Episode 7 ~ I think, I'm Fallin in Love

583 12 5
                                    

Cinta??

Cinta itu tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan seperti angin yang berhembus. Cinta datang menembus waktu, seperti badai yang menghantam apa saja yang dilaluinya dan kita tidak bisa mengelaknya. Cinta datang di tempat dan waktu yang tidak kita duga.

                                                                           *****

       Colin menatap Juniel lekat. Juniel membalas tatapan Colin. Mereka saling berpandangan. Juniel tidak kuasa menatap Colin, ia merasakan mata Colin akan mencabik-cabik hatinya. Tanpa ia sadari wajah Colin sudah berada tepat di depan wajahnya. Colin memiringkan wajahnya ke kanan dan tanpa aba-aba Colin langsung mengecup bibir Juniel.

Triiinngggg...

Cangkir yang dipegang Juniel terlepas dari genggamannya. Mata Juniel membulat, tubuhnya tiba-tiba menjadi terasa kaku, dia tidak bisa menggerakkan badannya sedikitpun. Rasanya ada ribuan kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya. Juniel terperangah merasakan bibir Colin yang sedikit basah menempel di bibirnya.

Colin melepaskan ciumannya menatap wajah Juniel yang kaget. Colin tersenyum lalu mendekatkan kembali wajahnya dan mencium bibir Juniel lagi. Satu kecup, Juniel masih kaget. Dua kecup, Juniel masih diam. Tiga kecup, Juniel tidak mengelak dan tidak protes tapi ia mulai memejamkan matanya perlahan dan merasakan lembutnya bibir Colin yang melumat bibirnya. Juniel mencium aroma Caramel yang keluar dari napas Colin. Juniel mulai membuka bibirnya mencoba membalas ciuman Colin.

Tangan Colin naik ke atas memegang rahang Juniel agar bisa menciumnya lebih dalam lagi. Juniel mengangkat kedua tangannya dan menempelkannya ke pinggang Colin. Dengan mata terpejam Juniel membalas ciuman hangat Colin. Merekapun berciuman semakin dalam larut dalam gairah romantisnya kota Roma. Gemerlap kota Roma dan dentuman suara Firework di atas langit kota Roma seolah menjadi saksi bagi dua orang anak manusia yang saat ini sedang terbawa suasana romantisnya Italia.

Juniel tiba-tiba tersadar dan mendorong tubuh Colin menjauh. Colin hampir saja tejatuh.

Juniel menatap Colin dengan pandangan nanar, raut wajahnya menegang dan lalu Juniel membalikkan badannya membelakangi Colin. Wajahnya terasa panas dan dia tidak bisa bernapas dengan baik. Juniel memejamkan matanya sambil menggigit-gigit bibir bawahnya dan meremas-remas kedua tanganya.

“Juniel-ssi,” panggil Colin ragu-ragu, tangannya mencoba menyentuh bahu Juniel tapi ia tarik kembali.

“Sepertinya aku sangat lelah, aku istirahat dulu, jaljayeo,” ucap Juniel tergagap, dia salah tingkah. Tanpa melihat wajah Colin ia pergi meninggalkan Colin di balkon. Cepat-cepat ia berjalan masuk untuk menghindar dari Colin. Sementara Colin tidak bersuara, matanya mengikuti langkah kaki Juniel sampai dia menghilang di balik gorden.

Beberapa detik ia mematung, lalu terkesiap dan tersadar dengan apa yang baru saja terjadi.

“Ottokhe?” gumam Colin. Ia mengangkat cangkir warna cokelat bertangkai itu dan menatap dengan tatapan heran. 'Apa tadi aku memasukkan alkohol ke dalamnya' pikir Colin bertanya-tanya pada diri sendiri. 

“Apa yang baru saja aku lakukan? Memalukan!” umpat Colin mengantuk-ngantukkan cangkir ke keningnya. “Ottokhe? Sepertinya dia marah, aish! Pabo!” Colin mengacak ubun-ubunnya.

Colin mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangannya, “Kenapa wajahku terasa panas?” Colin memegangi kedua pipinya, "Aigoo-ya."

Colin menarik napas panjang dan menghembuskannya berkali-kali. Ia memegangi dadanya, ada sekelebat hawa hangat di sana.  Colin meneguk habis Caramel Cokelatnya yang masih terisisa, lalu melemparkan pandangannya jauh ke ujung sana di mana bunga-bunga api nampak dengan warna warni bertebaran di langit Italia. Sepertinya di sana sedang ada perayaan, bunga-bunga api itu nampak indah dari kejauhan.

SWEET HOLIDAY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang