Tentang boys group TWEL.VE
Berdasarkan nama grup yang merujuk pada angka dua belas berarti grup ini beranggotakan 12 orang. Diantaranya Juna, Dio, Mark, Chou, Tian, Seno, Brams, Mike, Eiji, Axel, Ben, dan Chris. TWEL.VE debut pada Desember 2016 dengan album pertama mereka yang berjudul "the first one day with u".****
"Guys liat deh! Mereka bakal konser di JBT!" ucap salah satu cewek di bangku depan.
"Halahh palingan hoaks. Dulu juga lu bisanya ngeboongin kita terus."
"Engga, Kali ini gue beneran!Gue berani cabutin gigi gue kalo boong. Gak percaya? liat aja di Stargram akun ofcnya."
Daripada penasaran dan membuktikan bahwa omonganya benar, mereka para dewi pemuja boy grup tersebut memilih mengecek di stargram. Berita itu ternyata benar. Saking bahagianya mereka berjingkrak-jingkrak, ada yang melongo sampai gak sadar, ada juga yang pingsan gara-gara gak percaya. Ada satu cewek diantara mereka yang gak tertarik pada berita itu, ia adalah Vio. Vio orangnya kalem, gak suka basa-basi dan tak tertarik pada hal-hal yang tidak perlu. Bahkan disaat orang-orang membicarakan bahwa grup terkenal akan konser di JBT, Vio malah menutupi telinganya dengan earphone lalu menunduk sambil tertidur.
Tanpa terasa bel pulang berbunyi. Setiap pulang sekolah Vio punya kebiasaan mendengarkan musik dengan earphone. Ketika ia sedang asik mendengar alunan musik, Dara datang menghampiri. Dara heboh sendiri tapi karena Vio memakai earphone jadi tidak ditanggapi. Merasa dipermainkan, Dara pun menarik kabel earphonenya.
" Apa sih Dar ganggu gue aja!" Kata Vio.
" Ya maaf. Habisnya gue ngomong daritadi gak ditanggepin."
"Terus lo mau ngomong apa?" Tanya Vio.
" Temenin gue ke konser TWEL.VE yu, tenang aja tiket sama uang saku gue yang traktir."
" Gak, gue gak minat sama sekali buat nonton konser ga jelas. Mending gue bantuin ibu di toko."
" Ayolah. Cuma kau satu-satunya temen yang bisa dipercaya. Kapan lagi kan lo nonton konser. Anggap aja ini hadiah ulang tahun lo nanti."
"Ah... ultah gue masih lama keleuss!"
"Mau apa nggak nih? Kalau beneran gak mau, gue mau ngajak yang lain." Kata Dara.
" Kalau Lo maksa sih gue dengan terpaksa setuju."
" Hadeuhh!!! Dari tadi kek bilang setuju, malah bikin drama dulu."
"Jadi kapan konser TWEL..LAP itu dimulai?"
" TWEL.VE, Vi. TWEL.VE!!!"
" Apapun namanya gue gak mau tau. Pokoknya kabarin gue aja lah ya. Gue mau lanjut jalan keburu hujan udah mendung, bye!"
Tengah malam susana sedang sunyi, ponsel Vio berbunyi. Ia setengah sadar mengeceknya ternyata pesan dari Dara.
" Jangan lupa ya,Vi. Lusa harus siap-siap temenin gue. Awas kalo lo gak sampe dateng!"
Vio tidak membalas pesan Dara. Ia melanjutkan tidurnya. Keesokannya saat Vio akan berangkat sekolah, Dara sudah menunggu di depan rumahnya. Vio kebingungan karena tak biasanya Dara pergi bersamanya.
" Hai Vii!!!"
"Eh elo Dar. Tumbenan nungguin gue, biasanya juga gak bareng."
" Lagii mau aja sih. Yu berangkat!"
Vio tak menjawab ajakan Dara. Seperti biasa Vio memakai earphone. Ketika sampai di sekolah, semua cewe pada ribut karena ada satu siswa yang menjual merchant unofficial TWEL.VE. Mata Vio terbelalak melihat kelakuan cewe-cewe yang kegirangan.
"Vi beli fotocard TWEL.VE yu!" Ajak Dara.
" Kamu aja, gak usah ajak-ajak gue. Kalo lo ngajakin beli makan mah hayu."
"Yahh kok gitu sih. Kamu itu kenapa sih kok kayak benci banget sama TWEL.VE?"
"Bukan benci, gue gak suka aja. Dah ya gue masuk duluan."
Baru saja kaki kanan melangkah masuk ke kelas, tak henti-hentinya Vio mendengar perkataan perkataan tentang TWEL.VE. Kesabaran Vio sudah habis, akhirnya amarah meluap hingga kelas mendadak hening.
"Woyy, Vio lo kenapa sih ganggu kesenengan orang aja!"
"Elo yang kenapa...berlebihan banget ngefans sama twelev."
"Gak suka? Mending lo Vi cabut aja dari kelas kalo gak mau gabung!"
Sampe kiamat pun twelev gak bakal jadi milik kalian semua! Ada benarnya juga. Aku harus segera pindah dan menjauhinya
Vio tidak tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Melody
Teen Fiction⚠️ DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENYALIN DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN DARI PENULIS. Berawal dari ketidaksengajaan menonton konser bersama temannya, Vio justru mendapatkan sekantong emas yang tak pernah ia duga sebelumnya.