"Jangan berharap pada siapapun, cukup percaya pada diri sendiri. Karena itu sudah lebih dari cukup."
.
PERHATIAN!
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan karakter, tempat, waktu dan peristiwa itu hanyalah unsur ketidaksengajaan dari kami.
.
Saat ini kedua pria yang berbeda usia tengah berada di sebuah taman, yang lebih tua sibuk mengobati luka yang menghiasi di wajah yang lebih muda.
"Kalau mau nangis, nangis aja." Celetuk yang lebih tua yang jatuhnya seperti ledekan membuat yang lebih muda mendengus sebal.
"Untuk apa?" Chanyeol melirik sekilas saat melihat yang lebih muda justru dengan santainya menikmati es krim yang ia belikan sebelumnya.
"Anak seusiamu pasti menangis saat diganggu teman-temannya." Renjun hanya menaikkan kedua bahunya sambil sibuk menjilat es krim yang cepat sekali mencair.
"Mereka bukan teman-temanku," Jawab yang lebih muda asal, membuat Chanyeol yang mendengarnya hanya menghela napasnya susah payah.
"Uangmu diambil mereka, tidak sedih?" Pancing Chanyeol sekali lagi membuat Renjun berpikir sejenak, namun setelahnya yang lebih muda kembali menggeleng membuat yang lebih tua mendadak frustasi sendiri.
"Mereka butuh mungkin," Mungkin anak ini kaya, itu yang Chanyeol pikirkan agar tidak membuat pertanyaan lebih jauh. Mendengar ucapan anak ini membuat darah tinggi Chanyeol meningkat drastis.
"Lain kali laporkan hal ini pada gurumu." Renjun menoleh saat Chanyeol sudah selesai mengobati luka di wajahnya.
"Kenapa harus?" Tanya Renjun yang kali ini membuat Chanyeol mengernyitkan wajahnya bingung, kenapa anaknya bertanya?
"Itu wajar bukan? Mereka berbuat salah, tentu harus mendapatkan hukuman." Terang Chanyeol membuat Renjun terkekeh kecil sambil menikmati es krim gratisnya.
"Kenapa tertawa?" Banyak sekali hal menarik yang membuat Chanyeol merasa aneh sendiri dengan sikap anak ini.
"Jangan terlalu berharap dengan guru-guru di sekolah, nama baik lebih penting daripada keadilan." Chanyeol memilih untuk diam.
Jujur saja ucapan anak ini cukup berbahaya, kali ini Chanyeol tidak akan menanyakan apapun lebih jauh.
"Terima kasih es krimnya ahjussi, lain kali aku traktir es lilin." Ucapan aneh itu justru mengundang senyuman lebar di wajah Chanyeol, yang lebih herannya lagi Chanyeol justru mengiyakan hal itu.
"Hati-hati di jalan." Ucapan itu sebagai penutup pertemuan mereka karena setelahnya Chanyeol kembali pulang ke rumahnya dan Renjun yang pergi entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTERIOR
Fanfiction"Tolak ukurmu tidak bisa digunakan untuk melihat dunia dengan cara yang sama." "Renjun hanya kelinci percobaan, kalian tidak perlu merasa bersalah." PERHATIAN⚠ Cerita ini hanya ide muncul dari otak author, jadi murni khayalan belaka yang dipaksa aga...