Tiga

25 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Setengah Dutch...cih! "

.
.
.

___________________________________________________

Mackenzie berjalan dengan raut wajah datar. Dia tidak berminat menyapa, merayu para petinggi Dutch. Namun, baru setengah jalan untuk keluar, dia dicegat oleh pria yang menggoda Kalla tadi.

"Hmm...tubuhmu aneh? Tapi terlihat kau itu seorang campuran...muka oriental Makasar tapi...tubuh besar Dutch cukup menarik. Tapi tak kusuka...oh...seorang mesties, ada hubungan apa dengan wanitaku? Kau tentu tidak mau terluka bukan? "

Pria tua yang memiliki bau tembakau The Albany Cigarette, perut besar yang menandakan kemakmuran itu memandang sinis Mackenzie. Kemudian diikuti beberapa orang yang tampak seperti bawahan pria tua itu.

"Puji tuhan, aku tak tau apa maksudmu, Mr. Aldersr. Aku hanya seorang prajurit biasa. "

Mackenzie menjawab pertanyaan dengan tenang dan sedikit memperlihatkan raut tidak peduli.

Mr. Aldersr mengangkat sedikit alisnya, menyeringai. Pria itu menggelengkan kepalanya perlahan, dan mendekat kepada Mackenzie. Kemudian menepuk pundak Mackenzie sekilas, "Kau, bebas kali ini, tapi ingat mesties, wanita itu gundik milikku..." Berkata cukup lirih dan meninggalkan Mackenzie bersama orang-orang dibelakangnya.

Ck! Dasar badebah tua!

Mackenzie menganggukkan kepalanya sekilas, dan berjalan dengan pasti ke arah pintu keluar gerbong.

...

Menuruni tangga kereta yang melaju perlahan itu. Mengambil sebatang tembakau yang dia punya, menyalakan api, mengarahkan tembakau, menyesapnya.

Tetap disini?
Berjalan?
Ah!
Tetap disini

Ketika gerbong ketiga mulai mendekati, Mackenzie, samar-samar terdengar alunan symphony 3. Dan gesekan pintu gerbong yang terbuka.

"Hei...Unru! Ayo kemari, bergabung bersama kami!" Entah ikatan batin apa yang terbentuk antara mereka berdua, hingga Harmoot tau bahwa Unru -Mackenzie- sedang menunggu datangnya gerbong delapan.

"Jangan diam saja, ayo! Jangan sampai kau tertinggal di gerbong ini," minta Harmoot sampai dia menjatuhkan tubuhnya dari atas kereta, menarik Unrunya untuk ikut dengannya. "Hei...jaga pintu itu untuk ku! Aku sedang membawa Unru kita!"

Hanya ada anggukkan kepala sebagai jawaban atas perintah Harmoot. Dan jangan lupakan cengiran tersembunyi di janggut pria itu.

...

Wan Ocean en Rail Elkaar Ontmoeten (Pertemuan Kereta Api & Lautan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang