Hari-hari yang dilalui Shella terasa begitu berat, dia berusaha tidak memikirkan masalah-masalah yang mampir di kehidupannya.
Tak terasa sekarang dia sudah kelas sepuluh SMA, Shella bersekolah di SMA negeri di dekat rumahnya. Di sekolah yang sekarang, dia bertemu dengan seorang guru yang amat peduli dengannya. Namanya Bu Alma.
Shella sangat bersyukur bisa bertemu dengan Bu Alma, dia bisa merasakan mempunyai sosok ibu yang ada disampingnya.
Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa Shella sangat merindukan ibu kandungnya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa dia lakukan sekarang hanya belajar dan menyiapkan masa depannya.
Bu Alma sudah Shella anggap seperti ibunya sendiri, Bu Alma sangat peduli dengan Shella, bahkan Bu sering memberinya uang saku tambahan.
Biaya hidup Shella ditanggung ayah kandung dan neneknya. Beruntung ayah kandung Shella tidak melupakan tanggung jawabnya untuk menafkahi Shella.
Dua hari yang lalu, Ibu Shella menghubungi lewat telfon, dia menanyakan kabar Shella dan eyang. Shella masih kecewa, tapi dia berusaha memaafkan ibunya walaupun terasa berat.
Bu Alma selalu mengingatkan bahwa seburuk apapun perilaku ibunya dia tetaplah ibu yang mengandungnya.
Sering Bu Alma menasihati Shella dengan baik, Shella terkadang sampai menangis. Dia tak tau arah, kemana dan akan apa setelah ini? Apakah ayah atau ibunya akan mengerti perasaannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh
Teen FictionCerita ini diambil asli dari kisah hidup penulisnya. Bagi siapapun yang kenal dengan si penulis, harap jika bertemu jangan memberikan tatapan kasihan.