"Banjir Darah di Tambun Tulang" WIRO SABLENG

4.2K 7 0
                                    

WIRO SABLENG

Banjir Darah di Tambun Tulang

Episode : 010

Scan Kitab : Kelapalima

EBOOK by:ron3yboy-javachild

Wapsite:ronggomania.co.cc

Email:ron3yboy@gmail.com

Banjir Darah di Tambun Tulang ?Dewi kz 2

Kiai Bangkalan menggeletak di lantai batu dalam Goa

Belerang. Sedikit pun tubuh itu tidak bergerak lagi karena

nafasnya sudah sejak lama meninggalkan

tubuh!

Orang tua itu menggeletak menelentang. Dua buah

keris kecil yang panjangnya hanya tiga perempat jengkal

berhulu gading menancap di tubuh Kiai Bangkalan.

Darah bercucuran menutupi seluruh wajahnya.

Dalam jari-jari tangan kiri Kiat Bangkalan tergenggam

secarik kertas tebal empat persegi. Sedang tepat di

ujung jari telunjuk tangan kanannya, yaitu pada lantai

batu tergurat tulisan:

TAMBUN TULANG

Pendekar 212 Wiro Sableng yang berdiri di dekat tubuh

tak bernyawa Kiai Bangkalan tidak mengetahui apa arti dua

buah kata itu. Apakah nama seseorang yaitu manusia yang

telah membunuh orang tua itu, ataukah nama sebuah

tempat. Yang diketahuinya ialah bahwa si orang tua telah

menuliskan dua buah kata itu pada saat-saat menjelang

detik kematiannya karena ujung jari tangan yang dipakai

menulis masih terletak kaku di atas huruf terakhir kata

yang kedua.

Diam-diam Wiro Sableng memaki dirinya sendiri.

Seharusnya dia datang lebih cepat ke Goa Belerang itu

sehingga nasib malang begitu tidak terjadi atas diri si orang

tua. Kiai Bangkalan tempo hari telah menyuruhnya datang

dan menjanjikan akan memberi pelajaran tentang ilmu

pengobatan. Kini dia datang terlambat Kiai Bangkalan

hanya tinggal tubuh kasarnya saja lagi!

Perlahan-lahan pendekar muda ini berlutut di samping

tubuh Kiai Bangkalan. Diperhatikannya kertas tebal empat

persegi yang tergenggam di tangan kiri Kiai Bangkalan.

Ternyata kertas tebal ini adalah robekan kulit sebuah

buku. Dan pada kertas itu tertulis:

SERIBU MACAM ILMU PENGOBATAN

Banjir Darah di Tambun Tulang ?Dewi kz 3

Wiro Sableng tarik nafas panjang yang mengandung

penyesalan. Satu kesimpulan lagi dapat ditarik oleh

pendekar ini. Yaitu bahwa Kiai Bangkalan menemui

kematiannya dalam mempertahankan sebuah buku

ciptaannya. Buku tentang pengobatan itu tentulah sebuah

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 18, 2009 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

"Banjir Darah di Tambun Tulang" WIRO SABLENGWhere stories live. Discover now