Bab 43

880 83 0
                                    

Enjoy your reading.

Jangan lupa vote sama komennya yah 🥰

Abaikan time stamps sama typo yang bertebaran dam foto yang gk sama 😅

***********

🥀🥀🥀🥀🥀🥀

       Jimin mendongak.Melihat langit malam dalam mata birunya yang masih memancarkan kesedihan juga rasa kecewa yang ada di dalam dirinya.Dia tahu kalau dia sedang berlaku tidak sopan dengan tetamu keluarganya.Tapi, hal ini juga sangat tidak sopan bagi Jimin sendiri. Bagaimana cara ibunya berfikir? Bagaimana ibunya tau kalau hal ini akan membuatnya senang? Jimin tidak pernah merasa senang dengan setiap paksaan yang di keluarkan oleh ibunya.

         Hanya sahaja, malam ini, dia tidak mahu mengecewakan ibunya. Maka dari itu dia menjadi anak yang begitu penurut setiap kali ibunya memintanya melakukan itu dan ini. Tapi, kalau sudah masuk ke dalam kata mengikat hubungan dengan orang asing, Jimin tidak mau menurutinya.Ini soal masa depannya.Ini soal perasaannya.Kenapa ibunya bisa mengatakan hal itu tanpa bicarakan hal ini dengannya? Walaupun Jimin tahu akhirnya selalu tidak baik, setidaknya bicarakan hal ini dengannya dahulu.

       Tubuh Jimin tersentak saat ada sesuatu menyentuh kedua pundaknya. Tidak memerlukan waktu yang lama, Jimin menolehkan kepalanya ke arah gerangan yang datang menemaninya malam ini. Scents itu kembali masuk ke dalam rongga pernafasannya.Hutan hujan dan juga pokok oak.Jimin tidak pernah tahu kalau scents seperti ini, ada pada seorang alpha yang bekerjaya.Jimin juga tidak pernah tahu kalau scents ini bisa menenangkan hatinya yang gundah sebentar tadi.

        "Angin malam gak bagus buat tubuh kamu.Jadi, pakai dulu jaketnya." Jimin diam.Tidak berniat mau mengeluarkan suaranya.Hanya melihat Jungkook sebentar sebelum dia mengalihkan kembali pandangannya ke arah langit malam yang sedang menyinarkan cahaya bulan dan juga bintang di sana.

        Keduanya memilih untuk berdiam diri.Jungkook tidak menutup scentsnya.Malah, dia mengeluarkan scents hutan hujannya agar omega Jimin bisa betenang.Dan hal itu sepertinya menjadi.Tubuhnya yang gelisah, mulai diam di tempatnya. Tangan yang bergerak mengusap kedua lengannya juga sudah berhenti sebaik sahaja jaket Jungkook melindungi tubuhnya.Jimin akhirnya memegang ujung jas Jungkook. Menghirup scents yang melekat di jasnya lebih dalam agar jiwanya sedikit bertenang daripada terbakar dengan emosi marahnya.

        "Aku tau kalau ibuku terlalu memaksa kehendaknya."Jimin lagi-lagi mendiamkan dirinya.Membiarkan alpha itu berbicara daripada dia yang bersuara. Jimin menunduk.Menatap hadapannya dalam pandangan yang begitu kosong.

        "Aku gak tau kalau ibuku sudah memasang rencana sejauh ini.Jadi, sebagai anaknya, aku minta maaf sama kamu.Aku juga tau kalau kamu gak nyaman sama kehendak orangtua kita." Jimin diam sekali lagi.Dia tidak berani membalas atau bahkan buat melihat ke arah Jungkook yang berdiri di sebelahnya.Membiarkan angin menemani mereka berdua malam ini adalah pilihan yang baik.

       "Kamu gak mau coba?"Pandangan Jimin beralih dalam kecepatan yang cukup pantas. Menatap Jungkook dalam pandangan berkerutnya sementara Alpha itu hanya diam di tempatnya, sambil melihat langit malam yang pekat.

       "Maksud lo? Coba apa? Coba buat jalani kehidupan sebagai pasangan yang terikat?"Tanya Jimin.Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah Jimin.Satu anggukan dia keluarkan dengan santai.Kedua tangannya di masukkan ke dalam kocek celana jeans biru mudanya.Surai hitamnya bergerak setiap kali angin malam menyapa mereka berdua.Tampan sekali.

The Romantic Alpha Male [Media Sosial] [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang