Rembulan.

333 24 7
                                    


Di malam hari, dibawah sinar rembulan yang diiringi dengan suara-suara serangga semacam jangkrik tak membuat sosok lelaki manis bernama 'Lee Chan' terganggu, yang menganggu nya saat ini adalah perasaan sesak didada nya, ia menangis menahan rasa sakit dan sesak dihati nya. Dirinya kembali teringat akan kejadian 3 jam lalu sebelum ia bisa sampai disini.

Flashback 3 Jam Lalu.

Chan saat ini berada dirumah nya ia tengah mengerjakan kerja kelompok nya bersama Seungkwan dan Vernon, teman sekelas nya. Sambil mengerjakan mereka sesekali bercanda tawa bersama, hingga jam menunjukan pukul 8 mereka selesai dengan tugas nya, masing masing berpamitan untuk pulang kembali ke rumah mereka.

"dadah chan!" ucap seungkwan dan vernon bersamaan dan dibalas lambaian serta senyuman manis dari chan, setelah nya mereka pulang dengan motor masing-masing.

Chan kembali masuk ke dalam rumah nya, setelah membereskan buku buku nya ia pergi untuk mandi dan bersiap-siap dengan pakaian kasual nya, rencana nya setelah ini ia akan pergi jalan-jalan dengan kakak kelas yang ia taksir selama hampir setahun lebih, hebat bukan? haha.

"Chan! itu pacar kamu nyariin dibawah, udah siap belum?! Kasian atuh dia nungguin" Suara teriakan bunda chan dari bawah, chan yang mendengarnya langsung menahan malu ketika mendengar kata 'pacar' yang tadi di teriakkan oleh bunda nya, sesegera mungkin ia berlari langsung ke bawah dan menatap bunda nya dengan tatapan sengit, bunda nya hanya tertawa ketika ditatap sengit oleh anak nya.

"Maaf kak, bunda ku emang suka begitu hehe" ucap chan sambil cengengesan, orang yang diajak nya bicara nya melebarkan senyuman kearah chan dan mengangguk tandai ia mengerti.

"Udah siap?" tanya nya.

"Udah kak wonwoo, ayoo" dengan jawaban dari chan, orang yang dipanggil dengan sebutan wonwoo pun tersenyum lagi lalu menggenggam tangan nya dan membawa chan menaiki motor ninja nya.

Mereka sampai ditempat tujuan, taman bunga yang tak jauh dari jarak tempat sekolah mereka berdua. Ia turun dari motor setelah nya baru si pemilik motor ninja itu turun, mereka berdua berjalan ditaman tersebut sambil berbagi cerita mereka tentang hari ini, tidak seromantis yang dibayangkan memang tetapi yang membuat ini menjadi spesial adalah dengan siapa saat ini kamu berada.

"Chan" panggil wonwoo, chan menoleh menatap nya dan memberhentikan langkah lalu diam menunggu apa yang akan dikatakan lelaki yang lebih tua darinya itu.

wonwoo membuka suara "besok saya nikah", mendengar ucapan yang keluar dari mulut wonwoo seketika membuat dunia chan seakan-akan berhenti selama beberapa menit, mencerna kembali 3 kata yang keluar dari mulut orang didepan nya memastikan bahwa yang didengar nya salah.

Ia sadar, kemudian menatap dengan tatapan tak percaya kearah sosok yang lebih tua darinya, "kakak.. bercanda kan?" Ucap nya dengan nada yang bergetar, memastikan bahwa itu hanyalah bualan atau lelucon dari nya, saat ini perasaan chan sekarang mulai tidak tenang, campur aduk.

Wonwoo menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan chan, jujur saja ia juga sedih, ia tidak ingin juga melakukan ini tapi mau bagaimana lagi? Ketika orang tua sudah bertindak disitulah ia terkepung.

mata chan mulai memerah, air mulai membendung dimata nya dan dalam satu kedipan saja mungkin akan menetes jatuh. Ia tak tahan dengan perasaan yang saat ini membuat sesak dada nya, dengan cepat ia mulai berlari menjauh, kemanapun asalkan ia bisa menangkan dirinya saat ini.

wonwoo yang menatap nya dengan tatapan bersalah mencoba mengejarnya tetapi tertahan ketika ia merasakan ponsel nya bergetar dan memuncukkan notif telepon dari ibu nya, ia mengangkatnya dan mulai berjalan meninggalkan taman dengan perasaan kecewa besar terhadapat dirinya sendiri.

Dan disinilah chan, duduk dibangku kosong, ditemani suara-suara jangkrik serta sinar rembulan yang menyinari nya saat ini, ia terlihat menyedihkan dengan wajah nya yang berantakan, mata nya yang sembab dengan air mata yang mengalir dengan deras, bibir nya yang bengkak karena ia gigit guna menahan suara isakan tangis dirinya.

Flashback off.

Ia meremas dada bagian kiri nya, berharap segala rasa sakit dan sesak didada nya saat ini menghilang tapi percuma saja semakin dicoba semakin kuat rasa sakit nya, ia hanya bisa menangis saat ini.

Pada malam ini, dibawah sinar rembulan, ditemani oleh suara-suara jangkrik, kesunyian menjadi saksi bisu dari kekecewaan besar seorang Lee Chan.







Fin.

Yaa begitulah ending nya, terimakasih.

RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang