~1~

447 67 8
                                    

.

.

.

hei hei, kali ini Jun up cerita baru. Oneshoot dua chapter aja. Book ini Jun buat sebagai perayaan followers Jun yang nyampek 100. baru 100 aja belagu banget si Jun, biarin aja dapetin followers di wattpad susah sih. Cerita book kali ini gak terlalu baru atau fenomenal gimana sih, Jun gak pinter bikin oneshoot yang ngena. Tapi Jun harap kalian suka. oke selamat membaca.

.

.

.

Kai Kamal Huening seorang pianis muda yang selalu disebut sebagai musisi jenius yang sangat berbekat ini, tak ubahnya seperti anak umur 19 tahun pada umumnya. Kehidupan sempurna, terlahir dari keluarga kaya dan terpandang, punya prestasi luar biasa sejak kecil, dan memiliki segalanya yang dia inginkan tidak membuat Kai menjadi pribadi yang elegan atau berkelas seperti apa yang orang kira tentangnya. Kai tetaplah Kai yang nakal yang suka kabur dari kelas yang sudah dijadwalkan untuknya.

Seperti pagi ini, karena orang tua Kai sedang berada di luar negeri dan tidak takut untuk kabur dari kelas tata karma dan nanti dia juga berniat bolos pelajaran bisnis. Dalam sehari Kai mendapat banyak kelas privat untuknya, mulai dari kelas berbagai Bahasa, kelas tentang pelajaran akademik, kelas music, dan kelas keterampilan. Sebagai omega yang terlahir dari keluarga terpandang, Kai harus lah mempunyai kualifikasi yang tinggi. Dia harus pintar, harus cantik, dan harus sempurna dalam semua aspek, maka dari itulah dari kecil dia sudah dikekang dengan banyak aturan dan banyak tuntutan. Sebenarnya orang tua Kai bukanlah tipikal orang tua jahat yang menekan anak nya untuk selalu sempurna di setiap bidang, mereka hanya khawatir pada masa depan Kai dan hanya mengingatkan Kai jika dia juga punya tanggung jawab atas reputasi keluarganya. Jika ada orang tuanya, Kai sulit untuk membolos dan pasti akan di marahi, lebih tepatnya diceramahi panjang lebar tentang masa depan Kai yang akan berat jika dia tidak punya pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni di dunia yang kejam ini.

Sebenarnya Kai merasa bersalah juga harus sering membolos. Dia merasa bersalah pada kepala pelayan dan asistennya yang selalu membantunya berbohong. Kai juga terkadang merasa bersalah pada orang tuannya yang sudah dia kelabuhi. Tapi mau bagai mana lagi, Kai mati bosan dengan semua pelajaran yang dijadwalkan untuknya. Kai tidak bisa menikmati masa muda dengan bebas selama ini, hidupnya hanya seputar belajar, latihan dan tour konser musik klasik. Jadi tidak salah kan kalau Kai sedikit membangkang dan ingin bersantai.

"hyungnim, nanti bilang sama Han saem kalau aku sakit atau apa ya. Aku sedang malas belajar tata karma pagi pagi dan untuk nanti siang juga batal kan saja. Aku sedang tidak mood melajar bisnis" Kai berguling santai di tempat tidur sambil bermain game di hp nya saat asistennya menghampirinya di kamar.

"Kai mau sampai kapan kau terus bolos saat orang tua mu tidak ada, aku yang selalu kau jadikan tumbal saat kau disalahkan" asisten Kai yang sudah menjadi teman belajar dan asisten Kai sejak Kai berusia 12 tahun ini balik mengeluh.

Asisten Kai bernama Jason Kim, berumur dua tahun lebih tua dari Kai. Menjadi teman belajar Kai sejak lama karena orang tuanya lebih tepat ayahnya juga mengabdi pada keluarga Kai turun temurun. Ayah Jasson adalah kepala pelayan keluarga Huening yang sekarang, sebelum Jason belajar untuk menjadi kepala pelayan di keluarga Huening, Jason di tugas kan untuk menjadi asisten dan tutor untuk Kai terlebih dahulu. Karena Jason dan Kai sangat dekat, mereka tidak pernah membedakan kasta satu sama lain dan lebih seperti kakak dan adik. Orang tua Kai pun menganggap Jason bagian dari keluarga Huening, dan mempercayakan Kai untuk Jason jaga.

"ayolah hyung, kau tahu sendiri aku hanya bisa bolos kalau mama papa sedang tidak ada. Mereka pasti menceramahi ku panjang lebar kalau tahu aku bolos" Kai masih fokus pada gamenya.

True Feelings | OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang