bermain di rumah Ressa .

Vienna berjalan menyusuri jalanan kompleknya . Ia melewati sebuah taman . Taman yang menjadi saksi bisu awal persahabatannya dengan Ressa , empat tahun lalu . Saat melewati taman itu , ia melihat sepasang manusia , yang dia pikir adalah sepasang kekasih . Namun , rasanya ia mengenal salah satu dari mereka .

Loh bukannya itu Erik ya ? Katanya dia mau pulang ? Katanya ada urusan ? Itu pacarnya Erik ? Kok mereka deket banget sih sampe rangkul - rangkulan gitu ? Eh , bukannya tadi siang Erik nembak gue ? Kok jadi gue yang kepedean yah ?

Berbagai pertanyaan mulai menghantui pikiran Vienna . Rasa sedih , kecewa , marah , gelisah , takut pun mulai menguasai batin gadis ini .

Vienna lalu berlari , sekencang - kencangnya menuju rumah . Ia tak menghiraukan tetes demi tetes air mata yang mulai membasahi pipinya . Vienna bersedih , sesenggukannya pun makin keras . Hingga sampai di rumah , ia tak menghiraukan Bi Ijah . Ia berlari menuju kamarnya . Menelungkupkan seluruh tubuhnya di kasur . Membiarkan bantalnya basah oleh tetesan air matanya sendiri .
Gue gak kuat lagi nahan perasaan ini ... Dia nembak gue , bikin hati gue serasa udah di awan . Tapi kenyataannya ? Dia jatohin semua yang udah dia omongin cuman tipuan . Dasar cowok PHP ! Rese ! Atau jangan - jangan , ini cuman peringatan buat gue yang terlalu ngarepin dia ? Mungkin juga ini peringatan buat gue yang terlalu kepedean ??

Vienna makin terisak , hatinya terasa teriris . Pedih , sesak , itulah yang dia rasakan saat ini. Sangking lelahnya Vienna menangis , ia sampai tertidur di ranjangnya .

******************************

Vienna terbangun pukul dua pagi , ia merasa pening . Vienna berjalan ke kamar mandi , ia membasuh badannya . Vienna terkaget karena matanya yang bengkak akibat tangisannya tadi sore . Vienna lalu mengambil kantung kompres di lemari dapur , dan mengisinya dengan air hangat . Vienna mengompres matanya selama setengah jam .

" Gara - gara tadi tidur , sekarang gue gak ngantuk nih "

Vienna lalu menatap meja belajarnya , sebuah buku sketsa terpampang disana . Vienna mengambil buku itu , membolak balik halaman demi halamannya . Vienna lalu duduk di meja belajarnya . Mulai menggoreskan pensilnya , melukis apa yang menggambarkan hatinya saat ini ia melukis seorang perempuan yang tengah duduk sendirian di padang bunga sambil menangis . Gambar itu memang mewakili perasaan hatinya . Sedih , kecewa . Vienna merasa sebagian hidupnya telah hilang .

An
Lagi niat bikin kok jadinya malah ancur ginii... kenapa pas lagi niat malah idenya gak ngucur .... ini pendek banget kan ?

Vote ya !!

Muaaaahhh

SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang