Umumnya ketos dan waketos saling membantu dalam segala urusan yang berhubungan dengan OSIS. Tapi, berbeda dengan ketos dan waketos nya High School yang satu ini.
Sebastian Vettel dan Javien Draxler. Sebastian yang keras dan tegas bila menyangkut kepentingan OSIS, dan Javien yang terlalu bermain-main serta urakan.
Seperti saat ini. 10 menit yang lalu Sebastian mengirimkan pesan kepada seluruh anggota OSIS agar segera bergabung dengannya dan Javien diruang OSIS untuk membahas tentang event sekolah yang akan diadakannya dalam waktu dekat ini. Mata tajam Sebastian menelisik memandangi anggotanya, apakah masih ada yang kurang atau tidak.
Berbanding terbalik dengan Javien. Ia malah duduk santai sembari menjilati permen nya yang baru ia beli di kantin, dengan kaki kanannya ia angkat lalu bertumpu pada paha kirinya. Sebastian menepuk dahinya pelan, merasa lelah dengan kelakuan waketos nya yang sangat tidak membantu disaat saat genting seperti ini.
Satu setengah jam lamanya mereka berdiskusi membahas tentang event sekolah. Sebastian mendengus kasar, merasa pusing sendiri lantaran Javien tak ikut membantunya untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan oleh anggotanya.
"Kalian lanjutkan dulu buat rancangannya. Jangan berdebat hanya karena berbeda pendapat, olah semua pendapat kalian biar bisa jadi satu kesatuan. Saya ingin ngobrol sebentar dengan Javien, saya permisi ya semua."
Setelah mengatakan itu dan direspon dengan anggukan oleh anggotanya, Sebastian dengan cepat menyeret tangan kanan Javien kearah keluar ruangan. Javien memekik keras saat Sebastian mencengkram tangannya hingga memerah.
"Kamu masih ada niatan di OSIS gak sebenarnya?"
Sebastian bertanya dengan nada yang lembut, tapi tidak dengan tatapan tajamnya yang menghidupkan hawa menegangkan disekitarnya. Javien masih ingin menjadi bagian dari OSIS, tapi bukan untuk menjadi wakil ketua.
Flashback; sebelum Javien menjadi wakil ketua OSIS.
Hari itu OSIS juga pembinanya ribut di ruang OSIS. Lantaran wakil ketua OSIS nya tiba-tiba mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas. Bukan hanya mengundurkan diri dari OSIS, ia juga keluar dari sekolah. Sungguh disayangkan karena prestasinya yang selalu mencapai nilai terbaik.
Sunghoon memijit pangkal hidungnya, lalu menghela napasnya. Ia membolak-balikkan sebuah map berisi riwayat kinerja para anggotanya untuk dijadikan wakilnya setelah waketos dulu keluar.
Sebastian berhenti di satu halaman, riwayat kinerja milik Javien Draxler. Ia terheran-heran, mengapa Javien bisa memiliki pencapaian yang bagus? Jika Sebastian bisa ingat, Javien bukanlah tipe murid yang rajin, mau akademik maupun non-akademik.
Lama mempertimbangkan, kini Sebastian sudah memiliki 3 calon waketos untuk kemudian di voting oleh seluruh anggota. Javien Draxler, Junara Arthar, dan juga Nathaniel Benjamin.
Setelah mendapat instruksi dari Sebastian, para anggota segera menuju ke meja Sebastian untuk menulis nama kandidat yang dipilihnya untuk menjadi waketos.
20 menit berlalu, voting telah selesai. Sebastian dan juga anggota inti pergi meninggalkan ruangan OSIS untuk segera menghitung hasil vote nya.
"Kira-kira siapa ya yang bakal jadi waketos nya setelah ini?"
"Kalo gua sih yakin Junara yang bakal kepilih, secara attitude nya bagus, prestasinya selama ini juga bagus."
"Kalo gua Nathaniel sih, secara dari awal kan dia memang mencalonkan diri buat jadi ketos tapi kalah di vote nya."
"Plot twist aja ntar Javien yang jadi waketos nya. Kalau gua iya iya aja deh, takut di ngap sama Bastian."
Perhitungan voting oleh Sebastian dan anggota inti OSIS telah selesai, ini saatnya Sebastian mengumumkan.
"Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh anggota yang sudah menyempatkan waktunya untuk berkumpul, maaf atas kejadian yang tidak terduga ini. Tanpa berlama-lama lagi, saya akan membacakan hasil voting yang telah kalian lakukan tadi. Untuk kandidat Javien Draxler, mendapatkan 15 suara."
Seluruh anggota OSIS mengangkat tangannya lalu bertepuk tangan. Javien terkejut, namun ia masih berusaha menetralkan keterkejutan nya. Mana tau yang lain lebih tinggi dari punya dia.
"Untuk kandidat Junara Arthar, mendapatkan 11 suara."
Sempat hening beberapa saat, lalu mereka kembali bertepuk tangan.
"Untuk kandidat Nathaniel Benjamin, mendapatkan 12 suara."
Semuanya kembali bertepuk tangan, sudah menduga-duga siapa yang akan menjadi waketos baru nya.
Sebastian menghela napasnya kasar, ia benar-benar berharap Javien dapat mengubah perilakunya setelah menjadi waketos nantinya.
Flashback end.
Javien menyadari bahwa kinerjanya setelah naik menjadi waketos jadi menurun, tidak sebagus sewaktu ia masih menjadi anggota.
"Kemana hilangnya kerajinan kamu? Kenapa sewaktu menjadi anggota dan menjadi wakil kinerja mu sangat berbeda?" Sebastian terus melayangkan pertanyaan kepada Javien, tak memberikan kesempatan Javien untuk menjawabnya.
"Lo gatau beban apa yang gua tanggung selama gua naik jadi wakil, gua sendiri gak punya basic kepemimpinan yang tiba-tiba jadi wakil ketua OSIS. Lo juga gak memberikan sedikit tentang basic kepemimpinan ke gua, gua tertekan tau gak sih lo!" Javien menjawab dengan nada membentak di akhir kalimatnya. Sebastian sedikit terkejut, namun ia kembali menetralkan raut wajahnya.
"Kenapa kamu gak bilang sejak awal?"
"Lo nya aja yang terlalu SIBUK sama OSIS lo itu, gua selalu minta waktu sama lo buat diajarin, tapi apa? Lo selalu bilang sibuk, sibuk, sibuk."
Setelahnya Javien melangkahkan kakinya berjalan tak tentu arah, mengelilingi sekolahnya. Sebastian mengusap wajahnya kasar, menghela napas lalu ia melangkahkan kakinya masuk kembali ke ruang OSIS.
Tbc.
Hehe, belum apa-apa udah ada debat debat aja :>
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos & Waketos (SungJake)
FanfictionSebastian Vettel, ketua OSIS yang tegas dan juga disiplin luar biasa. Berbanding terbalik dengan wakilnya, Javien Draxler yang urakan dan selalu membuat ketuanya geleng geleng kepala dengan kelakuannya. SungJake lokal fanfic! Cerita ini merupakan ha...