9 - PIALA YANG MALANG

1.4K 210 20
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Obian menatap nyalang Jirham yang baru saja melempar setumpuk pakaian di keranjang baju milik Obian. Di rumah singgah itu, mereka memang diajarkan mandiri. Mereka punya peran masing-masing dalam rumah tersebut. Obian bertugas mencuci baju, Jion bertugas memasak, Juna bertugas menjemur pakaian, Fiko bertugas mencuci piring, dan Sugi membersihkan rumah. Kecuali Jirham dan juga Vioner yang belum mempunyai tugas khusus.

"Heh! Kalau mau minta cuciin itu yang sopan! Main lempar tumpuk aja. Lo pikir gue pembantu?" omel Obian.

"Emang cocok sih."

"Apa lo bilang? Ulangin? Gue masukin lo dalam mesin cuci!" sengit Obian memukul kaki Jirham dengan sepotong baju.

"Ya kan emang tugas elu, Bang. Kenapa marah sama gue sih. Menyebalkan," cibir Jirham.

"Oh. Kalau gitu lo juga punya tugas. Cuci mobil atau motor kami yang kotor," ujar Obian.

"Dih, emang gue tukang cuci motor," decih Jirham.

"Kalau nggak mau gue bilang Ayah. Siap-siap lo ditendang dari sini," kesal Obian melanjutkan pekerjaannya. Ia menumpah cucian ke dalam mesin cuci.

"Y-ya masa gue sendirian yang cuci. Capek kali. Kalau badan gue nyusut karena kecapean gimana? Ada duit beliin gue susu fullcream?"

"Banyak tingkah ya elu. Udah numpang, nyusahin lagi. Ya udah lo ajak Vioner aja gabung sama lo."

"Ajak dia?" tanya Jirham tak yakin.

"Kenapa? Lo takut sama dia?"

"Kagak! Cih, seorang Jirham Pertalite saudaranya Perthamax, dan keponakan Benson. Gue nggak pernah takut sama siapapun. Termasuk sama Vioner. Ngerti lu, Bang?" cerocos Jirham menatap main-main Obian.

"Terserah lo mau ngomong apa. Yang penting lo menyingkir dari hadapan gue. Gue pusing ngomong sama lo."

"Liat nih, Bang. Gue buktiin tuh anak mau nurut sama gue. Gue bakal jadiin dia pengikut gue," kata Jirham berjalan menuju tangga. Ia ingin mendatangi kamar Vioner.

Jirham menaiki anak tangga dengan pasti. Sesampai di depan pintu kamar Vioner, ia mendadak ragu. Jirham melirik ke arah bawah, pasti Obian akan mentertawakannya jikalau ia gagal. Maka dengan keyakinan Jirham membuka pintu kamar itu.

"Gue masuk ya, Vio-ngapain lo?"

Jirham mendapati Vioner yang tengah melakukan sesuatu mencurigakan. Jirham melangkah mendekati Vioner yang tampak menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya.

"Lo ngapain tadi? Tuh di belakang lo apaan? Kenapa disembunyiin?" tanya Jirham semakin menyudutkan.

"Ng-nggak." Vioner menggeleng.

"Coba gue lihat tangan lo?"

Vioner menggeleng lagi.

"Apaan sih lo bikin gue makin curiga. Coba gue lihat. Putar balik lo!" paksa Jirham sambil mendekati Vioner.

BROTHER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang