Untuk pertama kalinya sejak mereka menggunakan keajaiban di keluarga mereka, Atsumu bangun dengan lengan yang bersih. Ia benar-benar berhenti mendapat pesan-pesan singkat di lengannya. Atsumu berusaha tetap tenang, meyakinkan dirinya sendiri bahwa mungkin Osamu sedang sibuk—mengingat usia mereka yang terbilang sudah dewasa. Lelaki itu cenderung tenang kala ia menghadapi suatu masalah atau persoalan, karena ia sudah terlatih seperti itu sedari dulu. Atsumu selalu sendiri sepanjang hidupnya, setidaknya sampai ia berusia lima belas tahun dan mengenal Osamu. Walau adik kembarnya tak ada disana bersamanya, tetapi Atsumu tak lagi merasa sendiri.
Jadi saat Osamu menghilang seperti ini, ia kembali merasakan kesendirian. Bukannya tak biasa, tetapi ia sudah meyakinkan dirinya selama beberapa tahun belakangan bahwa ia tak akan sendiri lagi.
Namun kadang terpikir oleh Atsumu, bagaimana dengan Osamu?
Ia berlayar pergi, meninggalkan Osamu sendiri untuk menertawakan sunyi di hidupnya. Padahal semua ini bukan salahnya, saat itu ia masih anak kecil berumur tiga tahun yang dipaksa berpisah dari rumahnya—Osamu. Namun Atsumu yang sudah berusia dua puluh tahun ini tetap merasa semua adalah salahnya. Mungkin Osamu tak akan pernah dirundung jika ia ada disana, mungkin mereka akan bertengkar setiap waktu karena permasalahan-permasalahan sepele, mungkin Atsumu akan mendapatkan plester luka lebih banyak ketika ia bertengkar dengan Osamu, mungkin mereka sudah membeli barang yang sama layaknya anak kembar pada umumnya, mungkin mereka akan pergi ke setiap sudut kota bersama untuk mencari tempat favorit mereka. Semua itu hanya kemungkinan-kemungkinan yang Atsumu harapkan dapat terjadi.
Setelah adik kembarnya menghilang selama dua minggu, untuk pertama kalinya, Atsumu mendapatkan surat dari Osamu. Ia sempat tak percaya akan apa yang dilihatnya, ia genggam erat amplop berukuran sedang di tangannya. Pikirannya menerawang mungkin Osamu mengirimkannya beberapa foto dirinya dan hal-hal lain yang ada di Hyogo, dan mungkin sebuah surat berisi ungkapan-ungkapan yang tak bisa ia goreskan di tangannya. Senang bukan main Atsumu saat tahu Osamu akhirnya mau berkirim surat.
"Gue pasti lebih cakep dari lo, Sam!" serunya bersemangat. Ia berjalan ke kamarnya, tak memedulikan mama tirinya yang menanyakan paket dari siapa yang baru saja diterimanya.
Namun senyumnya perlahan pudar saat ia membuka amplop cokelat di tangannya. Tak ada foto atau hal lainnya, hanya ada dua carik kertas yang tersemat di dalam amplop.
Untuk Miya Atsumu, rumah yang tak sempat gue kunjungi.
Atsumu tersenyum.
Hai Atsumu! Ini Osamu, hehe kurang lebih sih. Karena yang nulisin surat ini tuh Mama.
Tsum, makasih untuk dua tahun ini ya! Makasih untuk semua hal-hal kecil yang selalu lo kirim, makasih udah berusaha untuk memperkenalkan diri lo walau jarak kita sejauh satu samudra.
Mama bilang, tempat-tempat favorit yang lo datengin disana bagus-bagus banget. Dan rumah lo ternyata gede ya disana? Gue jadi penasaran deh! Dan kata Mama juga, langit disana indah banget. Perpaduan warnanya bikin mata betah ngeliatnya. Cerita-cerita yang lo tulis dibalik lembar foto juga lucu banget, dan snack yang lo kirimin udah gue cicipin juga! Ada satu sih yang gak cocok di lidah gue, tapi gak papa. Tsum, gue seneng banget bisa ngerasain gimana jadi bagian kehidupan lo disana. Terima kasih karena lo gak nyerah gitu aja demi kita makin kenal satu sama lain ya! Terus kata Mama juga tulisan lo lebih bagus dari gue? Gue gak terima sebenernya.
Atsumu mengernyitkan alisnya, mengapa semuanya diawali dengan 'kata Mama'?
Lucunya, gue gak tau tulisan lo kalo di surat gimana, Tsum. Gue bakal ngasih tau lo hal yang mungkin bakal bikin lo kaget, marah, dan mungkin bingung. Mungkin lo juga akan sedih, tapi gue gak tau juga sih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth: Miya Twins AU.
FanfictionHiraeth: A Welsh word meaning a homesickness for a home to which you cannot return; a home which maybe never was. Ini adalah cerita tentang Keluarga Miya yang diberkati oleh suatu keajaiban. Anak kembar di keluarga ini, memiliki keunikan; mereka bis...