H A N C U R

19 2 0
                                    

Di sebuah kota besar, dengan hiruk pikuk keramaian beserta gedung yang menjulang, juga warna warni lampu yang tak luput dari pandangan sejuta mata menjadikan kota itu terlihat indah.

Namun tidak dengan Caca, seorang gadis kecil yang kini duduk dibangku kelas 3 SD di salah satu SD Negeri di kota tersebut.
Caca hidup bersama satu orang adiknya, ibu dan juga ayahnya.
Mereka hidup di rumah yang sangat sederhana, namun hal itu tidak pernah menjadi sebuah masalah dalam hidup Caca maupun keluarganya. Sampai pada akhirnya waktu itu tiba . . .

Jam menunjukan pukul 21.00 WIB, Caca bersama adik dan juga Ibunya berada di rumah menunggu sang Ayah pulang dengan harapan sang Ayah membawa makanan yang bisa untuk dimakan malam itu, karena memang Caca dan keluarganya hanya makan satu kali.
Namun penantian mereka tidak cukup sampai disitu, dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB tetapi tetap saja tidak ada tanda-tanda kedatangan sang Ayah.
" Bu, Ayah mana kok belum pulang juga? " tanya Caca.
" Iya, sabar yaa " jawab ibu sambil menyentuh pundak Caca dan juga adiknya.
" Tapi kita sudah lapar bu, dari tadi kita belum makan. " ucap Caca dan adik sambil merengek karena lapar.
Sang Ibu, sambil menangis dan memeluk Caca juga adiknya, berkata " Sabar ya nak, Ibu akan cari uang siapa tau Ibu masih ada simpenan uang receh yang nantinya bisa buat beli mie instan."
Ibu pun mulai mencari uang receh itu di dapur, laci lemari, karena memang biasanya Ibu menyimpan uang receh dari kembalian ketika membeli sesuatu di warung.
Akhirnya ibu berhasil mengumpulkan uang receh tersebut sebesar Rp 1.300,- dan Ibu langsung membelikan mie instan di warung kopi yang saat itu masih buka.
" Alhamdulillah kita bisa beli mie instan rebus, meskipun hanya satu bungkus tapi kita makan rame-rame yaa " ucap ibu sambil tersenyum.
"Iya bu" jawab Caca dan adiknya.
Ibu pun bergegas memasak mie instan rebus yang sudah dibelinya, karena hanya bisa membeli satu bungkus akhirnya Ibu menambahkan kuah pada mie tersebut agar bisa dimakan bersama, dan tak lupa Ibu menambahkan garam pada mie tersebut agar rasanya tidak menjadi hampar.

Mie sudah dihidangkan, dan saat ini adalah saat mereka makan bersama.
Namun ada hal yang aneh pada makan malam tersebut. Ibu terlihat meneteskan air mata saat menyuapi Caca dan adiknya, dan hal itu tertangkap oleh mata Caca.
"Ibu kenapa? kok ibu nangis?" tanya Caca heran.
Ibu tidak menjawab pertanyaan Caca, ia hanya menanggapi dengan memeluk Caca dan juga adiknya dengan air mata yang semakin deras. Hal ini membuat Caca semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi dengan Ibunya.

Makan malam pun selesai, Ibu menyuruh Caca dan adiknya untuk segera tidur, mengingat saat ini sudah lewat tengah malam. Caca dan adiknya menuruti ucapan sang Ibu untuk segera tidur.

Jam menunjukkan pukul 02.00 WIB namun Caca masih saja tidak bisa tidur, ia melihat adiknya yang berada disebelah kirinya terlihat sudah tertidur pulas. Namun saat Caca menghadap ke sebelah kanan, ia tidak mendapati sang Ibu tidur bersamanya dan Ayah pun belum juga pulang. Caca semakin terheran dan masih memikirkan kejadian tadi.
Akhirnya Caca mulai melihat disetiap sudut ruangan dengan mata yang sedikit terbuka dan ia mendapati sang Ibu sedang duduk disalah satu sudut sambil menangis.
Caca tidak beranjak dari tidurnya, ia memilih untuk tetap berada diatas kasurnya, menghadap ke arah sang Ibu duduk dengan mata yang sesekali sedikit dibuka, Caca terus memperhatikan sang Ibu karena rasa penasaran yang begitu amat besar. Tak terasa Caca pun turut meneteskan air mata ketika melihat sang Ibu masih saja terus menangis.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB akhirnya seseorang yang ditunggupun datang, yaaa tidak lain adalah Ayah Caca.
Caca begitu lega mendengar suara motor sang Ayah, namun Caca tetap memilih diam diatas kasurnya dan tidak beranjak seolah tertidur.
Kini Ibu dan Ayahnya sudah bertemu terlihat dari mata Caca yang sesekali terbuka sedikit untuk melihat keadaan sang Ibu.
Namun ketika Ayah Caca datang, bukan bahagia yang dirasa, tapi malah seolah Caca mendapat sebuah tamparan yang sangat keras dengan tiba-tiba.

"Kamu dari mana aja jam segini baru pulang?! Kamu nggak tau anak kamu kelaparan disini nungguin kamu, berharap Ayahnya datang bawain sesuatu yang bisa untuk dimakan" tanya ibu sambil menangis dan dengan nada yang rendah tapi tegas seolah ingin meluapkan amarahnya namun takut mengganggu anak-anaknya yang sedang tidur.
"Apa aja sih kamu suami baru dateng kok malah seperti itu!" jawab ayah dengan nada sedikit emosi.
"Kamu masih ke perempuan itu lagi?!" tanya ibu dengan tegas.
Perempuan itu, kata tersebut sungguh membuat Caca merasa tertampar dan ia tidak bisa lagi membendung tangisnya. Caca memilih menghadap ke sang Adik dan menangis. Bahkan Caca tak sanggup mendengar pertengkaran Ayah dan Ibunya, dia menutup telinga dengan gulingnya. Ya, Caca sadar dan mengerti bahwa Ayahnya telah berselingkuh dengan perempuan lain. Hal ini sungguh membuat Caca merasa hancur. Caca tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan karena dia memang masih sangat kecil untuk mencampuri urusan tersebut.
Tapi Caca tetaplah Caca, ia tetap seorang anak yang peka terhadap apa yang sedang dirasakan oleh orang tuanya. Dalam hati dan pikirannya telah berkecamuk dengan sederet pertanyaan. Apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya? Siapa perempuan tersebut? Apa yang dilakukan Ayah kepada Ibunya? Kenapa Ayah tega melakukan itu?

Bagi Caca, saat itu adalah momen yang tidak akan pernah bisa Caca lupakan. Karena Ayahnya telah membuat dia hancur dan menjadikannya trauma terhadap sosok laki-laki.
Hal itu membuat Caca berpikir bahwa suatu saat bisa jadi Caca akan mengalami hal yang sama seperti apa yang Ibu rasakan.
Caca tidak pernah tau sampai kapan luka itu akan sembuh dan harus dengan cara apa agar luka itu tidak membekas dalam diri Caca.

Apa yang akan Caca lakukan kedepannya dengan situasi yang sedang ia alami diusia dimana teman seusianya merasa bahagia dan tidak perlu memikirkan hal yang Caca pikirkan??? . . .

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Haruskah Mencari Kebahagiaan?Where stories live. Discover now