(chap 10) rencana

147 16 5
                                    

"sebaiknya Lo cpt cpt jauhin Yesa, pange" Beby.

"Maksut Lo apaan?!" Pange.

"Lo tau kan kalau sampe org org tau Lo sama Yesa ada hubungan, kalian bakal berujung kaya kakaknya Yesa" Beby.

Mendengar perkataan Beby, pange tertunduk terdiam memikirkan nasib bagaimana Yesa kalau orang tuanya tau dia gay.

"Gua tau dari dulu kalian saling suka, tau klo Yesa suka Lo, dan Lo suka Yesa, tpi sebelumnya gua gak rela Lo sama si Yesa, jdi gua gak berani bilang ke kalian" Beby.

"Gua suka Yesa, tapi Yesa gak suka gua beb" pange.

"Knp? Karna dia dating sama Kiara sekarang?? Palingan Yesa cuman mau nutupin kedok dia, dia gk mau org org tau dia gay, suka sama sahabatnya sendiri" Beby.

"Lo harus jauhin dia! Yesa bakal tamat klo keluarganya tau dia, sama kaya kakaknya! Lo klo bnran cinta , sayang sama Yesa, harusnya Lo tau pange" Beby.

"Tapiii guaa.. guaa gak bisa" pange.

"Sadar pange! Mending dari sekarang Lo bertindak, biarin dia sama Kiara , mereka udah cocok" Beby.

Pange mulai merenungkan kata kata Beby, dia berfikir , kalau dia melanjutkan perasaan nya terhadap Yesa, itu bisa membuat masalah pada Yesa, apalagi sekarang sepertinya Yesa sudah terlihat tertarik pada pange.

Tiba tiba ponsel pange berbunyi, ternyata Yesa sudah berkali kali menelpon nya tapi tidak diangkat, karna pange terlalu serius ngobrol dengan Beby.

"Gausah diangkat, dia lagi sama Kiara kan" Beby.

"Tapi beb.." pange.

"Gausah, mending mulai dari sekarang Lo jauhin Yesa, gausah kasih dia harapan dan kesempatan pange" Beby.

Pange menutup telpon nya dan mematikan ponsel nya, dia memilih untuk pergi ke kamar bersama Beby.

Keesokan harinya.

Rencananya hari ini mereka akan pergi ke pangandaran, tempatnya agak jauh, tapi mereka memilih untuk menyetir sendiri bergantian antara Yesa dan pange.

Perjalanan sekitar 7jam, mungkin lebih, karna tempatnya berada di sebelah pantai, dan mereka juga menginap di hotel dengan view pantai yang indah.

"Kita pesen 2 kamar aja" Yesa.

"Setuju" pange.

"Gua sama pange,Beby sama Kiara bareng ya 1 kamar" Yesa.

Mereka bertiga terkejut denger kata Yesa kalau dia mau 1 kamar sama pange.

"Gak mau, gua sama Beby aja klo gtu" pange.

"Sama gua aja, biarin para cewek santai bro" Yesa.

"Gak, maaf gua sama Beby aja" pange.

Raut kesal Yesa terlihat jelas, Yesa langsung pergi secara cepat membawa kopernya, menuju kamar hotel, sementara Beby terlihat puas dengan sikap pange.

Mereka makan siang pukul 16:00 karna harus berbenah dan mandi dulu, Yesa dan Kiara pergi duluan ke resto hotel , pange dan Beby belum terlihat, dan masih di dalam kamar.

Yesa yang sepertinya kacau , berusaha menelpon pange, tapi tetap tidak diangkat, Sampai mereka selesai makan, tapi pange dan Beby belum juga turun.

21:40

Bahkan malam pun mereka terpisah, dan Yesa memilih untuk delivery food dan makan didalam kamar, tidak tau apa yang pange dan Beby lakukan, tapi itu membuat Yesa sangat kesal.

23:11

Kiara sudah tertidur, Yesa yang tida tau kenapa mulai merasakan panas dalam tubuhnya, dan hatinya sangat sakit, berfikir keras, apa yang terjadi dengan pange, kenapa sepertinya dia menghindari Yesa.

Tanpa sadar Yesa mulai berjalan ke arah kamar pange dan Beby, saat sampai didepan pintu kamar mereka, dia sekali lagi menelpon pange tapi tidak diangkat, dengan terburu buru Yesa menggedor gedor pintu kamar pange.

DOR DORR DOR DORRR !!

Tetap tak ada yang menjawab.

"PANGEEE! PANGE!!" Yesa

Sudah tidak karuan bagaimana Yesa dengan kasar memanggil nama pange.

Dan beberapa saat kemudian pange keluar, sepertinya pange belum tertidur, karna dia sama sekali tidak terlihat mengantuk.

"Ngapain?!" Yesa.

"Lahh Lo yang ngapain??!" Pange.

"Keluar" Yesa.

"Maksut Lo apa yes?!!" Pange.

Yesa menyeret pange kelur dari kamar, dan membawa pange ke tempat sepi di bawah basemen hotel.

Yesa mengeluarkan kunci mobil, dan membuka mobil lalu sekali lagi menyeret tangan pange, supaya dia masuk ke dalam mobil.

"Apaa???!" Pange.

Tanpa memberi aba aba, Yesa dengan cepat mendudukkan pange dan memakaikan pange sabuk pengaman dengan kencang.

"Kenapa yes!!! Jawab!" Pange.

"Ssssttttt" Yesa.

Membekap mulut pange, dan memandangi pange dengan tatapan tajam, tapi raut wajah itu mulai berubah menjadi sedih saat Yesa berusaha memeluk tubuh pange.

Pange yang tersadar dari terkejutnya, menolak pelukan Yesa, terdengar suara tangisan Yesa yang berusaha tetap memeluk pange.

"Hhisshh hiisshh pangee" Yesa.

"Yes...Lo nangis??" Pange.

"Jangan jahatin gua plisss" Yesa.

"Gakk jangan jauhin gua!!!" Yesa.

Tatapan kacau Yesa membuat pange merinding, dia bingung, memikirkan kenapa Yesa seperti ini cuman karna dia menjauh sedikit darinya.

ypTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang