° Kata Seseorang °

7 1 0
                                    

°°° Δύο °°°

-£-

°

~

Ada kalanya hidup kita sering merasa tertekan bukan?

Ah iya, berbicara tentang hidup, aku langsung mengingat perkataan seseorang dimasa lalu,

Perkataan yang menurutku terlalu klasik untuk disebut sebagai sebuah kepedulian, kepedulian berisi nasihat tersirat yang dengan egoisnya tak ku dengarkan hanya karna merasa dia tak mungkin mengerti masalahku,

Bodohnya, aku salah.

Setelah waktu terungkap, ada ribuan rasa penyesalan yang menghantui karna tak sedikit pun mendengar ucapannya,

dan kini, aku mengerti satu hal.

Untuk itu, aku yang akan menceritakannya pada kalian,

Note: Posisikan aku, sebagai dirimu.

Dia mengatakan,

"Saat ngejalanin hidup, setiap orang pasti nemuin masalah silih berganti, sha"

Aku menjawab,

"Saya tau, tapi kamu gabakal ngerti, karna kamu gaada diposisi saya"

"Rintangan itu ga akan sama antara satu dengan yang lain. Ada yang cuma ngelewatin kerikil kecil, tapi ada juga yang terpaksa ngelawan arus lautan. Semua cobaan itu ga jarang buat kamu ngerasa cape dan ngeluh, kan?"

"Kaya yang kamu bilang, saya butuh istirahat sebentar, entah rintangan kerikil ataupun arus lautan, semua itu sama-sama bikin cape. saya cuma mau ilangin semua bayangan negatif dan hidup normal bahagia kaya orang lain, itu salah?"

"It's okay ngeluh dalam hidup itu wajar, yang nentuin salah atau benernya ya cara kamu ngatasin keluhan itu,

Kalo positif, pasti berimbas baik
Kalo negatif, pasti berimbas buruk, sesimple itu."

"Ga sesimple itu. keluhan hidup saya ga segampang yang kamu fikir, jadi jangan bertingkah seolah kamu tahu semuanya, raf"

"Diluar sana masih ada lho orang yang lebih di bawah kamu, Jauhin semua mindset negatif ke orang lain deh. kamu harus pinter milih lingkungan dan belajar berfikir dewasa. banyak yang tulus sha, hidup ga serumit itu kalo kamu mau terbuka"

"Dari kecil saya dididik jadi pribadi yang gabisa bergantung ke siapapun. sekalipun saya manusia, tapi mindset negatif tentang manusia lain udah terdoktrin alami di otak. Manusia emang se-menakutkan itu,

okay untuk pinter-pinter milih lingkungan, andai pun bisa pasti udah saya lakuin tanpa kamu suruh. tapi sayangnya lingkungan toxic udah jadi hal biasa yang saya hadepin saat ini,

dan untuk berfikir dewasa, kamu masih ngeliat saya disini, kan? mungkin beda cerita kalo otak saya dipenuhin fikiran kekanakan yang neriakin saya buat bunuh diri,

satu hal yang perlu diinget, bahkan keluarga terdeket pun bisa nyakitin raf, dan disini kamu mau saya terbuka sama orang asing?"

"Hidup itu penuh perjuangan masing-masing, ga ada yang namanya instan. Mereka hidup ya harus siap nanggung beban sha,

I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang