Terpesona

14 2 0
                                    








Devvan berencana untuk membeli beberapa busur dan anak panah baru. Sambil mengecek di daerah pasar Symth, Devvan akan melihat lihat beberapa senjata buatan para rakyat Symth. Julian dan devvan beserta rombongan mulai memasuki area pasar. Kebisingan mulai menyapa telinga mereka. Puluhan orang nampak sibuk berlalu lalang. Julian berdecak melihat kebisingan dan kegaduhan di pasar ini. Ia dengan ekspresi kesal mencoba bertahan hingga waktunya pulang nanti.

Kini rombongan mereka masuk kedalam pasar. Semua kegiatan didalam pasar seketika berhenti. Teriakan sambutan penuh kehangatan menyapa rombongan kerajaan. Devvan tersenyum seraya melambaikan tangannya. Julian menunggangi kudanya dengan wajah datar. Tak menggubris berbagai sapaan dan godaan para remaja putri disana.

Julian benar benar membenci suasana ini.

Devvan tengah asik menyapa dan memperhatikan kegiatan para rakyat. Ia tanpa sengaja melihat kue basah dan kering yang terpajang di salah satu lapak. Entah mengapa, namun melihat kue kue itu membuat air liur devvan hampir saja jatuh. Ah, devvan sebenarnya sangat menyukai kue. Berbeda dengan julian yang lebih menyukai kopi pahit dan beberapa minuman sehat dari tumbuhan.

"Kita berhenti di lapak kue itu" Ujar devvan. Rombongan kerajaan berhenti tepat di depan lapak kue kue itu. Devvan turun dari kudanya dan berjalan kearah jajaran kue.

Tak lama munculah seorang wanita cantik berambut panjang sepunggung.

"Selamat pagi pangeran, ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita itu. Devvan terdiam. Tunggu, kenapa suara wanita itu terdengar sedikit berat? Apakah ia...

"Apakah kau seorang pria?" Tanya devvan to the point. Sosok di depan devvan mengangguk pelan.

"Iya pangeran, saya seorang pria"

"Ah, tadi aku sempat mingira kau adalah seorang wanita" Ujar devvan. Sosok itu, Darren tertawa kecil mendengar tuturan devvan.

"Pangeran menginginkan kue apa saja?" tanya Darren. Devvan menunjuk kue kue yang nampak lezat dimatanya.

"Jika saya boleh tahu, dimana permaisuri dan raja?" tanya darren seraya membungkus kue kue yang devvan beli.

"Mereka tengah ada tugas di kerajaan sebelah, jadi aku dan adikku yang melakukan pengecekan saat ini"

"oh benarkah? Apakah pria yang diatas kuda itu merupakan pangeran julian?" Tanya darren. Devvan mengangguk kemudian berbalik dan memanggil julian. Julian menoleh dengan malas.

Sedetik kemudian julian terpaku. Kala matanya menangkap sesosok wanita berwajah teramat sangat cantik. Ia bahkan terdiam menatap lurus kearah wanita itu.

"Julian...julian!" Sentak devvan. Julian tersadar dan kemudian ia menoleh kearah devvan. Devvan melirik darren dan kembali melirik julian. Ia kemudian terkekeh. Devvan hendak membayar kue kue yang ia beli. Namun darren menolaknya mentah mentah.

"Tak apa pangeran, kue itu aku buat khusus, awalnya aku akan memberikan kue itu untuk permaisuri dan raja. Tapi aku akan memberikannya untukmu pangeran, Kumohon terimalah!" Ujar darren antusias. Wajahnya nampak berseri seri ketika melihat Devvan menerimanya dengan baik.

"Ah terimakasih banyak" jawab devvan.

"Ku harap kau menyukainya pangeran!" Seru darren yang di balas anggukan oleh devvan.

"Aku pasti menyukainya, sekali lagi terimakasih!" Devvan lantas berbalik dan menaiki kembali kudanya. Kepergian mereka di iringi teriakan kagum dan rasa hormat dari rakyatnya.

Tersisalah darren yang saat ini memperhatikan kepergian devvan dengan senyum sumringah. Darren lantas berbalik dan menghampiri Mia yang sedang membuat beberapa kue baru di dalam lapaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SymthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang