"Doy, cowok yang bareng kamu tadi siapa?" Tanya cewek yang sedang asik memakan ice cream kini menatap intens cowok yang berada disebelahnya.
"Eh? Pa--
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, cewek disebelahnya terlebih dahulu memotong pembicaraannya."Ganteng banget tau"
"Kayaknya aku suka dia deh Doy".
"Kalian temenan kan?" Tanya nya lagi.
"I...iya, kita sahabatan. Hehe".
"Kenapa emang nya Ra?"
"Comblangin kita dong, mau ya Doy? Please". Cewek itu memohon dan menatap Doyoung dengan puppy eyes nya.
Doyoung tampak termenung dengan perkataan sahabatnya itu. Bagaimana bisa ia mendekatkan sahabatnya dengan Haruto yang notabe nya adalah pacarnya sendiri.
"Doy? Gamau ya? Doyi gamau ya kalau aku seneng? Doy please, mau ya? ya? ya?"
"Eh, i...iya mau kok Ra".
"Makasih Doyi, Doyi baik banget deh". Ucapnya sambil memeluk Doyoung yang tersenyum tipis.
•••
Doyoung menyandarkan kepalanya di pundak Haruto. Seharian ini mood nya sangat berantakan.
"Haru". Panggilnya saat tau tangan besar sedang mengusap kepalanya pelan.
"Kenapa sayang?"
"Dobby boleh minta tolong ngga? Tapi Haru janji jangan marah ya?"
"Minta tolong apa by? Iya, aku janji nggak bakalan marah".
"Dobby minta, kamu pacarin Nara ya?"
Haruto menatap Doyoung tidak percaya. "Maksud kamu?"
"Kamu pacarin Nara, sahabat aku".
"By kamu jangan gila". Haruto marah. Mana ada orang yang mau menuruti keinginan gila pacarnya.
"Aku nggak mau".
"Haru please, demi aku. Dua bulan aja".
"Nara suka banget sama kamu, aku nggak mau buat dia kecewa".
"Terus ngorbanin hubungan kita? Jangan gila deh by. Jawaban aku tetep sama".
"Haru, cuma dua bulan aja. Habis itu kalian putus. Selama pacaran sama Nara kita masih bisa kaya gini. Mau ya?" Doyoung mendongak menatap Haruto dengan puppy eyes nya.
Tapi ini Haruto. "Aku bilang nggak ya enggak, kamu jangan maksa".
"Aku mau sendiri dulu by".
Lalu setelahnya Haruto meninggalkan Doyoung sendiri. Doyoung hendak menyusul Haruto tetapi ia ingat Haruto butuh waktu untuk sendiri.
•••
Doyoung kini menatap pemandangan di depannya. Hati nya sakit melihat orang terdekatnya terlihat begitu mesra. Orang-orang yang melihat mereka pasti setuju dengan kata couple goals yang ditujukan kepada mereka berdua.
"Dobby nggak boleh cemburu, emang ini kan yang dobby mau?" batin nya. Ia lalu pergi meninggalkan tempat itu.
ㅡ flashback
Doyoung menghampiri Haruto yang duduk di balkon kamarnya.
"Haru? Dobby boleh ikutan duduk?"
Haruto hanya menganggukkan kepalanya, ia masih sedikit jengkel dengan perkataan konyol Doyoung tadi.
"Haru masih marah sama permintaan Dobby tadi ya?" Haruto masih diam, dia menatap lurus pemandangan di depannya tanpa menoleh sedikitpun ke arah pacarnya.
"Haru tau nggak? Kalau dulu waktu itu nggak ada Nara mungkin Dobby udah nggak ada".
Mata Haruto memanas mendengarkan Doyoung. Tiba-tiba pikirannya tertuju kejadian dimana pacarnya hampir kehilangan nyawanya.
"By..." Suara Haruto terdengar sangat pelan. Nafasnya memburu mengingat kejadian itu.
"Haru tau kan yang nyelamatin dobby saat itu Nara?". Haruto mengangguk.
"Aku nggak tau harus bales kebaikannya Nara kaya apa. Terus kemarin dia lihat kamu sama aku, dia bilang suka sama kamu. Dia minta tolong buat deketin dia sama kamu. Aku nggak enak nolak permintaannya haru".
Haruto hanya mendengarkan pacarnya berbicara, tidak berniat menyela pembicaraan pacarnya.
"Haru mau kan? Cuma dua bulan aja".
"Mungkin kalau nggak ada Nara waktu itu, Dobby nggak bakalan ada disini sama Haru".
"Oke, fine. Aku mau".
"Cuma dua bulan dan nggak akan lebih". Lanjutnya.
"Beneran? Haru mau? Makasih Haru". Ucapnya sambil menenggelamkan wajahnya ke dada pacarnya.
•••
Semenjak saat itu, Haruto menjadi lebih sibuk. Iya, sibuk dengan pacar barunya dan menjadi lebih cuek ke Doyoung.
Doyoung tahu perubahan sikap Haruto kepada dirinya, tapi ia memilih untuk berfikir positif. Lagipula semua ini kan permintaannya.
Bahkan waktu untuk ketemu saja tidak bisa. Jangan kan bertemu, panggilan dan pesan dari Doyoung pun kadang tidak digubris oleh pemuda Jepang itu. Jika ditanya oleh Doyoung tentu saja Haruto akan menjawab bahwa ia sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.
Seperti saat ini, mereka berdua sedang bertemu di cafe. Dengan paksaan Doyoung tentunya. Karena hari ini adalah hari jadi mereka.
Lihat saja, hanya dirinya yang mengoceh sendiri. Sedangkan pria dihadapannya malah asyik dengan handphonenya sambil tertawa. Doyoung tahu betul penyebab pacarnya itu tertawa, karena sahabatnya kan?
"Haru, sejak kapan?".
"Apanya?" Haruto kembali menatap malas orang di depannya.
"Sejak kapan Nara berhasil ambil alih posisi aku di hati kamu?". Matanya hampir mengeluarkan air mata saat menanyakan hal itu kepada pacarnya.
"Apaan deh Doy, gue cuma ngejalanin apa yang lo mau".
"Dobby tahu, aku tahu semuanya Haru. Kamu berubah Haru".
"Gue berubah gimana sih? Gue masih sama, gue masih sama jadi pacar lo. Gue capek Doy. Kalau ketemu pasti ujung-ujungnya jadi ribut gini, Lo sendiri yang mau semua ini terjadi. Gue juga sibuk Doy".
"Sibuk pacaran sama Nara?" Pertanyaan Doyoung mampu membuat Haruto tertohok.
"Kamu berubah Haru. Kamu jadi lebih sibuk, nggak ada waktu buat aku. Bahkan kamu tadi panggil aku apa? Lo-gue".
"Terus lo mau apa? Putus?". Doyoung menggelengkan kepalanya ribut. Satu kata yang Doyoung tidak mau dengarkan saat ini.
"Maaf Doy, tapi gue lebih nyaman sama sahabat lo. Dan maaf gue mau kita sampai sini aja. Makasih buat satu tahunnya".
Haruto melenggang pergi begitu saja meninggalkan Doyoung yang masih tidak percaya. Ia menggelengkan kepalanya pelan, tidak lupa dengan air matanya yang terus menurun membasahi pipinya. Ia tidak menyangka bahwa hari jadi nya dengan Haruto berakhir begitu saja.
Terimakasih Haruto untuk satu tahunnya dan semoga kamu bahagia dengan pilihannya.
END
Maaf banget kalau nggak ngefeel, makasih yang udah mau baca❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
attention - kdy x maknae line
Teen Fictiononeshoot / bisa jadi lebih [ Disclaimer ] : • bxb • 100% fiksi • jangan dibawa ke rl‼️ ㅡ Ini cerita tentang Doyoung x maknae bongsor line Makasih banget yang udah mau baca.