Arriverdeci [1]

170 17 10
                                    

Naruto and all characters © Masashi Kishimoto

Song Playlist/Arriverdaci © Kamelia Senja

Rate: T+

Song: All Too Well - Taylor Swift

•••

Oh, your sweet disposition
And my wide-eyed gaze
We're singing in the car, getting lost upstate
Autumn leaves falling down like pieces into place
And I can picture it after all these days

Kamar bernuansa feminin dengan corak warna ungu muda yang menyejukkan mata, nampak rapi dengan bantal dan selimut yang tersusun simetris. Si penghuni kamar sedang mematut di depan cermin memindai kembali penampilannya dari ujung kaki hingga kepala. Ini kencan kesekian kali untuk Hinata dengan sang pujaan hati, dan menatap dirinya melalui cermin selama tiga puluh menit selalu ia lakukan.

"Kak Hinata! Kak Naru sudah menunggu di bawah," teriak Hanabi dengan suara lantang.

Hinata kembali memandang dirinya dalam cermin dengan dress selutut berlengan hingga siku dalam beberapa detik. Ia segera bergegas turun menemui kekasihnya yang telah menunggu di lantai pertama rumahnya.

"Halo, Naruto-kun. Maaf membuatmu menunggu lama." Hinata menyambut uluran tangan Naruto untuk digenggamnya.

Naruto tersenyum lembut memaklumi waktu Hinata untuk bersiap-siap pergi berkencan dengannya, "tidak apa-apa. Aku baru saja tiba."

Jalanan nampak gemerlap dengan lampu jalan menghiasi sisi kanan-kiri. Kencan mereka malam ini untuk menikmati makan malam bersama dan menonton tayangan bioskop. Tak banyak aktivitas yang dilakukan sepasang kekasih itu. Mereka hanya menikmati momen seharian bersama.

Jalinan asmara yang telah terajut hampir satu tahun ini masih terjaga. Kesibukan yang melanda keduanya tidak membuat mereka jenuh akan hubungan yang mereka jalani.

Pertemuan singkat di sekolah almamater mereka di akhir musim panas yang diisi beragam kegiatan olimpiade, membawa Naruto untuk mengenal Hinata. Kegiatannya melakukan pengabdian mengajar fisika dan membimbing peserta olimpiade yang saat itu diwakili oleh Hinata, berbuah manis dengan munculnya ketertarikan Naruto kepada gadis cerdas dan manis itu.

Selama satu bulan, Naruto mendampingi Hinata mempersiapkan olimpiade, dan getar-getar perasaan terhadap gadis itu tidak dapat ditahannya lagi. Naruto mengungkapkan perasaannya kepada Hinata, dan disambut baik oleh Hinata setelah mereka bersama sebagai guru dan murid selama satu semester lamanya.

"Bagaimana persiapan ujian masuk perguruan tinggi? Apa Hinata ada kendala?" tanya Naruto kepada Hinata yang bersandar nyaman di bahunya sembari menikmati pemandangan Kota Tokyo di atas bianglala besar.

"Ujian kelulusan baru saja selesai. Aku baru mempersiapkan beberapa buku pelajaran yang dibutuhkan, dan akan mendaftar untuk mengikuti bimbingan belajar yang diselenggarakan Universitas Tokyo," jelas Hinata tanpa menjauhkan posisi kepalanya di bahu Naruto.

"Kapan bimbingannya akan dimulai?"

"Dua pekan yang akan datang."

"Sudah tahu akan tinggal di mana selama bimbingan? Atau pihak kampus menyediakan asrama?" tanya Naruto memastikan.

"Aku belum membicarakannya dengan kak Neji."

Tanggapan Hinata membuat Naruto mengerti. Sekolah mereka terkenal bertaraf elit yang diisi oleh artis dan anak-anak dari keluarga kaya raya. Hinata yang beruntung dengan kecerdasan dan keuletannya hingga bisa mendapat beasiswa di sekolah itu. Tentunya, itu membuat Neji dan keluarga Hinata berharap banyak akan kesempatan untuk Hinata bisa melanjutkan pendidikan di Universitas Tokyo melalui jalur undangan karena prestasinya yang membanggakan.

Song Playlists - Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang