1. Cinta?

2.6K 126 3
                                    

Happy Reading!!

*

Lisa Pov

Menurut Jisoo, cinta itu tak selamanya memiliki. Menurut Seulgi, cinta itu buta. Aku hanya diam mendengarkan keduanya berbicara tentang cinta. Sebut saja aku bodoh. Aku sungguh tidak tau apa itu cinta.

"Cinta itu..... Saling melengkapi." tambah Jisoo sebelum akhirnya ia menyeruput kopi nya.

Dia seperti bapak bapak dipagi hari, memakai celana pendek, kaos oblong warna putih, sendal jepit dan kopi hitam ditangannya. Aku menggelengkan kepalaku melihat penampilannya hari ini.

"Lu harus jatuh cinta." itu Seulgi, temanku.

"Tapi gua gak tau caranya jatuh cinta." mereka berdua terdiam, mungkin saja mereka frustasi mendengar ucapanku.

"Taulah, Lis. Gua capek." apa aku bilang, mereka frustasi.

"Pertanda bahwa lu jatuh cinta itu, jantung lu bakalan berdetak dua kali lipat dari biasanya, lu selalu ingin dekat sama doi, lu selalu pengen lihat senyumannya, lu selalu pengen ngemilikin. Disaat lu dan seseorang itu bersentuhan, lu akan merasakan serangan listrik." aku mengangguk mendengarkan penjelasaan Seulgi.

"Gini deh. Lu sekarang lagi kagum atau suka sama siapa?" aku mengangkat kedua bahuku tak tahu. Ya memang tak ada orang yang ku kagumi dan kusuikai, selain kedua orang tuaku.

Jisoo menghela nafas pelan. Ia kembali menyeruput kopi hitamnya, lalu jari telunjuknya mengarah kearah depan.

"Tuh, lu lihat kesana." aku mengikuti arah jari telunjuknya. Ia menunjuk kearah seorang gadis berjilbab yang sedang menyiram tanaman dengan selang.

Seketika itu juga kedua sudut bibir ku melengkung keatas membentuk senyuman, aku merasa getaran kecil didadaku saat melihatnya. Ap... Apa.. Apakah ini cinta pandangan pertama?

"Gimana perasaan lu ketika lihat dia?" aku menatap Jisoo dengan tatapan berbinar.

"Gua ngerasain getaran kecil didada gua saat gua melihat dia." aku tak berbohong, itu memang terasa.

"Dia pindahan? Kok gua baru lihat dia." Seulgi menatap asing gadis berjilbab itu.

"Baru tiga hari yang lalu dia dan keluarganya tinggal disini, dia sepupu jauh gua." aku dan Seulgi langsung menatapnya dengan tak percaya.

Loh kok?

"Bentar..." aku bingung, Seulgi juga bingung.

"Huft! Suaminya tante gua beragama islam, jadi tante gua mutusin buat masuk islam." aaahhhh begitu rupanya.. Pantes aja..

"Kirain semua keluarga lu masuk islam."

"Gaklah. Pindah agama itu gak segampang membalikkan telapak tangan, kita butuh keyakinan yang sangat kuat dihati kita. Kan gak lucu pas kita udah pindah agama tapi hati kita gak yakin.. Pindah agama itu gak ringan, banyak yang harus dikorbankan, susah juga buat dapetin persetujuan dari orang tua. Waktu itu tante gua juga ditentang sama kakek, malahan dipaksa pisah. Tapi, kekuatan cinta mereka itu bener bener kuat, dan tante gua juga pindah agama bukan karna suaminya doang, tapi emang keinginan tante gua, tanpa ada paksaan sekalipun."

Hah! Baru aja ngerasain yang namanya cinta udah dipaksa buat mundur aja. Gini amat hidup.

"Wes susah ya.." Jisoo mengangguk, ia lagi lagi menyeruput kopi hitamnya sampai tandas.

"Iyalah, makanya gua berusaha buat gak suka sama cewek yang beda agama. Bisa habis dipukuli gua sama bokap gua." aku sedikit merenung mendengar ucapan Jisoo.

IT'S YOU [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang