1. Bintang Akan Selalu Menerangi Kita

25 5 0
                                    

Di malam yang sunyi, aku berdiri di balkon rumahku sambil menatap langit malam. Gelap namun indah, cahaya bintang bertaburan berhasil menghipnotis mataku. Situasi ini membuatku teringat akan kisah kita.

***

16 tahun lalu disebuah padang rumput nan hijau, disanalah aku pertama kali bertemu dengannya. Malam itu, aku tengah duduk sendirian diantara rumput-rumput hijau yang bergoyang terkena semilir angin. Meninggalkan sepeda yang ku parkir diseberang sana.

Ketika sedang asik menikmati kesunyian, tiba-tiba datang seorang pria yang memakai setelan biru lusuh ikut duduk disampingku. Dia tampak serius memandangi langit lalu berkata "hei, coba lihat keatas. Bintang bintangnya sangat indah."

Aku pun mendongakkan kepalaku, seketika aku ternganga mataku berbinar memandang tak percaya pada apa yang kulihat. Ribuan bintang bersinar diatas kepalaku, jujur ini pertama kali aku melihatnya. Entah mengapa air mataku jatuh dengan sendirinya, hatiku seperti tergerak "indah sekali" kataku.

"Kenapa menangis?" sepertinya dia melihat air mataku yang menetes. Kepalaku menunduk, aku diam tak menjawab.

"Kalau ada masalah ceritakan saja padaku. Tenang, aku bisa jaga rahasia kok" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ekspresinya saat itu sangat manis, entah mengapa aku merasa seperti bisa memercayainya.

"Sebenarnya aku.. kabur dari rumah. Aku bertengkar dengan orangtua ku jadi aku lari kesini. Yah.. walaupun sebenarnya aku naik sepeda" aku menaikan bahuku di kalimat terakhir.

"Kamu menuju ke tempat yang tepat. Disini juga tempatku menenangkan diri jika ada masalah" ucapnya sambil tersenyum.

Aku berfikir sejenak "tunggu, sekarang kamu ada disini jadi itu artinya..."

"Iyap benar. Aku kabur sama sepertimu. Tapi bedanya aku kabur dari rumah sakit." walau dia mengatakan itu sambil tersenyum tapi sorot matanya menggambarkan kesedihan.

Aku sempat terkejut, pantas saja dia mengenakan pakaian biru lusuh, ternyata dia adalah pasien dari rumah sakit yang tak jauh dari sini. "Kenapa kabur? Nanti kalau ketahuan bagaimana?"

"Enggak bakal. Ini sudah jam 10 lewat, dokter pasti mengira semua pasien sudah tidur. Aku bosan dengan suasana rumah sakit, disana bau obat jadi aku ingin menghirup udara segar. Lagipula aku sering kok main kesini" jelasnya panjang lebar.

"Kamu bandel ya" ucapku sambil terkekeh, setelah itu kami berdua tertawa bersama. Kalau dipikir lagi kita baru kenal beberapa menit yang lalu tapi kita sudah sangat cocok, rasanya seperti mengobrol dengan teman lama.

Tiba-tiba sebuah cahaya kecil menghampiri kami yang sedang tertawa, lama kelamaan cahaya itu bertambah banyak memenuhi padang rumput ini. Aku tidak tahu apa itu, tapi jika dilihat sangat indah.

Wajah pria disampingku berubah ceria "oh teman temanku sudah datang!"

"Teman?" tanyaku bingung.

Lalu satu cahaya itu hinggap di jari telunjuknya, "Iya, ini kunang-kunang. Mereka yang selalu menemaniku disaat aku kesepian"

"Wah lucunya"

Malam ini adalah malam yang terindah bagiku. Beruntung sekali aku bisa melihat kunang-kunang secara langsung sekaligus ditemani langit malam dengan seribu bintang berkilauan.

"Oh iya boleh aku tau namamu? Tadi kamu bilang kesepian kan, mulai saat ini aku akan jadi temanmu" ucapku dengan antusias.

"Terimakasih. Namaku Bintang" angin semilir datang menerpa rambut berponinya bersamaan saat dia menjawabnya.

Setelah dia menyebut namanya Bintang, entah mengapa dalam pandanganku dirinya terlihat lebih bersinar, "Oh seperti namamu, kamu juga sangat menyukai bintang ya?"

Bintang Akan Selalu Menerangi KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang