Chapter 2

68 20 7
                                    

Sebenarnya sih kepala Doyoung tidak mengalami cedera seserius itu, tapi Ten dengan jahilnya bicara pada ketua Basket bahwa dia mengalami hilang ingatan pada sebagian Memorinya

Dihh amit amit Doyoung hilang ingatan, apalagi harus melupakan Jung Jaehyun. Ehh apa Hubungannya? Entahlah

"Baiklah baiklah aku akan menjaga temanmu sampai dia sembuh total." Keputusan akhir si ketua Basket mengembangkan senyum seorang Chittaphon

Sementara Doyoung sendiri memijat pelipisnya pusing, Perasaannya tidak enak

"Namamu?"

Doyoung mengerjap, malah berpikir memikirkan namanya. Ck, sekarang dia sudah macam orang hilang ingatan saja "Kim Doyoung."

Pemuda itu  mengangguk singkat, mengulurkan tangan kehadapan Doyoung "Lee Taeyong." Senyum tipisnya tersungging manis, tampan sih tapi masih lebih tampan Jaehyun

"Aku harus ke kelas dulu sebentar lagi bel masuk, Istirahat aku kemari lagi." Selepas genggaman tangan mereka terlepas, Taeyong pamit pergi kembali ke kelas


Kim Doyoung mengusap tengkuknya, bulu kuduknya berdiri entah karena apa hanya saja ia merasa sepasang Mata Iblis sedang menatapnya sekarang

"Kau kenapa?" Ten menepuk kening Doyoung, sampai remaja itu mengaduh kesakitan

Sial! Dasar teman laknat.

"Aku merasa sepasang mata Iblis sedang menatapku tajam, hawa kelas kenapa jadi menyeramkan begini?" Pemuda bermarga Kim itu bergidik lagi, beringsut mendekati Ten yang menampilkan raut wajah sama dengannya

"Apalagi tadi pagi ada orang meninggal dekat Sekolah, lagipula kenapa tiba tiba kelas hening begini?" Benar, bahkan mereka baru sadar sejak kepergian Lee Taeyong kelas jadi hening

"Ah sudahlah mungkin hanya perasan kita saja, cepat aku mau menyalin PR matematika!"

Doyoung itu selain pendiam, kurang bergaul dan otak pas Pasan dia hanya bisa mengandalkan buku Catatan Matematika milik Chittaphon sebagai gantinya Doyoung membantu Ten di pelajaran lain. Simbiosis mutualisme

Keseharian sepasang sahabat ini memang sangat membosankan, terlebih Doyoung yang tidak pandai mencari topik pembicaraan untung Ten anak Serampangan dan tidak tahu malu jadinya pas mereka saling melengkapi.


"Kim Doyoung dan Jung Jaehyun, kalian berdua di panggil ke Ruang Bu Wendy."

Perkataan seorang tetangga kelas hampir saja membuat Doyoung menyemburkan air di mulutnya

Wajahnya panik dan gugup, bayangkan saja dipanggil guru bersama orang yang ia sukai disaat bersamaan. Kenapa lagi sih?

"Ten aduh aku gugup." Dia berbisik, mengepalkan kedua tangan yang bergetar panik. Sumpah Doyoung tidak pernah begini sebelumnya, padahal hanya sekedar di panggil bersama bukan di suruh tinggal bersama

"Hey jangan terlihat gugup atau kau akan seperti badut di depan si Jung jelek itu, kuatkan dirimu usahakan jaga jarak oke?"

Doyoung mengangguk cepat, mengatur nafas pelan lalu mengepalkan tangannya "Aku bisa."

Seperti petuah Ten sebelumnya, Doyoung benar benar menjaga jarak. Membiarkan Jaehyun beberapa meter di depannya dan ia mengekor sembari menautkan kedua tangan

Sampai masuk ke ruang Wali kelas pun Doyoung masih menjaga jarak, mereka berdua masing masing berada di ujung kursi

Itu mengundang kernyitan dalam bagi Wendy, tapi ia menggeleng berusaha mengerti mungkin karena mereka tidak dekat.

"Kalian terpilih sebagai siswa yang mewakili sekolah kita untuk Olimpiade Biologi tingkat Kota, perlombaannya masih tiga bulan lagi Ibu harap kalian bisa bekerja sama."

"Baik. Saya mengerti." Jaehyun bersuara, sementara Doyoung masih diam. Olimpiade? Tapi ia merasa nilainya rata rata tidak terlalu tinggi kenapa kenapa bisa terpilih?

Dan apakah itu artinya tiga bulan ke depan ia akan terus bersama Jaehyun? Astaga haruskah Doyoung mengumpat atau menangis bahagia

Ini terlalu mendadak.

________________

Lee Taeyong menyodorkan tiga mangkuk Jjangmyon termasuk miliknya keatas meja, spesial untuk Doyoung tambahan dua telur rebus matang

Siapa sangka Ketua basket tampan macam Lee Taeyong jadi Babu dua siswa paling tidak Populer di sekolah

Ya walaupun tidak terlalu masuk diakal tidak ada yang mempermasalahkannya, toh itu urusan mereka. Setidaknya ini yang Doyoung sukai dari sekolahnya, semua siswa cenderung Fokus pada dirinya sendiri

"Ten mau Telurnya? Taeyong? Kenapa cuma aku yang pakai Telur rebus." Doyoung mengulurkan telur itu, ingin di berikan pada Ten namun sahabatnya itu menarik mangkuknya menjauh pun dengan Taeyong


"Kau sedang dalam masa pertumbuhan makanlan yang banyak, aku bosan makan telur."

Doyoung mendengus, menyingkirkan tangan Taeyong yang menepuk kepalanya "Kau pikir aku anak kecil? Ish Minggir."

Tawa Taeyong mengudara ketika Doyoung lagi lagi menendang kakinya dan Ten membuka mulutnya kecil. Oh Doyoung tidak pernah Seperti ini sebelumnya, mungkin keputusannya menjodohkan Doyoung dan Taeyong lebih baik daripada melihat sahabatnya terus menerus Menaruh hati pada si Jung Jelek Jaehyun

"Omong omong kenapa kau di panggil wali kelas tadi?" Ten bertanya, memberikan segelas air dingin di dekat mangkuk Doyoung

Serius, Doyoung tidak mengerti kenapa Ten dan Taeyong bersikap seolah ia sedang sekarat. Ayolah, Doyoung masih bernafas dengan benar


"Aku terpilih ikut Olimpiade Biologi bersama Jaehyun, aneh kan? Padahal otakku pas Pasan begini." Suaranya terdengar seperti Radio rusak, mulut penuh dengan makanan sedikit meredam suaranya jadi tidak jelas



"Iya ya kau kan bodoh, kenapa bisa terpilih," Ten menyahuti, menirukan pose berpikir dengan jari telunjuk di dagu


"Sialan padahal nilaimu bahkan lebih hancur Chittaphon."

Ten Tertawa, Taeyong menggeleng pelan lengannya terulur menepuk ingin Bibir Doyoung yang barusan mengumpat. Namun tangan pucat lainnya lebih dulu menahan

Baik Doyoung maupun Ten langsung mengalihkan pandangan pada Jaehyun yang sekarang berdiri sembari menahan tangan Taeyong yang terulur

"Apa maumu?" Taeyong menyentak lengannya kasar, memicing tajam ketikan Jaehyun hanya menaikan alis

Jari telunjuk lelaki itu teracung menunjuk Doyoung yang masih terpaku "Kau datang ke rumahku Jam tujuh nanti."

"Aku ikut!"

Tatapan Jaehyun menajam, sedikit tidak suka Taeyong ikut campur dalam urusannya "Apa keperluanmu ikut?"

Taeyong berjalan ke samping Doyoung, menepuk bahu pemuda itu sembari merangkulnya "Aku harus menjaga anak ini, aku sudah janji padanya."

Sedangkan Ten menggigit bibir, kenapa Vibenya Seperti Doyoung sedang di perebutkan?

"Aku tidak mengijinkan dia membawamu ke rumahku!" Jaehyun membalas, memicing tidak suka

Tapi Taeyong tak menyerah dia berkacak pinggang "Kau siapanya? Pacar? Bukan kan? Jangan so mengatur deh."

Doyoung yang jengah, menarik lengan Taeyong sedikit kencang Keluar dari Area kantin. Dia melempar beberapa lembar uang "Ten aku pergi dulu."

Kan benar apa kata Doyoung hari ini orang orang aneh semua.






















To Be Continue.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keep Calm And Loving You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang