i. nobody sees, we're secret

36 3 2
                                    

nobody sees, nobody knows
we are a secret, can't be exposed

***

"sayang?"

kamu tersenyum mendengar suara serak nan berat nya menyapa mu. kamu sudah bisa menebak jika laki-laki di seberang sana baru bangun dari tidurnya.

"baru bangun?" tanyamu

"hmm," ia berdehem menanggapi mu

"nyenyak?" tanyamu lagi

"hmm," ia kembali berdehem

"jaem," panggilmu dengan suara sekecil mungkin.

namun yang kamu dengar dari seberang sana juga deheman yang sama seperti sebelum-sebelumnya. kamu menghela nafas sebelum akhirnya menegapkan posisi dudukmu.

tatapanmu mengarah kesana kemari seperti seseorang sedang was-was dengan keadaan sekitar. dan memang itulah yang sedang kamu rasakan dan lakukan sekarang.

menerima telepon dari kekasih idol mu di tempat umum seperti ini adalah resiko bahaya bagi hubungan kalian. tapi kamu bisa apa selain menerima panggilan suaranya.

mengingat sudah tiga hari kamu dengannya belum bertegur sapa sebab jadwal nya yang begitu padat sehingga membuatnya sibuk dan tak bisa mengabarimu.

"sayang, kamu masih disana?" tanyanya

"hmm aku masih disini," jawabmu

"kenapa hanya diam saja? aku kan ingin dengar suaramu," ujarnya

sekali lagi kamu di buat tersenyum mendengar ucapannya tersebut. tak dapat menahan rasa salah tingkah di depan umum lagi, kamu pun menunduk sembari menutup mulut mu dengan telapak tangan.

"nanti aku telefon lagi ya," ucapmu sesaat setelah mengembalikan mental mu untuk berbicara dengan nya.

"ngghh, kenapa lagi?" tanyanya sambil merengek bak anak kecil.

"kamu kan baru bangun tidur, sepertinya juga kamu masih mengantuk jadi–"

"tidak mau!" pungkasnya tak memperbolehkan kamu menyelesaikan ucapan mu.

"aku sedang di cafe," ucapmu

"jadi?" ucapnya

kamu menghela nafas mendengar itu. kamu tahu jika jaemin sudah berbicara seperti itu, itu tandanya ia tak peduli mau dimana kamu berada atau kamu sedang melakukan, kamu harus tetap berbicara melalui telepon dengannya.

"pulang kalau begitu," pintanya

"aku tidak bisa," ujarmu

"kenapa tidak?" tanyanya

"aku sedang menunggu teman ku," jawabmu

"siapa? laki-laki atau perempuan?" tanyanya posesif

"perempuan," jawabmu sedikit terkekeh.

"sudah dulu ya?" imbuhmu

namun di jawab dengan rengekan olehnya lagi.

"kamu tidak takut?" tanyamu sembari menatap kearah pintu menunggu kedatangan teman yang kamu tunggu.

"kenapa harus takut? tidak akan ada yang lihat dan tidak akan ada yang tahu kalau kamu sedang berteleponan dengan na jaemin, yang mer–"

kamu menginterupsi ucapannya saat itu juga, "yang mereka tahu dan lihat hanya kamu sedang berteleponan dengan kekasihmu. aku sampai hafal dengan ucapan mu itu,"

kamu terkekeh kecil bersamaan dengannya. nasib menjalani hubungan dengan seorang idol ternama memang seperti ini. apa-apa harus serba bersembunyi dan hati-hati dari publik.

"nah kan, ya sudah tidak usah di matikan telepon nya." ujarnya

"oke. kalau temanku sudah sampai aku akan langsung matikan teleponnya." sahutmu

"ya ya ya." ucapnya

kamu tahu jaemin mulai kesal ketika harus menghadapi waktu yang tidak beruntung seperti ini. jaemin tidak suka jika sedang berada di situasi; berkomunikasi melalui telepon denganmu di tempat umum; sebab itu sangat mengganggu baginya.

"jaem," panggilmu

"nanti ketahuan," sahutnya

terdengar sedikit kasar bagi mu yang mendengar nada suaranya itu. kamu mulai berfikiran jika jaemin saat ini marah sebab dirimu yang terus-menerus mengkhawatirkan sekitar. hingga pada akhirnya kamu memutuskan untuk meminta maaf karena tak ingin membuatnya semakin marah.

"oh, i-iya maaf," ucapmu

"maaf, aku tidak bermaksud mengasari kamu. cuman tadi kam kamu sendiri yang bilang takut ada yang dengar, makanya aku mencoba mengingatkan mu." ujarnya

"iya makanya aku minta maaf," jawabmu

"temanmu belum sampai?" tanyanya

"hmm, belum." jawabmu

"pulang saja, aku mau ke apartemen." ujarnya

kamu membuka bibirmu namun tak ada suara yang kamu keluarkan dari sana sebab tatapanmu kini tertuju kearah teman yang sedaritadi kamu tunggu akhirnya datang ke cafe.

"sayang," ucapmu

untuk yang pertama kalinya, kamu memberanikan diri memanggilnya dengan sebutan sayang. dan terdengar suara jaemin berteriak tak karuan setelah mendengar suara manismu memanggilnya sayang.

"apa? coba ulangi?!" serunya tak menyangka

"sayang sudah dulu ya, temanku sudah sampai." ucapmu dengan senyum terpatri di wajah.

"yes! yes! okay sayang, kabari kalau kamu mau pulang ya." ucapnya

"iya nanti aku chat, see you." ucapmu

"love you," sahutnya

oh astaga. rasanya jantungmu melemah mendengar pernyataannya tersebut. memang ini bukan kali pertama jaemin menyatakan perasaannya dengan ungkapan itu. tetapi baginy itu masih begitu sulit untuk terbiasa dengan ucapannya tersebut.

"hey, kenapa pipimu merah merona begitu?" tanya temanmu membuyarkan lamunanmu saat itu juga.

"oh, t-tidak kenapa-kenapa hehe," jawabmu sembari memasukkan ponselmu ke dalam tas setelahnya.

sejujurnya jauh di dalam lubuk hatimu ingin sekali memberitahu teman mu ini tentang hubungan yang kamu jalani bersama jaemin. membagi setiap momen manis dan pahit yang kamu lalui bersama jaemin kepada nya juga.

tetapi kamu memendam semua itu demi kebaikan mu dan juga kekasihmu, na jaemin. karena sampai kapanpun tidak boleh ada yang melihat apalagi tahu tentang hubungan yang kalian jalani ini.

***


[ to be continued ]

yaa jadi ini first chapternya
gimana menurut kalian ges?
bagus gak? ngefeel gak?
btw tenang aja, ini short ff
gak akan panjang kaya f boy
dan the bittersweet of our journey

i hope u guys would like it
and have a nice day :)

UNCOVER (JAEMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang