Bagian 2

2 0 0
                                    

        "Kau menghalangi jalanku".ucap pria didepan Kinan,seketika jantung Kinan yang berdetak kencang seakan roboh terkena badai petir."jalanan masih luas,kenapa memilih jalan yang ini".sepertinya kata kata Kinan membuat Ziel kesal."mau aku jalan disini atau jalan di manapun tak akan ada yang bisa menghentikan ku,dan kau.....siapa kau berani bicara seperti itu hah?.......sekarang mundur dari jalanku atau.....supirku yang harus menyingkirkan mu dari hadapanku.

       Tak ingin membuat ayahnya terlibat kinanpun mengalah dan memberikan jalan pada Ziel untuk lewat namun,dalam hati Kinan Ingin sekali menjambak rambut Ziel dengan kekuatan penuh.

      Kinan melambaikan tangan pada ayahnya karna ayahnya harus segera pergi dari kampus dan melanjutkan pekerjaannya sebagai sopir keluarga konglomerat itu.

 
      Dengan mengendarai sepeda antiknya Kinan pergi dari kampus dan berniat untuk datang kepameran lukisan.ia cukup bersemangat mengenai sesuatu tentang seni.kinan juga dikenal pandai melukis dan itu ia dapatkan secara otodidak sejak kecil.

       Ditengah perjalanan Kinan melihat seseorang yang tak asing untuknya.orang itu terlihat sangat kesal dan terus menendang ban mobilnya."Zee apa yang sedang kau lakukan."tanya Kinan setelah memastikan bahwa orang yang dia lihat memanglah Zee."oh kak Kinan apa yang kau lakukan disini".tanya Zee yang terkejut dengan kedatangan Kinan."kenapa kau malah balik bertanya,apa yang terjadi kau terlihat sangat marah".ucap Kinan yang sontak membuat Zee menggaruk kepalanya yang tak gatal."ehehehe sepertinya mobilku sedang tak bisa diajak kompromi,aku sudah memberinya makan tapi kenapa dia tak mau jalan apa aku berbuat kesalahan".ucap Zee dengan nada polosnya.kinan tertawa mendengar ucapan Zee yang terdengar seperti anak kecil."oh ayolah Zee aku yang tak punya mobil saja tau kalau mobilmu sedang mogok dan harus dibawa kebengkel,berhubung bengkelnya jauh dari sini aku memberi nomer bengkelnya padamu agar mereka bisa datang".Kinan memberikan secarik kertas beisikan nomer telepon bengkel."ah terima kasih aku akan segera menelfon".kinan mengangguk dan meletakan sepedanya disamping.

      "Ngomong ngomong kau mau kemana?".tanya Kinan yang segera dijawab oleh Zee"aku akan pergi ke pameran di gedung SANTIO ada pameran lukisan disana".jawab Zee dengan wajah sedikit panik."benarkah aku juga mau ke sana,apa kau buru buru kalau iya ayo ikut denganku".tawar Kinan karena melihat wajah Zee yang mulai memucat terlihat seperti ketakutan"dengan sepeda ini?"tanya Zee ragu"hmmmm"jawab Kinan singkat menganggukkan kepalanya."ahhh sebenarnya aku kurang yakin dengan tawaranmu tapi karna ini mendesak baiklah ayo segera pergi dan sampai tujuan dengan selamat".ucap Zee berantusias ingin segera pergi ke tempat tujuannya. akhirnya mereka berdua pergi ke pameran dengan menaiki sepeda Kinan dan meninggalkan mobil ditempat karna terlihat aman.

      Setelah sampai ditempat pameran Zee dengan terburu buru masuk kedalam tanpa mengucapkan sepatah katapun.dan itu membuat Kinan reflek mengerutkan dahinya."apa dia tak mau berterima kasih padaku dan kenapa dia begitu terburu buru."

    Kinan masuk dan menelusuri setiap lorong dimana ada banyak lukisan dari seniman ternama"kenapa sangat keren,jika saja aku benar benar jadi seorang pelukis apakah karyaku akan dipajang seperti ini dan dilihat banyak orang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Kinan masuk dan menelusuri setiap lorong dimana ada banyak lukisan dari seniman ternama"kenapa sangat keren,jika saja aku benar benar jadi seorang pelukis apakah karyaku akan dipajang seperti ini dan dilihat banyak orang".ucap Kinan sambil terus berjalan.

   
    Saat sedang memandangi setiap karya indah yang ada didinding pameran,tiba tiba matanya tertuju pada beberapa orang yang tampak sedang membicarak sesuatu.karena penasaran Kinan pun mendekat kearah orang orang tersebut."Zee,apa itu dia".sekarang Kinan tau bahwa Zee adalah anak dari pemilik pameran ini dan kehadirannya menjadi pusat perhatian dibandingkan lukisan yang ada disini.

    Dalam hati,Kinan begitu iri dengan kehidupan Zee namun jika diperhatikan baik baik sekaya dan secantik apapun Zee dia masih punya masalah dalam kesehariannya, contohnya mobil yang dia Kendari tadi.

      Kinan berniat pulang dari tempat pameran setelah menghabiskan satu jam disana.namun,baru saja Kinan menginjakan kakinya keluar hujan tiba tiba turun.ia menyadari betapa bodohnya dia karna tak membawa payung padahal ayahnya sudah mengingatkan untuk selalu membawa payung kemanapun Kinan pergi.

      "Otakku sudah dipenuhi tugas dan kesibukan aku kesini untuk menenangkan pikiran tapi kenapa jadi turun hujan begini".ucap Kinan kesal.
Dan ditengah kekesalannya itu Kinan malah melihat orang yang paling tak ingin ia lihat didunia.ya siapa lagi kalau bukan Ziel,entah dari mana datangnya tapi Kinan benar benar ingin memalingkan wajah dari pria tak tau sopan santun itu.

    "Ziel kau sudah lama disini".suara Zee terdengar lembut dan menyentuh
Kinan sedikit melirik kearah mereka
"Apa kau kedinginan,pakai ini dan cepat kemobil".Ziel memakaikan jaketnya pada Zee,tentu hal itu membuat Kinan merasa amat sangat jijik.mereka berdua berjalan dengan satu payung menuju kedalam mobil.

     Hujan mereda tanpa basa basi Kinan berlari menuju parkiran tempat sepedanya berada,kembali pulang adalah tujuan utama Kinan sekarang karna hari sudah mulai petang ia takut ayahnya mencari karna kebetulan baterai hpnya habis.

    Sesampainya dirumah Kinan tak melihat keberadaan sang ayah.biasanya jam 6 ayah Kinan sudah pulang dari bekerja."ayah.......ayah!!........ayah" Kinan terus memanggil sambil menjari cari diseluruh ruangan namun hasilnya tetap nihil.

Tak lama kemudian telfon rumah Kinan berdering ia langsung mengangkat telfon tersebut Kinan fikir itu dari ayahnya tapi....("apa benar ini dengan kluarga bapak Harma")tanya seseorang dari telfon tersebut"iya saya Kinan anaknya,apakah terjadi sesuatu dengan ayah saya".ucap Kinan dengan kekhawatiran (maaf sebelumnya bapak Harma mengalami kecelakaan bersama penumpang lainya dimobil tersebut dan sekarang sedang dilarikan kerumah sakit xxxxx )jawab seorang polisi ditelfon.seketika jantung Kinan seperti berhenti berdetak tak satu katapun terucap dari bibirnya....

   

    Maaf ya ceritanya ngegantung terus.
Seperti jatuh tertimpa tangga pula itulah kiasan yang menggambarkan keadaan Kinan saat ini.

Sekali lagi maaf ya saya pribadi Karena cerita flat tapi autor akan terus berusaha meningkatkan kemampuan menulis

Terima kasih yang sudah membaca jangan lupa masukan perpustakaan
Salam hangat dari autor🤗🤗🤗🤗
    
  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Filter loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang