Twilight Conqueror

twilight conqueror- 18

" Mas ini selalu saja menyalahkan diri sendiri, padahal itu juga kesalahan ku.
Seharusnya saat itu aku Bisa saja menolak lamaran ummi, tapi karena perasaan bodoh ini aku malah mengiyakannya tanpa memikirkan perasaan orang lain terutama mba Hana.. Ucapnya sungguh menyesal

" Dia wanita yang kuat mas"ucap Fatimah

"aku bahkan tidak sebanding dengannya ia bahkan banyak berkorban untuk kebahagiaan kita . tapi lihat sekarang AKU malah menjadi duri dalam
kebahagiaan nya itu" lirihnya

" aku merasa malu padanya ia wanita yang sempurna di mataku dan juga menjadi panutan untukku . Aku ingin suatu hari nanti bisa membalas kebaikannya mas" Ucapnya tulus

    Yusuf tersenyum menanggapi keluh kesah sang istri.

"Adik'.. panggil Yusuf

"Hmm... gumam Fatimah

"Kau tau? Jedah Yusuf

"Segala sesuatu yang terjadi sudah ditakdirkan baik itu kita yang memilihnya atau terjadi begitu saja, semuanya sudah menjadi jalan takdir yang harus kita terima dengan sabar dan ikhlas"

"Adik tau... sambil menatap Fatimah

"Bukan mas mau membandingkan Hana dengan mu..ucap Yusuf  menatap Lekat mata indah sang istri

"Tapi kau tau wanita yang pertama kali bisa membuat mas takjub adalah dia"... ucapnya Jujur

"Dulu saat ummi membentaknya,.. ucapnya menerawang di masa lampau

" dia hanya diam dalam tangisnya Tanpa melawan ataupun mengadu padaku , padahal aku sangat tau apa yang dirasakan nya saat itu...

"Setelah Ummi pergi dari hadapan kami aku dengan cepat memeluk nya aku bahkan merasakan tubuhnya bergetar menahan isaknya,,saat itu aku hanya diam tanpa mengucap sepatah kata pun"...

"Tapi tanpa aku duga di mendongak menatap mataku begitu dalam aku tau ada gurat kesedihan yang ia simpan dalam tatapan kosong itu.ia lantas mengusap air matanya dan berkata padaku hiks".. ucap Yusuf menangis

     tanpa sadar beberapa bulir air matanya mengalir begitu saja membayangkan yang terjadi padanya dan juga Hana di masa lalu.
    
        Fatimah tertegun melihat pemandangan seperti itu baru kali ini ia melihat sisi rapuh dari suaminya..ia bahkan ikut menangis

"Kau tau apa yang dia katakan"?..ucap Yusuf menatap sembarang arah

""Menikahlah mas aku ikhlas""
      
    Air matanya pun tak dapat ia bendung lagi setelah mengucapkan itu ia sangat rapuh betapa sakit ia mengigat Hana kala itu . Fatimah yang melihat itu lantas berdiri memeluk pria itu, tubuh nya bergetar hebat dengan isakan yang terdengar sangat pilu. Fatimah juga ikut larut kedalamannya hingga Beberapa saat berlalu tangisan itu mereda .

Hening....
Hingga suara Fatimah memecah keheningan itu

"Tapi mas, kalau mba Hana tidak berada di sana lalu mba Hananya sekarang ada dimana" ucapnya Fatimah bingung

   Yusuf sedikit mengusap matanya yang sembab

"Kalau begitu mas cari mba mu dulu, siapa tau dia sedang jalan-jalan di sekitar sini dan tidak melihat kedatangan kita" Ucapnya tersenyum walaupun raut wajahnya masih terlihat sendu

" Ia mas hati-hati ya cepat bawah mba Hananya kesini, aku sudah tidak sabar bertemu dengannya" ucapnya tersenyum simpul

"Iya sayang"

"Apa aku gak salah dengar mas" tanyanya memperjelas

"Kenapa apa tidak boleh?..

"Apa kamu tidak suka dengan panggilan seperti itu Hmm?..ucap Yusuf berpura-pura kesal

"Baiklah aku cari Hana saja dia suka aku panggil seperti itu,,.. Yusuf tersenyum ia sengaja menggoda Fatimah yang terlihat kesal olehnya

"Hmm..aku suka kok mas hanya saja belum terbiasa".. ucapnya pelan hampir tak terdengar

"Jangan malu begitu pipinya merah loh sayang,,.. ucap Yusuf lagi dengan muka jahilnya

"Ih mas, sana cariin mba Hananya" Ucapnya tersipu

    ia segera mengusir suaminya karena sejatinya ia sudah sangat malu sekarang bahkan Ia berusaha mengelak agar Yusuf tidak menggodanya lagi...

"Jadi ngusir mas nih.., ujarnya seolah-olah marah
     
"Ya sudah mas berangkat dulu,...

"Assalamualaikum"

"Iya mas Wa'alaikumsalam"..

  Sementara di tempat lain

"Kamu yakin dengan keputusan mu ini? aku mencemaskan mu? Hiks ini tidak mudah aku takut kehi....

UCapnya terputus ...