1\ Beginning

36 5 0
                                    

"Sebenarnya, yang fakta itu aku lelah hanya saja kisah diriku sendiri layaknya drama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya, yang fakta itu aku lelah hanya saja kisah diriku sendiri layaknya drama."
-Javiess

•••

"Duh bray ini kumaha atuh yah. Gada angin ga ada hujan masa iya kak Johan bakal pulang."

"Sabar Jer. Sebesar apapun masalahmu, ya bukan masalah saya." di timpuknya kepala Javiess oleh Hesta setelah mengatakan itu

PLAKK

"Jahat banget anjing lo ta, lo pikir kepala gue adonan bakpao main gaplak-gaplak aja. Kalo tumor kepala gimana?!" kesal Javiess

"Sekte mana lagi tumor kepala kocak?! setidaknya bego jangan bego-bego banget lah ja"

Kini 7 remaja berada di salah satu meja kantin, menyantap makanannya masing-masing. Seperti Hesta dan Satka yang menyantap baso kuah jeuding langganan mereka, Jeromy yang baru menghabiskan satu piring nasi kuning dan ia hendak menambah, lalu ada Seon dan Joen yang hanya memesan es jeruk, Rizky yang memakan bekal dari mamahnya. Yang terakhir aku, Javiess dengan satu bungkus rokok Malrboro dan satu batang yang di hempit kedua jariku yang juga tengah ku hisap.

Seharusnya Javiess harus merokok diluar area sekolah. Hanya saja kebetulan kantin sedang sepi karna para murid terutama siswi sedang menonton latihan dari Jeanoel, saudara kembar ku.

Kami bertujuh memutuskan untuk tidak ikut menyaksikannya dan lebih ingin mengisi perut yang kosong sejak pembelajaran pertama fisika oleh pak Reno. Hanya kelas 12 IPA 3. Tidak teruntuk Seon, Joen dan Rizky karna mereka bertiga adalah adik kelas 11 IPA 1 yang merupakan anggota geng kami. Ratthype.

"Tumben ga nontonin kembaran lo ja?" Tanya Satka tiba-tiba yang memaksa Javiess berhenti menghisap rokoknya

"Tadinya mau. Tapi ngelirik lapangan aja rame bener buset sampe ke guru sama ibu kantin."

Mereka semua terkecuali Javiess melirik tempat dimana para ibu-ibu berjualan untuk murid, guru yang ada di sekolah begitu sepi. Pasalnya mereka yang sedang menyaksikan latihan, ah bukan lebih tepatnya Jeanoel bertanding dengan musuh bebuyutannya dari kelas 12 IPS 1, Jemian.

"Eja.. "

Aku menoleh ketika seseorang memanggil nama ku dengan menepuk bahu kanan ku. Itu kembaranku. Jeanoel Avriele Adarma.

"Eh udah beres tandingnya? kok cepet? kalah, menang bro?" Aku membalikan tubuhku tanpa berdiri menghadap si kembaran.

"Bangsat lo. Baru kali ini ga nontonin gue basket malah milih ngerokok di kantin." Jeanoel menekuk wajahnya seolah olah ia begitu merajuk pada kembarannya Javiess.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elegi Javiess | JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang